Mohon tunggu...
Marsudi Budi Utomo
Marsudi Budi Utomo Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang Engineer, politisi, pebisnis... atau seorang ayah ???

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai 50 Tahun Hubungan Jepang-Indonesia

9 Maret 2017   08:29 Diperbarui: 9 Maret 2017   08:45 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://purnamabs.wordpress.com

Dengan teken EPA ini, Mari Pangestu memprediksikan di tahun 2010 volume investasi Jepang akan mencapai 65 milyar US dolar. Angka ini meliputi pembangunan capacity-building di 10 sektor industri meliputi otomotif, elektronik, konstruksi, mesin, fasilitas publik, promosi, makanan, tekstil, UKM, besi dan kimia, dan petrokimia. Di sektor perdagangan Indonesia akan memotong tarif impor lebih dari 10,350 kategori, sementara Jepang akan mengurangi tarif impor untuk 8,350 kategori. Dengan perimbangan seperti ini ekspor Indonesia ke Jepang akan melonjak 14% di tahun pertama dan 4.7% di tahun-tahun berikutnya.

Industri nasional mesti bersiap memetik buah hubungan emas Indonesia-Jepang. Membengkaknya investasi industri PMA Jepang tahun 2008 hendaknya segera ditengarai sebagai peluang memajukan industri dan teknologi (intek) nasional. Pengembangan sentra-sentra industri yang sudah mapan seperti MM2100 dan Jababeka, dan pembuatan sentra-sentra industri baru harus dibarengi dengan pembangunan sarana pendukungnya. Sarana pendukung ini bisa berupa UKM-UKM pendukung sentra industri dan lembaga-lembaga keuangan pendukung UKM-UKM tersebut.

Di satu sisi, kewajiban industri PMA untuk menumbuhkan dan membina UKM-UKM industri untuk pemenuhan 70% kandungan lokal akan memperkecil resiko forex. Di sisi lain, secara perlahan dan bertahap industri nasional akan beralih ke industri riil dengan produk jaminan mutu, serta menyerap tenaga kerja nasional berbasis intek.

Peran Islam Politik

Harus diakui saham pahlawan Islam dalam memperjuangankan kemerdekaan RI melawan pendudukan Jepang. Juga, saham umat Islam dan partai-partai Islam dalam membuka kembali hubungan diplomatik Indonesia-Jepang dan menjaga hubungan baik selama ini. Memang ada perbedaan mencolok aqidah dan ras, tetapi nilai-nilai moral dan adab sopan santun masyarakat Jepang mirip dengan masyarakat Indonesia. Sehingga tak ayal, hubungan budaya kedua negara sangat erat.

Pemerintah Jepang telah melakukan berbagai upaya untuk membangun saling pengertian dan kerjasama melalui bantuan bagi kegiatan-kegiatan ke-Islam-an. Antara lain melakukan kunjungan ke sejumlah pondok pesantren dan mengundang para cendikiawan Islam dan calon-calon pemimpin muslim masa depan untuk kunjungan kerja ke Jepang. Juga upaya-upaya penguatan sains dan teknologi di pesantren-pesantren daerah.

Dalam bidang politik, pemerintah Jepang juga melakukan pendekatan kepada parpol-parpol Islam, khususnya PKS sebagai partai Islam fenomenal. Sebagai timbal balik, PKS menempatkan kadernya di Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera (PIP PKS) di Jepang.

PIP PKS Jepang ini sebagai wadah kader dan simpatisan PKS yang memberikan informasi kiprah PKS kepada konstituen di luar negeri, melakukan komunikasi sosial dan diplomasi politik dengan masyarakat Jepang, parpol, LSM dan lembaga-lembaga resmi di Jepang. Ini untuk menunjukkan kepada Jepang bahwa PKS sebagai brand image umat Islam Indonesia tidak kaku dan bukan sosok menakutkan dalam mengusung Islam di kancah politik nasional dan diplomasi internasional.

Tayang ulang opini media tahun 2008 oleh Marsudi Budi Utomo 

https://www.facebook.com/marsudibu/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun