Â
Baru-baru ini Yogyakarta dikejutkan dengan banyaknya warga yang berbondong-bondong membeli sepeda untuk berolahraga. Seolah merupakan tren baru tidak hanya di Yogyakarta, namun juga di DKI Jakarta.
Pentingnya Ekonomi di Tengah Pandemi
Pertumbuhan ekonomi akan mengalami penuruan drastis di era pandemi seperti ini. Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 diprediksikan lebih rendah dari 2,3 persen (Ulya, 2020).
Hal ini menjadi pertimbangan besar bagi pemerintah agar dapat menyeimbangkan kedua faktor, yaitu ekonomi dan kesehatan. Per tanggal 15 Juni 2020, hampir seluruh tempat perekonomian di Jakarta telah beroprasi kembali secara New Normal.
Pembukaan tempat hiburan dan rekreasi juga mulai dilaksanakan dengan tetap menggunakan protokol kesehatan dari pemerintah. Penggunaan masker, kesediaan/fasilitas cuci tangan, dan sebagainya harus diperhatikan oleh pemilik tempat/toko agar dapat membukanya.
Walaupun New Normal telah dilakukan, tingkat pasien positif Covid-19 tidak kunjung menurun. Tercatat pada hari Sabtu, 20 Juni 2020 pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jakarta sebanyak 9.703 dengan pertambahan kasus sebanyak 178 orang (Habibie, 2020).
Belum Pulih Sepenuhnya
Faktanya, pemerintah tetap membuka sektor perekonomian dengan ketentuan-ketentuan baru yang harus dipatuhi. Namun, timbul pertanyaan mengenai urgensi dari dibukanya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau yang akrab dikenal dengan istilah Car Free Day (CFD).
Meski CFD dibuka dengan beberapa protokol tertentu, masih ada beberapa orang yang melanggar. Terutama terkait dengan umur yang rentan terhadap virus yaitu anak di bawah 9 tahun dan lansia di atas 60 tahun (Aditya, 2020).
Perlu ada perhatian khusus dan penjagaan yang ketat dari Pemprov DKI Jakarta jika ingin kembali mengadakan Car Free Day. Pasalnya, rantai persebaran Covid-19 belum memberikan sinyal penurunan.