Mohon tunggu...
marsyah nabila puttri
marsyah nabila puttri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi keperawatan

mahasiswi keperawatan universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membangun Rasa Empati: Bagaimana Nakes Membantu Pasien dalam Menghadapi Proses Penyembuhan

8 Januari 2025   06:45 Diperbarui: 8 Januari 2025   06:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perawat & Pasien (Sumber: https://images.app.goo.gl/u99VGxUdtGPvPM2K9)

Peran perawat dalam penyembuhan pasien tidak hanya secara fisik saja, tetapi dapat dilihat juga secara emosional selama proses penyembuhan. Para tenaga kesehatan khususnya seorang perawat harus memiliki rasa empati yang tinggi kepada masyarakat sekitar. Empati atau kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, merupakan elemen kunci dalam hubungan antara tenaga kesehatan perawat dengan pasien sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan. Sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada pasien, perawat tidak hanya bertugas memberikan perawatan medis, tetapi juga memainkan peran krusial dalam mendukung kesejahteraan emosional pasien. Artikel ini akan membahas bagaimana empati diterapkan dalam praktik keperawatan dan pentingnya empati dalam membantu pasien menjalani proses penyembuhan.

Pentingnya Empati dalam Keperawatan

Empati dalam konteks keperawatan mengacu pada kemampuan perawat untuk memahami dan merasakan perasaan pasien. Ini bukan hanya soal memahami keluhan fisik pasien, tetapi juga mencakup pengertian terhadap kondisi emosional dan psikologis mereka. Empati yang ditunjukkan oleh perawat sangat berpengaruh terhadap kualitas perawatan yang diterima pasien serta kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Beberapa alasan mengapa empati sangat penting dalam keperawatan adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan Kualitas Perawatan: Perawat yang memiliki empati akan lebih mudah membangun hubungan yang baik dengan pasien. Pasien merasa dihargai dan cenderung lebih terbuka tentang kondisinya, baik fisik maupun emosional. Ini memungkinkan perawat untuk memberikan perawatan yang lebih tepat dan efektif.
  2. Mengurangi Stres dan Kecemasan Pasien: Ketika pasien mengalami kecemasan atau ketakutan terkait kondisinya, kehadiran perawat yang empatik dapat memberikan rasa aman. Perawat yang menunjukkan perhatian dapat menenangkan pasien dan mengurangi tingkat stres mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada proses penyembuhan.
  3. Meningkatkan Kepuasan Pasien: Pasien yang merasa dipahami dan diperhatikan cenderung merasa puas dengan pelayanan yang mereka terima. Kepuasan ini akan berdampak positif pada pengalaman pasien dan kualitas hubungan antara pasien dan tenaga kesehatan.
  4. Mempercepat Pemulihan: Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang merasakan dukungan emosional dari tenaga kesehatan cenderung mengalami pemulihan yang lebih cepat. Dukungan empatik dapat membantu mengurangi rasa sakit dan memperkuat sistem imun pasien.

Membangun Empati dalam Praktik Keperawatan

Membangun empati dalam keperawatan memerlukan keterampilan dan pendekatan tertentu yang dapat diterapkan oleh perawat dalam setiap interaksi dengan pasien. Beberapa langkah penting dalam membangun empati antara lain:

1. Mendengarkan dengan Penuh Perhatian

Dalam komunikasi, mendengarkan tidak hanya mencakup kata-kata yang diucapkan, namun juga memahami Bahasa tubuh serta ekspresi wajah pasien. Dengan mendengarkan, perawat dapat mengetahui perasaan yang dirasakan oleh pasien yang mungkin tidak diungkapkan secara verbal. Hal ini memberikan perawat informasi yang cukup untuk memberkan perawatan yang sesuai.

2. Menghargai Perasaan Pasien

Setiap pasien pastinya memiliki pengalaman yang berbeda dengan kondisi kesehatannya. Beberapa mungkin merasakan takut, cemas, atau frustasi dengan penyakit yang mereka alami. Dalam hal ini, perawat perlu menunjukkan pernghargaan terhadap perasaan pasien dan berusaha memastikan mereka merasa didengar dan dimengerti.

3. Memberikan Dukungan Emosional

Selain memberikan dukungan secara fisik, perawat perlu mendukung pasien dalam hal emosional. Sering kali, pasien merasa kesepian atau terisolasi dalam proses penyembuhan. Perawat yang memiliki empatik dapat memberikan dukungan serta kenyamanan, baik secara verbal maupun non-verbal. Dukungan ini memberikan dampak positif kepada para pasien sehingga terus berjuang dalam proses penyembuhan.

Empati merupakan komponen penting dalam keperawatan yang tidak hanya membantu pasien dalam proses penyembuhan fisik tetapi juga mendukung kesejahteraan emosional mereka. Dengan membangun rasa empati, perawat dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pasien, meningkatkan kualitas perawatan, serta mempercepat pemulihan pasien. Meskipun terdapat tantangan dalam mengembangkan empati, perawat dapat mengatasi hambatan tersebut dengan pelatihan dan dukungan yang tepat. Oleh karena itu, pengembangan empati dalam keperawatan sangat penting dalam menciptakan pengalaman perawatan yang lebih manusiawi dan efektif.

Daftar Pustaka

Purwana, R., Mariana, M., Baiduri Siregar, R. ., Saputra, H. ., Asrul, A., & Haryanti Butar-Butar, M. . (2024). Peran Bahasa dalam Menyampaikan Empati dan Dukungan Emosional oleh Perawat . Journal Healthy Purpose, 3(1), 138–144. https://doi.org/10.56854/jhp.v3i1.361

Priyantini, D., Ayatulloh,D., Wibowo, A. N., Wijaya, A. S., Kristin, K., Indarti, I., & Lestari, D. N. (2023). PENDIDIKAN KESEHATAN PERANAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN. Vol. 1 No. 9 (2023): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, September 2023. https://doi.org/10.55681/ejoin.v1i9.1597

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun