Kedua tokoh ini nampak tidak terlihat serius memberi dukungan bagi anggota buruhnya untuk bergerak melakukan mogok nasional.
Mulai kedepan, elit buruh ini harus dibersihkan. Harus di screening dulu, mana elit buruh yang benar berjuang untuk buruh, dan mana yang memanfaatkan buruh.
Di eksternal Buruh :
a. Banyak cara yang dilakukan pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menggagalkan Aksi Mogok Nasional.
b. Berperang melalui media sosial, media online yang menyudutkan posisi buruh jika melakukan mogok nasional, mulai dari bikin macet, punya sisi ekonomi lebih bagus ketimbang kalangan pekerja lainnya (Motor Ninja, Hp Samsung, Bus AC, dll).
c. Juga ada politik pecah belah dimainkan. Buruh Bekasi lemah akan diartikan sebagai kelemahan Iqbal memimpin gerakan. Antar buruh akan saling menyalahkan. Contoh pernyataan yang kemudian muncul…“Parah buruh Bekasi, gak ada nyalinya,” kata Buruh Karawang.
d. Memanfaatkan Masyarakat Sipil melalui Ormas-ormas juga digerakan lebih massif dan terstruktur untuk berhadapan langsung dengan buruh.
Demikian, analisa yang berhasil dirangkum oleh para pejuang buruh yang dilema dengan keadaan menunggu sanksi dari perusahaan.
Mudah-mudahan ini, bisa menjadi pencerahan para aktivis buruh lainnya yang ingin benar-benar berjuang tanpa pamrih mengharapkan sesuatu.
Generasi penerus Marsinah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H