Mohon tunggu...
Marsindi
Marsindi Mohon Tunggu... Mahasiswa - cookies gluten free casein free untuk anak autis

Penyedia camilan sehat bebas gluten dan casein

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Lebih Dalam Mengenai Diet Gluten Free dan Casein Free (GFCF) untuk Penyandang Autisme

2 Juli 2021   11:01 Diperbarui: 2 Juli 2021   11:04 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan memiliki pertumbuhan yang berbeda baik dari segi mental, emosi maupun fisik dibandingkan dengan anak seusianya. Anak berkebutuhan khusus dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya autisme. Autism Spectrum Disorder (ASD) atau biasa disebut autisme adalah sebuah istilah yang berkaitan dengan berbagai penyakit gangguan perkembangan. Penyandang autisme cenderung menghindari kontak sosial dan memiliki dunianya sendiri sehingga mereka tak menyukai kontak sosial dengan orang lain. Berdasarkan data dari Centre of Disease Control (CDC) di Amerika memperkirakan tingkan prevalensi anak dengan gangguan spektrum autisme di tahun 2018 yaitu sebanyak 1 dari 59 anak, meningkat sekitar 15% dibndingkan tahun 2014 yaitu 1 dari 68 anak. Sedangkan menurut WHO 1 dari 160 anak didunian menderita gangguan spektrum autisme. Prevalensi autis di Indonesia mengalami peningkatan luar biasa, dari 1 per 1000 penduduk menjadi 8 per 1000 penduduk dan melampaui rata-rata dunia yaitu 6 per 1000 penduduk.

            Anak dengan gangguan autisme membutuhkan penanganan secara khusus. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memperhatikan perkembangan anaknya dan senantiasa berkonsultasi pada dokter untuk memantau perkembangan anak. Pola makan penyandang autis juga harus diperhatikan. Makanan mempengaruhi perilaku dari anak penyandang autis seperti tingkat hiperaktif dan menyakiti diri sendiri. Banyak makanan yang menjadi pantangan untuk penyandang autisme. Makanan yang menjadi pantangan untuk penyandang autisme adalah makanan yang memgndung gluten, kasein, makanan dengan kandungan kacang kedelai, makanan dengan kandungan ragi dan zat kimia. Kandungan gluten dapat ditemui pada makanan yang mengandung gandum, sedangkan kasein dapat ditemui pada makanan dengan kandungan susu sapi seperti susu, yougurt dan keju.

Penelitian yang telah dilakukan tentang penyakit autis salah satunya tentang pola konsumsi bagi penderita autis yaitu diet bebas gluten dan bebas kasein atau GFCF (Gluten free Casein free). Diet ini dapat memperbaiki gangguan pencernaan dan mengurangi gejala atau tingkah laku autistik. Gluten dan kasein sulit dicerna sehingga anak autis harus menghindari olahan berbahan dasar kedua protein tersebut. Sayangnya diet ini cukup sulit diterapkan karena adanya kendala untuk menghindari makanan barat yang amat populer di kalangan anak-anak seperti fried chicken, hamburger, susu, cokelat, ice cream, pizza dan makanan popular lainnya yang sebagian besar banyak mengandung gluten dan kasein. Keterbatasan variasi produk berbahan selain gluten dan kasein yang di gemari anak-anak merupakan permasalahan lain yang kembali muncul, tidak semua toko atau supermarket menjual makanan secara khusus untuk anak autis. Sulitnya untuk menemukan bahan yang secara khusus aman untuk anak autis membuat orang tua lebih selektif memilih makanan yang juga aman untuk anak mereka.

            Sulitnya untuk mendapatkan makanan yang aman untuk anak autis khususnya makanan yang popular di kalangan anak-anak mendorong lima orang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Haura Annisaa Salsabila, Kiyoko Kylanisa, Marsindi, M. Fariz Muliawan dan Junita Al-Fora bersama Dias Pratami Putri S.Pd.,M.Si, selaku dosen pendamping berinovasi dengan mengolah buah sukun menjadi sebuah cookies yang aman dikonsumsi untuk anak autis. Inovasi ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Kewirausahaan (PKM-K).  Cookies hasil inovasi kelima mahasiswa UPI dinamakan Altilis Cookies. Tak hanya menyediakan camilan yang aman melainkan mengangkat sebuah tema satwa endemik yang ada di Indonesia yaitu Bekantan, Komodo, Beruang Madu, Rusa Sambar, Harimau Sumatera, Badak Jawa, Burung Kaswari, Pesut Mahakam, Gajah Sumatera, dan Kura-kura leher ular Rote. Inovasi yang digagas oleh tim PKM Altilis Cookies diharapkan mampu menjawab permasalahan sulitnya menemukan makanan yang aman untuk anak autis juga diharapkan mampu menjadi sarana edukasi dengan pendampingan orang tua karena bentuk dari cookies tersebut menarik dengan kemasan yang dapat discan dan terhubung pada sebuah web yang meyajikan penjelasan mengenai hewan endemk di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun