Seorang filsuf asal Jerman Immanuel Kant pernah mengatakan "das Ding an sich". Singkatnya, untuk melihat ke dalam sebuah realitas perlu beberapa sudut pandang supaya mendapatkan objektivitas.
Hal tersebut menyadarkan kita akan pentingnya membuka pikiran dan menggunakan akal budi secara bersamaan untuk menghindari misinformasi dari media sosial.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari seluruh rangkaian artikel di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa perkembangan teknologi informasi tidak dapat ditelan mentah-mentah. Perlu ada edukasi untuk meningkatkan kualitas literasi di Indonesia.
Hal tersebut harus dilakukan agar tidak ada mispersepsi dari masyarakat dalam mengolah berita. Harus ada regulasi yang jelas bagi media sebagai sarana penyebaran informasi. Kebersamaan dalam melawan kepicikan literasi akan menjadi senjata yang ampuh.
Saling berbenah diri merupakan kunci. Pemerintah sebagai regulator, media sebagai produsen, dan masyarakat sebagai konsumen. Dengan demikian, statement yang keluar sebagai output dapat diolah dengan bijak oleh masyarakat. [MLN]
Further Readings
AFP. (2018). Bolsonaro Diprediksi Menang dalam Pilpres. Rio De Janeiro: koran-jakarta.com.
Gaarder, J. (2019). Dunia Sophie. Bandung: Penerbit Mizan.
Hutapea, E. (2019). Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga Jadi Penyebab. KOMPAS.com.
Juditha, C. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya. Jurnal Pekommas, Vol.3 No.1 , 31-44.
Mastel. (2017). Hasil Survey MASTEL Tentang Wabah HOAX Nasional. Mastel.id.
Nugroho, B. P. (2019). Soal Firehose of Falsehood yang Disinggung TKN dan Diulas 'Indonesia Barokah'. Jakarta: news.detik.com.