Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Alasan Kota Bikini Bottom Belum Melakukan Karantina Wilayah

16 April 2020   19:54 Diperbarui: 16 April 2020   19:54 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu lagi penentang kebijakan Walikota Bikini Bottom. Siapa lagi kalau bukan Squidward Tenpoles, eh, Tentacle. Semua rakyat Bikini Bottom tahu, Squidward orangnya angkuh, nggak suka bergaul, dan lebih sering berdiam diri di rumah. Jarang mau diajak main SpongeBob dan Patrick. Ia malas-malasan setiap berangkat kerja, dan selalu tidur siang di kasir.

Karena nggak diterapkan karantina wilayah, Squidward saban hari terpaksa bertemu SpongeBob. Ia stres setiap bertemu spons kuning itu. Entah apa saja yang coba dilakukan SpongeBob buat menghibur Squidward, semuanya sia-sia. Dia diam mulu, nggak menggubris, malah tambah stres melihat tingkah tetangganya itu. Squidward bertambah stres lagi sesampainya di Krusty Krab menemui bosnya yang kikirnya Nangudzubilah Setan.

Saking stresnya, Squidward akhirnya melakukan gerakan-gerakan supaya walikota berubah pikiran. Dia ingin sekali kebijakan karantina wilayah ada di Bikini Bottom. Oleh karena itu, di tempat kerja sekali pun, Squidward mainan hape. Dia buka Twitter dan nge-tweet. Followers Squidward di Twitter ini diam-diam banyak juga, saya pernah dikabari, hingga tulisan ini saya buat saja, ada 700 ribuan followers. Belakangan Squidward dikenal publik sebagai influencer paling top.

Sebelum melancarkan aksinya via Twitter, Squidward menyuruh anak buahnya membantu para korban nematoda. Loh, sejak kapan Squidward punya anak buah? Ingat, dia kan bergabung di perkumpulan rahasia dan pernah diangkat menjadi ketua Komunitas Bulu Burung. Jadi wajar kalau Squidward punya banyak kolega.

Setelah jongosnya membantu korban yang kakinya hilang akibat dimakan nematoda, Squidward nge-tweet di akun Twitternya. Dengan ditambahi tweet yang seolah menggambarkan bahwa ini loh akibatnya kalau nggak ada karantina wilayah. Kaki orang bisa hilang diserang nematoda di perempatan Jalan Coral. Kemudian, netizen bakal komentar di bawahnya, dan menganggap Squidward ini orang yang berjasa.

Kendati tweet-nya terkadang keliru dan tidak tepat sesuai kondisi di lapangan, masih banyak warganet yang mendukung. Entah itu warga Bikini Bottom atau bukan. Sebagai influencer berpengalaman, Squidward ini ahli bergimik dalam tweet-nya. Kadang jadi penolong, sesekali berlagak jadi korban.

Squidward tanpa disadari juga sering diundang di acara televisi, bukan untuk main klarinet, tapi sebagai narasumber. Walau kelihatannya pendiam, dia kalau ngomong tajam—kasar dan jorok— sekali, kayak nggak mikir dulu. Eh, tahu-tahu omongannya dipercaya banyak orang. Ia pun tersenyum-senyum melihat orang lain banyak yang mendukungnya.

Squidward menilai walikota kerjanya lamban. Padahal dalam press release sudah menjelaskan, alasan lain kenapa belum ada karantina wilayah telah disebutkan di akhir kalimat, bahwa Walikota Bikini Bottom lebih menginginkan lockdown daripada karantina wilayah. Duh~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun