Mohon tunggu...
Marshanda Sumantri
Marshanda Sumantri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup itu pilihan,Maka aku memilih untuk memenuhi wishlist Ku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Islam di Asia Tenggara

1 Desember 2023   10:03 Diperbarui: 1 Desember 2023   10:08 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam pertama kali mencapai Asia Tenggara  melalui  pedagang Arab dan Persia yang berlayar ke wilayah tersebut pada abad ke-7.
 Namun,  Islam  membutuhkan waktu  lebih lama untuk menyebar ke pedalaman.
 Interaksi antara Islam dan budaya regional Asia Tenggara sangatlah kompleks.
 Budaya lokal seperti Hindu dan Budha, animisme, dan tradisi pemujaan leluhur tetap bertahan bahkan setelah Islam masuk ke wilayah tersebut.
 Islam pertama kali mencapai Asia Tenggara  melalui  pedagang Arab dan Persia yang berlayar ke wilayah tersebut pada abad ke-7.
 Agama Islam pada awalnya diterima oleh masyarakat di daerah pesisir seperti  Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
 Namun,  Islam  membutuhkan waktu  lebih lama untuk menyebar ke pedalaman.
 Islam secara bertahap dan damai menginvasi Asia Tenggara  dan diterima oleh penduduknya, terutama melalui para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman, dan Arabia Selatan, dimana mereka singgah dan diterima oleh penduduk  pesisir.
 Peradaban Islam di Asia Tenggara mempunyai pengaruh  yang kuat, terlihat dari proses invasi melalui berbagai jalur, antara lain: - Jalur Perdagangan Sejak abad ke-1 M, perairan Asia Tenggara khususnya Selat Malaka telah diduduki.
 Posisinya sangat penting dalam kegiatan komersial dan transportasi.
 Bersifat internasional karena terletak di penghubung antara negara-negara Asia Timur, Asia Tenggara, dan Asia Barat.
 Aktifnya perdagangan di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-16 mendorong para pedagang Muslim (Arab, Persia, dan India) untuk berpartisipasi dalam perdagangan di negara-negara barat, tenggara, dan timur benua tersebut.
 - Jalur Pernikahan Ketika Islam menyebar, jalur pernikahan lebih menguntungkan karena pedagang Islam menikahi anak bangsawan, keluarga kerajaan, dan adipati, yang juga mendorong Islamisasi.
 Hal ini terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Nyay Manila, Sunan Gunung Jati dan Puteri Kaunganteng, Brawijaya dan Puteri Kampa (keturunan Raden Pata (raja pertama Demak) dll) .

 - Jalan Tasawuf Asia Tenggara dipengaruhi oleh ajaran  dan praktik tasawuf serta hadirnya dakwah intelektual tasawuf yang bertemu dengan para saudagar muslim. Guru tasawuf atau sufi mengajarkan Teosofi yang dicampur dengan ajaran populer khususnya di Indonesia.para sufi mengajarkan dengan dakwah yg cerdas.

naviamintari.wordpress.com
naviamintari.wordpress.com

-- Jalur Pendidikan Banyak g,uru qiyai dan ulama yang mendirikan sekolah dan pesantren.
 Di pesantren, santri mendapat pelajaran agama.
 Setelah berangkat, mereka menyebarkan ilmunya  dan berdakwah serta menyebarkan agama Islam di desanya masing-masing.
 Seperti pesantren yang didirikan di Gili oleh Raden Rahmat Surabaya dan Sunan Gili

Bata-bata.net
Bata-bata.net

-- Jejak Seni Bentuk Islamisasi melalui seni yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.
 Sunan Kalijaga  paling jago bermain wayang.
 Dia tidak pernah memungut biaya penampilan, tetapi meminta penontonnya untuk mengikutinya saat dia mendaraskan Syahadat.
 Sebagian besar cerita wayang masih bersumber dari cerita Mahabharata dan Ramayana, namun ajaran dan nama pahlawan Islam disisipkan ke dalam cerita tersebut.
 Seni lain juga dapat digunakan sebagai alat Islamisasi.
 patung, arsitektur, sastra (cerita, kronik, dll), dll.

kompas.com
kompas.com

 - Jalur Politik Setelah raja masuk Islam untuk pertama kalinya, sebagian besar rakyat masuk Islam.
 Pengaruh politik raja memberikan kontribusi besar terhadap penyebaran Islam di wilayah tersebut.
 Kemenangan suatu  kerajaan Islam secara politis dapat meyakinkan rakyat kerajaan non-Muslim untuk menerima Islam.

indonesia.go.id
indonesia.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun