Mohon tunggu...
Marsya Adeline
Marsya Adeline Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Masa Depan Kontruksi Pintar yang Efisien dengan Sistem Otomatisasi Berbasis BIM

2 Oktober 2024   21:54 Diperbarui: 2 Oktober 2024   22:42 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa Depan Konstruksi Pintar yang Efisien dengan Sistem Otomatisasi Berbasis BIM


Dalam era transformasi digital, industri konstruksi mulai beralih ke pendekatan berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan akurasi. Salah satu teknologi kunci yang semakin dominan dalam industri ini adalah Building Information Modeling (BIM). 

Artikel karya Yonghao Wang dan rekan-rekannya, berjudul "A Hybrid Building Information Modeling and Collaboration Platform for Automation System in Smart Construction" (2024), memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana sistem otomatisasi berbasis BIM dan platform kolaborasi dapat mentransformasi konstruksi pintar. 

Penulis menyoroti bahwa teknologi ini tidak hanya memfasilitasi kolaborasi yang lebih baik antar pemangku kepentingan, tetapi juga mampu mengurangi kesalahan awal dan meningkatkan produktivitas proyek hingga 39%.

BIM telah dikenal luas sebagai alat untuk menyatukan berbagai sumber data, memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam proyek untuk bekerja di lingkungan digital yang sama, aman, dan efisien. Salah satu tantangan terbesar dalam proyek konstruksi besar adalah manajemen data dan koordinasi antar banyak pihak, seperti insinyur, arsitek, kontraktor, dan subkontraktor. 

Dengan integrasi platform kolaborasi yang diusulkan oleh penulis, proses manajemen proyek dapat diotomatisasi, mengurangi kebutuhan akan intervensi manual yang sering kali menyebabkan kesalahan atau keterlambatan.

Sistem otomatisasi ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kolaborasi, tetapi juga mampu mengelola data multi-sumber secara lebih efektif. Implementasi teknologi ini diklaim dapat mempersingkat periode konstruksi hingga 30% dan menurunkan intensitas tenaga kerja hingga 27%, sebuah pencapaian yang signifikan dalam efisiensi proyek konstruksi modern.
***
BIM dan sistem otomatisasi yang diusulkan oleh Yonghao Wang et al. merupakan terobosan signifikan dalam dunia konstruksi, terutama pada proyek-proyek berskala besar. BIM bukan hanya sekadar alat desain tiga dimensi, tetapi juga platform yang dapat mengintegrasikan seluruh siklus hidup proyek, mulai dari perencanaan, desain, konstruksi, hingga pemeliharaan. 

Dengan teknologi ini, manajer proyek dapat mengawasi setiap aspek operasional secara lebih akurat, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan mengurangi kemungkinan kesalahan yang sering terjadi dalam proyek konstruksi tradisional.

Menurut artikel tersebut, integrasi BIM dengan platform kolaborasi mampu mengurangi durasi proyek hingga 30%. Hal ini penting, mengingat keterlambatan merupakan salah satu tantangan terbesar dalam konstruksi. Proyek konstruksi besar sering menghadapi kendala komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat, mulai dari desainer hingga pekerja lapangan. 

Sistem yang diusulkan ini memungkinkan informasi untuk dibagikan secara real-time di antara semua peserta proyek, menghilangkan hambatan komunikasi dan mengurangi risiko keterlambatan yang disebabkan oleh miskomunikasi.

Selain itu, sistem otomatisasi ini juga memanfaatkan teknologi berbasis data, memungkinkan pengumpulan dan pemrosesan data secara terus-menerus. Data real-time dari sensor dan perangkat IoT (Internet of Things) yang dipasang di lokasi konstruksi dikumpulkan dan dianalisis oleh sistem, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat. 

Misalnya, dengan menggunakan data yang dikumpulkan, sistem dapat mendeteksi potensi masalah seperti kegagalan struktural atau penyimpangan dari rencana awal, yang kemudian memicu peringatan otomatis untuk segera ditangani. Teknologi ini menawarkan peningkatan produktivitas hingga 39% dan pengurangan intensitas tenaga kerja sebesar 27%, mengubah cara kerja tenaga kerja di lokasi konstruksi.

Tidak hanya itu, aspek keamanan proyek juga meningkat dengan adanya sistem pengawasan otomatis. Dalam artikel ini, penulis menjelaskan bahwa penggunaan alat pengawasan berbasis BIM memungkinkan pengawasan ketat terhadap pekerja dan peralatan di lapangan. 

Teknologi ini secara signifikan mengurangi insiden kecelakaan kerja dengan mengidentifikasi potensi risiko keamanan lebih awal. Alat seperti kamera cerdas dan helm keselamatan pintar memantau kondisi fisik pekerja secara real-time, sehingga memperkecil risiko kecelakaan.

Dalam jangka panjang, teknologi ini juga berkontribusi terhadap manajemen biaya yang lebih efektif. Dengan kemampuan untuk memantau anggaran secara real-time, perusahaan dapat menghindari pemborosan sumber daya dan biaya yang tidak terduga, sebuah elemen kunci dalam mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Sistem otomatisasi BIM yang diusulkan tidak hanya meningkatkan efisiensi proyek tetapi juga menjadikan manajemen konstruksi lebih berkelanjutan dan terukur.
***
Sistem otomatisasi berbasis BIM yang diusulkan oleh Yonghao Wang dan timnya adalah sebuah terobosan penting dalam dunia konstruksi pintar. Dengan mengintegrasikan platform kolaborasi dan teknologi IoT, sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan terkendali. Pengurangan durasi proyek hingga 30% dan peningkatan produktivitas sebesar 39% adalah bukti nyata dari potensi besar teknologi ini.

Implementasi BIM yang lebih luas di industri konstruksi memungkinkan manajemen proyek yang lebih terstruktur dan efisien, terutama dalam mengurangi kesalahan di awal proyek dan mempermudah kolaborasi antar berbagai pihak. 

Ke depan, tantangan utama adalah adopsi teknologi ini secara global serta peningkatan standar dan kebijakan untuk mendukung implementasinya. Dengan mengatasi hambatan ini, BIM dapat menjadi pilar utama dalam mengubah industri konstruksi menuju masa depan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.


Referensi
Wang, Y., Lu, H., Wang, Y., Yang, Z., Wang, Q., & Zhang, H. (2024). A hybrid building information modeling and collaboration platform for automation system in smart construction. Alexandria Engineering Journal, 88(1), 80-90. https://doi.org/10.1016/j.aej.2024.01.013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun