Sekolah harus menjadi ekosistem yang mendukung pengamalan nilai-nilai Pancasila, misalnya melalui kegiatan sosial, diskusi lintas agama, dan program pengabdian masyarakat. Â
5. Pemanfaatan Teknologi:
Teknologi digital dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila secara menarik, misalnya melalui film pendek, podcast, atau aplikasi interaktif. Â
D. Pancasila sebagai Jawaban atas Krisis Identitas
Pendidikan Pancasila tidak hanya bertujuan mencetak warga negara yang patuh, tetapi juga individu yang kritis, toleran, dan mampu memimpin dengan nilai-nilai luhur. Ketika pendidikan ini dijalankan dengan serius, dampaknya akan terasa hingga ke level masyarakat luas:Â Â
- Memperkuat Kohesi Sosial: Toleransi dan gotong royong dapat mengatasi fragmentasi sosial akibat perbedaan pandangan politik dan agama. Â
- Meningkatkan Kesadaran Kritis: Generasi muda akan mampu membedakan mana nilai-nilai yang perlu dipertahankan dan mana yang harus diadaptasi tanpa kehilangan identitas bangsa. Â
- Menciptakan Pemimpin Berkarakter: Dengan berpegang pada nilai-nilai Pancasila, pemimpin masa depan akan lebih berintegritas dalam menghadapi tantangan global. Â
Krisis identitas bangsa adalah ancaman nyata yang membutuhkan solusi komprehensif. Pendidikan Pancasila adalah salah satu jawaban strategis untuk mengembalikan rasa kebangsaan, solidaritas, dan karakter bangsa. Dengan pembaruan kurikulum, peningkatan kompetensi pengajar, dan integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan ini dapat menjadi fondasi untuk membangun bangsa yang kuat dan bermartabat di era globalisasi. Â
Tantangan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi juga seluruh masyarakat. Hanya dengan komitmen kolektif, Pancasila dapat kembali menjadi panduan utama dalam menjaga identitas dan keutuhan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H