Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politik Anti Hero dan Respon Positif Masyarakat atas Aksi Peretasan

15 September 2022   12:31 Diperbarui: 15 September 2022   12:36 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melanggar hukum tapi kok punya banyak penggemar, ya? Nah, ini yang unik dari kejamnya Bjorka meretas data-data pemerintah. Dari pengamatan singkat saya, kok rasa-rasanya Bjorka ini memunculkan aura negatif yang positif ya. Supaya ada gambaran, cobalah membayangkan peran "Anti-Hero" yang menurut Anda paling ideal dalam tokoh fiksi maupun di dunia nyata.

Mengapa mencari yang paling ideal? Masalahnya, perlu dipahami bahwa belum ada yang tahu motif apa yang melatarbelakangi tindakan membabi-buta Bjorka ini. Idealnya, narasi Anti-Hero berfungsi dalam mendorong boundaries atau batas-batas normal masyarakat dalam menilai suatu pahlawan (hero) secara konvensional menjadi lebih beragam.

Gampangnya, ketika sosok Anti-Hero muncul, Anda tidak langsung menilai baik/buruk tindakannya, melainkan justru mengkritisi peran heroik apa yang selama ini sudah dilakukan olehnya. Dalam hal ini, melakukan peretasan adalah hal yang nggak menggambarkan sikap kepahlawanan sama sekali.

Tapi sebaliknya, Bjorka justru mendapat simpati dari masyarakat yang selama ini merasa tidak puas terhadap kinerja pemerintah. Padahal, selama ini wajah yang ditunjukkan oleh pemerintah kepada masyarakat adalah wajah yang adem, ayem, lan tentrem aja.

Mengutip tulisan ciamik Richard Wilson dalam bukunya yang berjudul Anti Hero: The Hidden Revolution in Leadership & Change bahwa sosok Anti-Hero membantu menjelaskan mengapa begitu banyak dari masyarakat frustrasi dengan pemimpinnya. Di sisi lain, peran Anti-Hero juga dapat menjelaskan mengapa isu populer apapun seharusnya nggak mengejutkan masyarakat.

Anti-Hero juga berperan dalam menyadarkan masyarakat untuk siap sedia dikecewakan berkali-kali oleh para pemimpinnya, sampai suatu saat pemimpin tersebut secara fundamental mengubah gaya kepemimpinannya.

Aksi Bjorka mengobrak-abrik pemerintah Indonesia berjalan di waktu yang sangat tepat. Gelombang keresahan masyarakat yang sedang tinggi akibat naiknya harga BBM dan kebocoran data pemerintah diseluncuri dengan sangat mulus oleh Bjorka sebagai transportasi dalam mengangkat isu lain yang lebih jauh dari itu.

Ketika membayangkan sosok Anti-Hero yang ideal di dunia nyata, rasa-rasanya Bjorka sekali lagi bertindak dengan sangat cermat. Seluruh isu mengenai kebocoran data seakan lumat dan dalam sekejap, berita utama adalah mengenai dalang dari pembunuhan munir. Padahal, bukankah Bjorka yang seharusnya diwaspadai?

Pada akhirnya, sosok Anti-Hero seperti Bjorka akan hancur ditelan popularitas. Rasa simpati saya terhadap Bjorka perlahan menghilang setelah dirinya secara perlahan (nggak tau sadar atau tidak) membongkar keberadaannya. Memulai revolusi, katanya. Memiliki teman seorang exile, katanya. Tinggal di Warsawa, Polandia, katanya.

Menurut saya sih tinggal menunggu waktunya saja kapan mas/mbak Bjorka ini akan terungkap. Sosok Anti-Hero yang paling ideal memang cuman Deadpool dan Joker-nya Heath Ledger!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun