Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musuh Bersama Masyarakat: Covid-19 dan Kedunguan Impulsif

21 Mei 2020   12:43 Diperbarui: 21 Mei 2020   12:50 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemukiman (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat bagi umat manusia. Waktu seperti ini mengajak manusia untuk refleksi sejenak.

Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya masalah yang terjadi, terutama di Indonesia. Di awal tahun, masyarakat Jakarta dan beberapa daerah lainnya dihadapkan pada banjir dikarenakan tingginya curah hujan (Amani, 2020).

Kemudian muncul sebuah virus tidak dikenal dengan penyebaran yang luar biasa cepat. Kali ini tidak hanya di Indonesia, melainkan seluruh dunia digemparkan oleh kasus Corona Virus Disease-2019 (selanjutnya disingkat COVID-19).

Hingga saat ini, jumlah positif COVID-19  di Indonesia telah mencapai angka 19.189 dengan tambahan kasus mencapai 693 orang dari data sebelumnya (Hakim, Halim, & Nugraheny, 2020).

Wuhan Setelah Tiga Bulan Lockdown

Gambar 1 Wuhan Bebas Corona (Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/12/193200365/kisah-warga-wuhan-rayakan-kebebasan-saat-lockdown-berakhir. Diakses 21 Mei 2020)
Gambar 1 Wuhan Bebas Corona (Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/12/193200365/kisah-warga-wuhan-rayakan-kebebasan-saat-lockdown-berakhir. Diakses 21 Mei 2020)

“Pembukaan kembali Kota Wuhan untuk mengirim sinyal bahwa China akan kembali menghidupkan ekonomi mereka. Tetapi terlepas dari upaya pemerintah, orang akan tetap sangat berhati-hati,” kata Ho-Fung Hunf, salah seorang dosen Universitas Johns Hopkins (Ratriani, 2020).

Wuhan telah mengirimkan tanda bahwa Lockdown akan segera berakhir setelah tiga bulan lamanya masyarakat tertib dan patuh dalam menjalankan aturan.

Hal tersebut patut dicontoh oleh Indonesia. Kerjasama apik antara pemerintah dan masyarakat berbuah manis bagi perekonomian Wuhan.

Situasi di Indonesia

Kabar dari Wuhan seharusnya memotivasi masyarakat Indonesia untuk tetap sabar dan disiplin dalam menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Faktanya, kabar dari Wuhan ini tidak menjadi kiblat bagi Indonesia dalam menjalankan PSBB. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya kerumunan massa di beberapa tempat.


Kerumunan Massa di Jakarta (Sumber: Gambar 1 Wuhan Bebas Corona (Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/12/193200365/kisah-warga-wuhan-rayakan-kebebasan-saat-lockdown-berakhir. Diakses 21 Mei 2020)
Kerumunan Massa di Jakarta (Sumber: Gambar 1 Wuhan Bebas Corona (Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/12/193200365/kisah-warga-wuhan-rayakan-kebebasan-saat-lockdown-berakhir. Diakses 21 Mei 2020)

Salah satu restoran ternama di Sarinah mendapatkan teguran dan denda sebesar 10 juta rupiah. Pasalnya, penutupan restoran ini mengakibatkan banyaknya masyarakat berkumpul di satu titik yang sama (Umasugi, 2020).

Alih-alih menaati PSBB, beberapa orang justru lebih mementingkan nostalgia melalui seremoni penutupan gerai restoran tersebut.

Ironisnya, karier panjang restoran yang beroperasi selama 30 tahun itu tidak diakhiri dengan baik. Masyarakat yang patuh dan rela tinggal di rumah selama sejenak menjadi geram.

Bagaimana tidak, sekitar 1.9 juta pekerja di PHK dan dirumahkan akibat Covid-19 di sebelas daerah di Indonesia. Hingga Kamis 16 April 2020, 229.789 orang terdampak virus ini. Sementara itu, 1.270.367 orang dirumahkan karena Covid-19 (Shalihah, 2020).

Patah Arang Melawan Kedunguan Impulsif

Belakangan ini, muncul kata “Indonesia Terserah” yang diramaikan di berbagai platform sosial media. Kebencian yang mendalam lahir dari garda terdepan (masyarakat) hingga garda terbelakang (petugas medis).

Wajar rasanya jika beberapa dari masyarakat dan petugas medis putus asa. Angka kematian yang mencapai 1.242 orang menyisakan duka yang mendalam. Ditambah lagi oleh banyaknya petugas medis yang gugur dalam bertugas.

Jika hal ini terus berlangsung di Indonesia, maka kemungkinan terburuknya adalah PSBB yang tidak berkesudahan.

Meredam Ego Untuk Bangkit

Hal ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat Indonesia. Bahwa sifat impulsif dan reaktif harus dihilangkan untuk dapat menang melawan virus ini.

Contoh kasus di atas merupakan satu dari beberapa kendala PSBB di Indonesia. Seperti halnya di Jakarta, Bogor juga masih diramaikan oleh kerumunan di pasar menjelang Idul Fitri di penghujung Ramadhan (Aprilin, 2020).

Di tengah situasi kalut seperti ini, ada baiknya untuk tidak saling menyalahkan satu sama lain. Kebutuhan masyarakat untuk keluar rumah banyak memiliki perbedaan.

Tidak bijak rasanya jika terus menggeneralisir keadaan dengan menyalahkan masyarakat. Skala prioritas setiap individu memang berbeda-beda, namun bukan berarti masyarakat dapat seenaknya keluar rumah tanpa protokol dari pemerintah.

Berdiam di rumah bukan merupakan alasan untuk tidak produktif. Bangkit dan menang adalah pilihan, kesabaran masyarakat sedang di uji.

Hilangkan ego agar segera terlepas dari belenggu ini. Saling bahu membahu dan bersabar dalam menghadapinya, karena seluruh dunia merasakan kalut dari virus ini. [MLN]

.

.

.

Further Readings

Amani, M. (2020). Penjelasan Lengkap Penyebab Banjir Jakarta, Curah Hujan Terekstrem hingga Sejarahnya. Jakarta: KOMPAS.com.

Aprilin, I. (2020). Curahan Wali Kota Bogor Bima Arya Soal Kerumunan di Pasar: Hati Ini Campur Aduk. Tribunnews.com.

Hakim, R. N., Halim, D., & Nugraheny, D. E. (2020). UPDATE: Total Ada 19.189 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 693. Jakarta: KOMPAS.com.

Ratriani, V. R. (2020). Kisah Warga Wuhan Rayakan Kebebasan Saat Lockdown Berakhir. KOMPAS.com.

Shalihah, N. F. (2020). Total 1,9 Juta Pekerja Di-PHK dan Dirumahkan akibat Pandemi Virus Corona. KOMPAS.com.

Umasugi, R. A. (2020). McD Sarinah Didenda Rp 10 Juta karena Gelar Seremoni Penutupan Gerai Saat PSBB. Jakarta: KOMPAS.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun