Kejadian akhir-akhir ini menjadi momok bagi kita semua karena mengancam keselamatan publik dan yang lebih parah mengancam persatuan bangsa indonesia. Tulisan ini dibuat bukan untuk mendeskreditkan golongan tertenu. Maksud dan tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk membangun paradigma berpikir untuk menanggapi aksi teror yang terjadi pada akhir akhir ini
Kita awali dengan pertanyaan "apa iu agama?" Menurut KBBI agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya. Dari sini kita bisa memposisikan agama sebagai pemandu. Selain sebagai pemandu ijinkanlah saya memposisikan agama sebagai status sosial yang bisa diperoleh siapa saja (ex: tertera pada KTP).
Akibat dari kejadian 13 Mei di Surabaya di sosial media banyak terjadi beda pendapat di dalam menganggapi hal itu. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa tersangka adalah muslim. Atas dasar apa beberapa orang ini bisa berpendapat demkian? Hal yang paling mudah dilihat adalah dari pakaian yang dikenakan oleh para tersangka. Hal inilah kenapa saya memposisikan agama selain daripada sebagai panduan dalam hidup juga sebagai status sosial.Â
Lalu muncul pertanyaan di Instagram yang mengusik saya "apa salah dan dosa kami terhadap kalian sehingga kami diperlakukan demikian padahal kami tidak pernah mengusik agama kalian?" Â
Pertanyaan yang demikian mungkin diartikan oleh beberapa orang ditujukan bagi pemeluk agama muslim. Pertanyaan tersebut ditanggapi oleh beberapa nitijen demikian"Jangan salahkan agamanya tetapi salahkan orangnya". Saya sebagai orang yang memeluk agama Kristen Protestan tentu setuju dengan pertanyaan diatas bahwa tidak ada agama yang salah yang mengajarkan kebencian. Jika Agama muslim mengajarkan kebencian maka saya tidak mungkin bisa berteman dengan Prasirama Deniadhi, Laila Kusumaning Ayu, Mei Rina Eka Pagiatun, Wening Seyanti, Ahmad Fatkul Khoir, Siti Nur Halimah dan masih banyak lagi. Pada paragraf sebelumnya saya posisikan agama sebagai pemandu dan kita tentu setuju bahwa semua agama mengajarkan kebenaran. Semisal semua agama menginstruksikan kepada semua umatnya untuk pergi ke timur dan ada beberapa orang yang malah pergi ke barat laut maka yang salah adalah beberapa orang ini bukan?
Kita sering mendengar ucapan bahwa "teroris has no religion" atau teroris adalah orang yang tidak beragama, karena tidak ada agama manapun khususnya di Indonesia yang mengajarkan umatnya untuk melakukan hal tersebut bahkan melarang untuk dilakukan. Bisa kita simpulkan bahwa terosis dianggap tidak mempunyai agama karena melanggar perintah Tuhan menurut semua agama.Â
Pertanyaan yang timbul dibenak saya adalah berarti koruptor, bandar narkoba, dan begal juga merupakan orang yang tidak mempunyai agama karena mereka juga melanggar pertintah Tuhan.Â
Jika logika ini diteruskan, menurut saya ini akan menjadi bumerang bagi kita. Mengapa? Karena jika kita introspeksi diri maka kita bisa berpendapat bahwa kita semua juga bukang orang yang beragama. Siapa dari kita yang dapat menjamin bahwa dirinya tidak pernah melanggar perintah Tuhan sekecil apapun? Siapakah dari siswa dan mahasiswa yang seumur hidupnya tidak pernah mencontek?Â
Jika memang ada yang merasa bahwa dirinya tidak pernah melanggar perintah Tuhan maka semua gagasan saya yang tertera pada tulisan ini menjadi angin lalu. Pasti akan timbul pertanyaan, tapi kan teroris lebih kejam karena merenggut nyawa orang lain? Pointnya adalah bukan lebih kejam yang mana tetapi karena melanggar perintah Tuhan dan tidak diajarkan oleh agama manapun sehingga seseorang dicap atau dikatakan tidak memiliki agama. Adakah agama yang membenarkan umatnya jika dia berbohong untuk kepentingkan pribadi? Tentu saja tidak.
Apa itu iman? Menurut saya iman adalah wujud nyata perbuatan seseorang yang didasarkan atas nilai nilai luhur sesuai dengan kepercayaannya masing masing. Iman jugalah yang membedakan seorang terhadap yang lain sekalipun mempunya keyakinan yang sama. Jadi teman teman sekalian apabila ada seseorang atau sekelompok kecil yang melakukan tindakan kejahatan dan kebetulan mempunyai keyakinan yang sama dengan kita, kita tidak perlu risau dan tidak perlu diambil pusing.Â
Mengapa? jika kita memahami bahwa beragama dan beriman adalah hal yang berbeda maka tentu kita tahu bahwa mereka mungkin memiliki agama yan sama dengan kita tetapi iman kita berbeda dengan mereka, dan apabila kita memahami bahwa beragama dan beriman adalah hal yang berbeda maka kita tidak akan pernah lagi menyalahkan Agama tertentu, karena jika ada seseorang yang salah dan tidak sesuai dengan ajaran Agama yang mereka yakini maka yang salah adalah iman orang tersebut bukan agamanya.Â