Mohon tunggu...
Marsindi
Marsindi Mohon Tunggu... Mahasiswa - cookies gluten free casein free untuk anak autis

Penyedia camilan sehat bebas gluten dan casein

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UPI Melaksanakan Pelatihan Ecobrick, Ecoprint dan Budidaya Magoot pada PKK Desa Cibatu Sebagai Upaya Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga

12 Agustus 2022   20:13 Diperbarui: 12 Agustus 2022   20:15 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 27 Juli 2022 pukul 09.00 WIB, Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 106 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan pelatihan pembuatan kursi ecobrick, kain ecoprint dan budidaya magoot sebagai upaya untuk memanfaatkan sampah rumah tangga.

Kegiatan kepelatihan ini dibuka oleh Ibu Hj Ida Habibah selaku ketua PKK Desa Cibatu sekaligus memberikan sambutannya, dilanjukan oleh sambutan pembukaan dari Marsindi selaku koordinator kelompok 106 KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia. “Sampah sudah menjadi permasalahan umum dan setiap tahunnya terjadi penumpukan yang seignifikan pada PTA, dengan demikian dibutuhkan sebuah solusi yang tak hanya menyelesaikan masalah melainkan memiliki nilai baik dari fungsi maupun dari nilai ekonomis. Melalu pelatihan ini diharapkan ibu-ibu mampu mengambil manfaat dari yang disampaikan oleh kaka-kaka” ucap Marsindi dalam sambutannya.

dokpri
dokpri

Pelatihan ini dibagi menjadi tiga sesi. Pada sesi pertama dibawakan oleh Riga Talina Lathin selaku pemateri yang menjelaskan mengenai ecobrick. Pada pelatihan ini ibu-ibu PKK turut mencoba secara langsung proses pembuatan kursi ecobrick. Pada satu botol ecobrick mampu memuat kurang lebih satu karung sampah plastic kering. Sedangkan dalam satu buah kursi ecobrick memuat minimal sembilan buah botol ecobrick. Hal ini membuktikan bahwa kursi ecobrik mampu menjadi solusi untuk mengurangi sampah plastic kering. Design kursi ecobrick mengangkat tema alam dengan pembungkus kursi yang terbuat dari kain ecoprint yang dapat dilepas pasang sesuai dengan keinginan. Pada pembungkus kursi ini memiliki motif yang khas dengan warna-warna alam.

dokpri
dokpri

Sesi kedua ecoprint dilanjutkan oleh pematerian mengenai ecoprint yang dibawakan oleh Erlis Siska Novita dan Bintang Riefjaksana. Ibu-ibu PKK turut mencoba proses pembuatan ecoprint dengan teknik pounding. Ecoprint memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai pewarna alami seperti daun dan bunga. Pewarna sintetis mampu mencemarkan lingkungan bahkan merusak ekosistem tanah. Pewarna sintetis seperti naptol, remasol dan indigosol tidak mampu didegradasi oleh bakteri. Ecoprint mempu menjadi solusi untuk menggantikan pewarna sintesis, selain itu motif dari daun bunga memiliki keunikan tersendiri dan memiliki nilai seni. Sesi ketiga budidaya magoot disampaikan oleh Nadine Diaz Salsabila, ia menjelaskan bahwa magoot memiliki nilai ekonomis yang tinggi, hal ini juga sejalan dengan program budidaya ikan lele yang dikelola oleh desa Cibatu. Magoot mampu dijadkan sebagai pakan lele, selain itu magoot juga dapat diolah menjadi pakan hewan dengan bentuk dry food. Gagasan ini mampu direalisasikan dan memiliki prosfek dalam jangka panjang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun