Baru-baru ini, Mahasiswa Universitas Negeri Malang, Vania Nuraziza, Antik Hamidah, dan Viola Putri Arnelyta, melakukan kegiatan sosialisasi kesehatan dan penanganan gempa bumi di Panti Asuhan Tabita. Ketiga mahasiswi UM ini mengunjungi Panti Asuhan Tabita karena letak panti asuhan tersebut berdekatan dengan pantai yang memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi. Selain itu, kegiatan ini juga diadakan untuk meningkatkan pemahaman anak-anak di panti asuhan tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu, 5 April 2023 ini dilakukan ketiga mahasiswi UM dengan tujuan untuk menyalurkan donasi atau bantuan serta kegiatan sosialisasi untuk para anak-anak di dalam panti tersebut. Vania Nuraziza, Antik Hamidah, dan Viola Putri Arnelyta melakukan pengumpulan donasi buku untuk anak-anak yang berjumalh 33 di panti tersebut. Dilansir dari hasil kegiatan yang dilakukan, Panti Asuhan Tabita tidak memiliki sumber pendana tetap, mereka hanya memiliki sumber dana dari hasil ternak ayam oleh pengurus dan anak-anak panti.
Karena hal tersebut, pendidikan yang seharusnya didapat anak-anak seusia mereka tidak bisa didapatkan secara layak karena adanya keterbatasan finansial dari Panti yang membuat ketiga mahasiswi Universitas Negeri Malang akhirnya tergerak untuk membuat kegiatan donasi buku yang nantinya akan disalurkan untuk anak-anak Panti Asuhan Tabita. Letaknya yang juga dianggap rawan membuat kegiatan yang dilakukan ketiga mahasiswi tersebut disertai dengan acara sosialisasi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman dan oengetahuan mereka akan pentingnya kesehatan. Pengumpulan donasi dilakukann sejak tanggal Rabu, 1 Maret 2023 dan berhasil mengumpulkan 15 buku yang nantinya akan disalurkan ke Panti Asuhan Tabita.
Untuk mengumpulkan buku tersebut, ketiga mahasiswi tersebut menyebar pamflet donasi di berbagai laman media sosial untuk bisa menjangkau informasi yang lebih luas dari masyarakat lain untuk bisa menyumbangkan atau ikut andil dalam donasi yang dibuka. Kegiatan donasi buku dipilih agar para anak-anak panti bisa memiliki pengetahuan lebih lewat buku-buku tersebut yang tidak bisa mereka dapatkan sendiri. Buku-buku yang terkumpul diharapkan bisa berguna bukan hanya untuk saat ini namun juga di masa yang akan datang, untuk para anak-anak yang nantinya akan terus tumbuh dan perlahan mulai bisa mengerti dunia pendidikan yang belum bisa mereka emban.
Buku-buku yang disalurkan juga diharapkan bisa terus berguna untuk anak-anak agar bisa terus memotivasi mereka untuk kerap belajar dan mau mempelajari berbagai hal baru nantinya, bukan hanya terus berada dalam panti asuhan dan tertinggal berbagai pengetahuan. Buku yang diberikan juga diharapkan bisa terus meningkatkan literasi anak-anak panti agar meskipun mereka tidak sekolah namun mereka bisa menerapkan kegiatan literasi berkat buku-buku yang telah dimilikinya saat ini.
Keterbatasan yang dimiliki Panti Asuhan Tabita dalam hal pendidikan membuat para anak juga kurang memiliki pengetahuan lebih baik tentang pengetahuan khusus maupun yang umum. Hal ini membuat ketiga mahasiswi Universitas Negeri Malang yang melakukan kunjungan juga melakukan kegiatan Sosialisasi tentang cara menggosok gigi, mencuci tangan, dan penanganan gempa bumi kepada 33 anak di panti asuhan. Hal ini dilakukan agar para anak-anak di Panti asuhan bisa memahami dan mengerti bahwa kesehatan diri mereka penting meskipun mereka tinggal bersama, dan melakukan semua hal secara bersama. Keterbatasan mereka dalam pendidikan tidak akan membuat mereka terbatas dalam memahami pentingnya kesehatan. Sosialisasi juga dilakukan untuk penanganan gempa bumi mengingat bahwa lokasi tempat panti asuhan mereka memiliki kerentanan yang tinggi terhadap bencana alam gempa bumi sehingga mereka bisa memahami bagaimana dan apa yang harus dilakukan saat bencana alam terjadi.
Kegiatan sosialisasi diikuti oleh semua anak-anak panti asuhan yang berjumlah 33 anak. Sosialisasi dibagi menjadi dua kegiatan yaitu tentang kesehatan dan keselamatan. Sosialisasi kesehatan yang dilakukan mencakup pada hal-hal umum atau basic untuk mereka ketahui seperti cara menggosok gigi, mencuci tangan saat ingin makan, saat setelah melakukan aktivitas diluar ruangan atau bahkan saat mereka ingin tidur diikuti oleh cuci kaki. Anak-anak juga diajarkan bagaimana cara menjaga kesehatan dengan baik seperti melakukan mandi dua kali sehari, makan-makanan bergizi, serta bagaimana mereka harus menjaga pola kesehatan mereka dari hal-hal kecil.
Kegiatan sosialisasi kesehatan ini dilakukan agar mereka bisa peka dan mengerti bahwa kesehatan itu penting khususnya untuk diri masing-masing agar tidak mudah terkena dan terjangkit penyakit. Kesehatan tiap anak akan menjadi perhatian para pengurus panti asuhan mereka sehingga bukan hanya para pengurus yang harus mempehatikan namun juga diri mereka sendiri agar seiring bertumbuhnya usia mereka bisa lebih jauh menjaga kesehatan dengan sebagaimana seharusnya.
Selain sosialisasi kesehatan, mahasiswi UM juga melakukan sosialisasi keselamatan untuk anak-anak panti asuhan tentang penanganan gempa bumi. Sosialasi ini meliputi pendirian bangunan sesuai aturan baku, mengenali lokasi bangunan tempat tinggal, menempatkan perabotan pada tempat yang proporsional, menyiapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll, memeriksa penggunaan listrik dan gas, mencatat nomor telepon penting, dan mengenali jalur evakuasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H