Mohon tunggu...
Marsya Adeline
Marsya Adeline Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa 70% Perusahaan Akan Mengadopsi DSS pada 2025?

11 September 2024   11:55 Diperbarui: 11 September 2024   13:07 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa 70% Perusahaan Akan Mengadopsi DSS pada 2025?

Sistem Pendukung Keputusan (DSS) telah berkembang menjadi salah satu alat terpenting dalam dunia manajerial modern. Artikel "Introduction---Special Focus and Decision Support Systems (DSS)" yang ditulis oleh Paul Gray dan Jan Karel Lenstra (1988), menyoroti pentingnya DSS dalam mendukung pengambilan keputusan yang lebih akurat dan efisien. Dalam konteks dunia yang semakin didorong oleh data dan teknologi, DSS menjadi kebutuhan mendesak bagi manajer di berbagai sektor. 

Sebagai contoh, riset terbaru dari Gartner pada tahun 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 50% perusahaan besar di dunia menggunakan beberapa bentuk DSS dalam pengambilan keputusan strategis mereka. Angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 70% pada tahun 2025, seiring dengan meningkatnya kompleksitas bisnis global dan persaingan yang ketat.


Selain itu, sistem ini mampu mengolah data besar (big data) dan memberikan prediksi serta rekomendasi berdasarkan analisis mendalam. DSS tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai komponen inti dalam strategi manajerial modern. Pada tahun 1980-an, ketika DSS pertama kali diperkenalkan, fokus utamanya adalah pada penyajian informasi yang relevan untuk mendukung keputusan. 

Namun, dengan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin, DSS kini mampu menawarkan solusi yang lebih presisi dan cerdas. Hal ini tercermin dalam peningkatan penggunaan DSS dalam berbagai bidang seperti keuangan, manufaktur, dan bahkan pelayanan kesehatan.

Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, apakah DSS dapat terus mengikuti perkembangan kebutuhan bisnis yang dinamis dan kompleks? Itulah pertanyaan yang harus kita jawab seiring dengan pergeseran lanskap teknologi di abad ke-21.
***
Dari artikel karya Gray dan Lenstra (1988), terlihat jelas bahwa Sistem Pendukung Keputusan (DSS) telah mengalami perkembangan signifikan sejak pertama kali diperkenalkan. Salah satu aspek terpenting yang dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana DSS dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data. 

Sebagai contoh, dalam studi yang dilakukan pada tahun 2020, 87% manajer di perusahaan Fortune 500 melaporkan bahwa keputusan yang mereka ambil berbasis data yang disediakan oleh DSS menghasilkan peningkatan efisiensi operasional hingga 30%. Ini menunjukkan peran penting DSS dalam membantu manajer menyusun strategi yang lebih efektif berdasarkan informasi yang lebih akurat.

Namun, penggunaan DSS bukan tanpa tantangan. Salah satu isu utama yang dibahas dalam artikel adalah ketergantungan pada kualitas data yang diinputkan ke dalam sistem. Sebagaimana yang diketahui, DSS sangat bergantung pada integritas data. 

Misalnya, riset dari McKinsey pada 2019 menunjukkan bahwa 40% perusahaan mengalami kerugian finansial akibat keputusan yang dibuat berdasarkan data yang tidak akurat atau bias, meskipun mereka menggunakan DSS. Ini menunjukkan pentingnya pengelolaan data yang baik, serta perlunya integrasi dengan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk meningkatkan akurasi keputusan.

DSS modern juga semakin mengandalkan kemampuan analitik yang lebih kompleks. Sistem ini kini mampu memprediksi tren bisnis masa depan melalui analisis data besar (big data), yang mencakup pola pembelian konsumen, fluktuasi pasar, hingga kondisi ekonomi global. Sebagai contoh, di sektor keuangan, DSS digunakan untuk mengelola portofolio investasi, di mana prediksi hasil investasi didasarkan pada simulasi komputer yang kompleks. Di sektor kesehatan, DSS diterapkan untuk membantu dokter dalam diagnosis penyakit dengan mengolah ribuan data pasien secara cepat dan tepat, seperti yang ditunjukkan oleh implementasi DSS di Amerika Serikat pada tahun 2021, yang berhasil meningkatkan akurasi diagnosis penyakit kanker hingga 15%.

Selain itu, teori-teori pendukung DSS juga telah berevolusi. Salah satunya adalah teori pengambilan keputusan berbasis data, di mana teknologi DSS membantu manajer dalam menyaring informasi yang relevan dari data yang melimpah. Pendekatan ini sangat berbeda dengan metode pengambilan keputusan tradisional yang lebih bersifat intuitif atau pengalaman. Seiring dengan kemajuan teknologi, DSS menjadi lebih berdaya guna, terutama dalam memberikan analisis yang lebih mendalam dan prediktif untuk masalah bisnis yang semakin kompleks.
***
Kesimpulannya, Sistem Pendukung Keputusan (DSS) telah menjadi komponen vital dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis dan sektor-sektor lainnya. Artikel karya Gray dan Lenstra (1988) memberikan pandangan awal tentang peran penting DSS, yang kini telah berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Data dari riset terbaru menunjukkan bahwa implementasi DSS yang efektif dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30% dan akurasi diagnosis medis sebesar 15%, menunjukkan potensi besar sistem ini dalam berbagai industri. Namun, untuk memaksimalkan manfaat DSS, kualitas data dan integrasi dengan teknologi canggih seperti AI menjadi hal yang esensial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun