Mohon tunggu...
Marsudi Budi Utomo
Marsudi Budi Utomo Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang Engineer, politisi, pebisnis... atau seorang ayah ???

Selanjutnya

Tutup

Nature

ECVT, Teknologi Fotokopi 3 Dimensi

8 Oktober 2018   15:33 Diperbarui: 8 Oktober 2018   15:53 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dunia industri energi, perminyakan dan kimia di Amerika digemparkan dengan rilis teknologi terapan anyar yang dikeluarkan oleh Ohio State University. Adalah ECVT, atau electrical capacitance volume tomography, sebuah teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa menampilkan gambar 3 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup.

Teknologi ini mengadopsi cara scanning atau fotokopi yang bisa melihat secara real time dan 3 dimensi gerak gas dan partikel di dalam boiler maupun reaktor industri. ECVT ini memiliki akurasi yang tinggi, dan menjadi cikal bakal teknologi berbasis clean energy.

Teknologi yang lahir di "research center" yang tidak lebih dari sebuah ruangan kecil di sebuah warnet di Tangerang ini telah dipatenkan oleh Dr. Warsito, yang menjadi penemunya. Para industriawan dan ilmuwan teknologi terapan bisa menggunakan ECVT ini untuk observasi komposisi bahan di dalam reaktor kimia di industri, kelakuan minyak di pengilangan, kepekatan gas di reaktor untuk instalasi tenaga listrik, kelakuan gas di dalam reaktor nuklir, dan masih banyak reaktor terapan lainnya yang bertekanan tinggi dan suhu tinggi. 

Teknologi yang sama bisa diterapkan pula ke dalam berbagai bidang dari kedokteran, pertambangan, proses kimia hingga body scan untuk keperluan security.

Sebagaimana rumah sakit yang memakai USG maupun MRI untuk mengetahui gejala penyakit di dalam tubuh, maka kalangan industri pun memerlukan teknologi yang sama. Yaitu menggunakan tomographyuntuk mengetahui apa yang terjadi di dalam boiler, tangki reaktor maupun reaktor tekanan tinggi secara akurat dan real time. Demikian ditekankan oleh Dr. Warsito, yang menjadi penemu sekaligus pemilik paten teknologi ECVT ini.

Sistem ECVT diperlihatkan seperti di Gambar 1. Sistem ini bisa melihat tembus secara 4 dimensi: 3 dimensi hasil rekonstruksi dan online/realtime. Sistem ECVT ini terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display. Gambar 2 memperlihatkan hasil deteksi kelakuan "Boiling Sand": Ini dihasilkan dari snapshot imaging dengan kecepatan 1/100 detik menggunakan ECVT terhadap pasir yang sedang "mendidih" di dalam reaktor pemrosesan partikel katalis. Teknologi yang sama bisa digunakan untuk melakukan pencitraan terhadap aktifitas di dalam gunung berapi atau semburan lumpur dari kebocoran sumur gas miliki Lapindo seperti yang terjadi di Sidoarjo.

 

Gambar 1: Skema sistem ECVT - Melihat tembus secara 4 dimensi: Terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display


Gambar 2 "Boiling Sand": Hasil snapshot imaging dengan kecepatan 1/100 detik menggunakan ECVT terhadap pasir yang sedang "mendidih" di dalam reaktor pemrosesan partikel katalis

Dr. Warsito meraih gelar doktor dari Universitas Shizuoka Jepang tahun 1997. Dia memulai research tomography ini sejak tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa S1. Ketika itu Dr. Warsito mengembangkan Ultrasound Tomography untuk tujuan yang sama yaitu mendeteksi kepekatan gas dan partikel di dalam reaktor multi fase.

Teknologi tomography ini kemudian dibawa ke Amerika bekerja sama dengan Profesor L. S. Fan dari OSU dengan merintis teknologi tomography baru berbasis medan listrik statis. Profesor Fan sendiri semula tidak percaya dan bahkan tidak memahami temuan canggih ini. Tetapi setelah Dr. Warsito mendapat pengakuan dari asosiasi teknik kimia di Amerika dan juga asosiasi industri minyak di sana, baru Profesor Fan tertarik. Profesor Fan kini menjadi terkenal karena ECVT, meskipun telah dipatenkan oleh Dr. Warsito yang beralamat di Tangerang. Paten ECVT tersebut bernomor 60/664,026 tahun 2005 dan 60/760,529 tahun 2006 yang terdaftar dalam dokumen paten AS.

Bangsa Indonesia harus bangga dengan temuan yang bisa diaplikasikan langsung secara luas di dunia industri ini. Temuan atas teknologi pencitraan secara 3 dimensi sempat menjadi headlines di media electronik maupun cetak yang menyangkut sains dan teknologi di seluruh dunia belum lama ini. Berita yang pertama kali dirilis oleh Ohio State Research News pada tanggal 27 Maret 2006 itu kemudian dikutip oleh ScienceDaily (AS), Scenta (Inggris), Chemical Online, Electronics Weekly dan hampir seluruh media pemberitaan iptek di segala bidang dari energi, kedokteran, fisika, biologi, kimia, industri, elektronika hingga nano-teknologi dan antariksa di seluruh dunia. Akankah Dr. Warsito menjadi penerima Nobel di bidang ini? Semoga. (mbu)

8 Juli 2006, Berita Iptek, Dr. Marsudi Budi Utomo, Senior Staf Shindengen Electric Japan, Peneliti ISTECS Jepang, dan Ketua PIP PKS Jepang

Ringkasan:
- Teknologi ECVT adalah teknologi scanning atau fotokopi yang bisa melihat secara real time dan 3 dimensi gerak bahan di dalam boiler, reaktor industri, pipa, dsb. meskipun bertekanan dan bersuhu tinggi.
- Dr. Warsito adalah penemu dan pengembang teknologi ECVT ini dan pemilik paten yang didaftarkan di dokumen paten AS
- Teknologi ECVT bisa diterapkan di berbagai bidang dari industri, kedokteran, pertambangan, proses kimia, body scan untuk keperluan security, pencitraan aktifitas di dalam gunung berapi atau semburan lumpur panas, dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun