Misalnya, dengan menggunakan data yang dikumpulkan, sistem dapat mendeteksi potensi masalah seperti kegagalan struktural atau penyimpangan dari rencana awal, yang kemudian memicu peringatan otomatis untuk segera ditangani. Teknologi ini menawarkan peningkatan produktivitas hingga 39% dan pengurangan intensitas tenaga kerja sebesar 27%, mengubah cara kerja tenaga kerja di lokasi konstruksi.
Tidak hanya itu, aspek keamanan proyek juga meningkat dengan adanya sistem pengawasan otomatis. Dalam artikel ini, penulis menjelaskan bahwa penggunaan alat pengawasan berbasis BIM memungkinkan pengawasan ketat terhadap pekerja dan peralatan di lapangan.Â
Teknologi ini secara signifikan mengurangi insiden kecelakaan kerja dengan mengidentifikasi potensi risiko keamanan lebih awal. Alat seperti kamera cerdas dan helm keselamatan pintar memantau kondisi fisik pekerja secara real-time, sehingga memperkecil risiko kecelakaan.
Dalam jangka panjang, teknologi ini juga berkontribusi terhadap manajemen biaya yang lebih efektif. Dengan kemampuan untuk memantau anggaran secara real-time, perusahaan dapat menghindari pemborosan sumber daya dan biaya yang tidak terduga, sebuah elemen kunci dalam mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Sistem otomatisasi BIM yang diusulkan tidak hanya meningkatkan efisiensi proyek tetapi juga menjadikan manajemen konstruksi lebih berkelanjutan dan terukur.
***
Sistem otomatisasi berbasis BIM yang diusulkan oleh Yonghao Wang dan timnya adalah sebuah terobosan penting dalam dunia konstruksi pintar. Dengan mengintegrasikan platform kolaborasi dan teknologi IoT, sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan terkendali. Pengurangan durasi proyek hingga 30% dan peningkatan produktivitas sebesar 39% adalah bukti nyata dari potensi besar teknologi ini.
Implementasi BIM yang lebih luas di industri konstruksi memungkinkan manajemen proyek yang lebih terstruktur dan efisien, terutama dalam mengurangi kesalahan di awal proyek dan mempermudah kolaborasi antar berbagai pihak.Â
Ke depan, tantangan utama adalah adopsi teknologi ini secara global serta peningkatan standar dan kebijakan untuk mendukung implementasinya. Dengan mengatasi hambatan ini, BIM dapat menjadi pilar utama dalam mengubah industri konstruksi menuju masa depan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Referensi
Wang, Y., Lu, H., Wang, Y., Yang, Z., Wang, Q., & Zhang, H. (2024). A hybrid building information modeling and collaboration platform for automation system in smart construction. Alexandria Engineering Journal, 88(1), 80-90. https://doi.org/10.1016/j.aej.2024.01.013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H