Desember 2021 lalu, entah untuk yang ke berapa kalinya saya pergi ke Taman Hiburan Ancol. Yang saya lihat, ya tetap sama, Ancol tetap memukau untuk dipandang. Walaupun kadang amis nya ikan menusuk hidung, tetapi tidak menutup keindahan dari Ancol.
Tetap sama. Bedanya kali ini adalah saya kesana dengan temen-temen saya. Saya tidak pernah ke Ancol sama temen, jadi ini jadi pengalaman baru buat saya.
Saya dan temen-temen saya sudah merencanakan ini dari sebelum dimulai nya UTS. Bahkan rencana ini dibuat pun sangat tiba-tiba sekali. Sewaktu sedang nongkrong, tiba tiba temen saya ngajak untuk refreshing setelah UTS. Alhasil jadi lah kita semua sepakat untuk pergi ke Ancol.
Kami ber-6, 4 laki-laki dan 2 perempuan. Mulai menyusuri kota Bekasi hingga kota Jakarta dimulai pukul 8 dan sampai sana sekiranya pukul 10an. Di jalan, hujan. Tapi syukur lah pas sampe Ancol ternyata kering. Karena takut rencana-rencana kita gagal karena Ancol di terpa hujan.
Sampai sana, tidak langsung berhenti. Kita muter-muter entah sampe berapa kali. Cuman karena apa? karena mencari jalan biar mobil bisa masuk ke area pantai nya. Karena kita bener-bener merencanakan piknik di pinggir pantai pake mobil. Kira-kira seperti gambar yang tertera di bawah ini.
Setelah sekiranya satu jam kita mencari jalan, akhirnya kita menyerah. Kita parkir di deket pintu masuk area pantai lalu membawa barang-barang yang pengen di pake. Lumayan banyak, karena memang lagi-lagi rencana kita ya piknik dengan menggunakan mobil, jadi mau bawa barang sebanyak apapun tinggal di taro mobil.
Namun ternyata tentunya kadang ekspetasi mengalahkan semuanya. Ternyata karena Covid, jalan untuk masuk mobil ke area pantai nya ditutup, jadi kita terpaksa merubah rencananya dengan mengganti jadi barbequean biasa.
Sejuk nya udara pantai Ancol dan bercampur aroma daging sapi rasanya memuaskan, terlebih bersama temen-temen. Sampai tidak terasa kalau ternyata sudah sore. Sekiranya kita disana sudah 6 jam.
Benar, kalau diperkirakan itu lumayan waktu yang panjang. Tapi untungnya kita semua membawa makanan yang cukup banyak, jadi sepanjang 6 jam itu kita hanya makan sambil ngobrol in semua hal. Bahkan mungkin suara ketawa kita pun terdengan sebagian pengunjung Ancol.
Kita sangat menikmati suasana disana, apalagi sehabis hujan. Sejauh ini ya Ancol tidak berubah. Tapi keadaan pada siang hari disana saat itu tidak begitu ramai, namun pengunjung mulai berdatangan pada waktu sore.
Lalu sekitar jam 5 an, kita mulai merapihkan sampah-sampah makanan kita, dan mulai bergegas untuk pergi. Karena cuaca sudah sedikit mulai mendung, jadi kita memutuskan untuk pulang saat itu.
Pada hari itu saya benar-benar belajar mengenai sebuah pertemanan. Dimana ternyata penting untuk pergi dengan teman ke tempat yang jauh lalu bercengkrama mengenai semua hal. Itu sangat penting untuk hubungan pertemanan.
Hari itu juga saya langsung mengenal siapa temen-temen saya. Seperti apa mereka dan apa yang sedang mereka keluhkan. Karena tentunya kita semua mengobrol bukan yang tidak ada artinya, tapi kita ngobrol mengenai “kita” semua.
Untuk itu cobalah buat melakukan perjalanan wisata dengan teman-teman. Entah kemanapun itu, yang penting bisa memiliki ruang privasi untuk kebersamaan. Bukan tentang tempat nya atau makanan yg kita makan saat itu, melainkan perasaan yang dibentuk atas rasa pertemanan yang kuat.
Begitulah cerita feature perjalanan yang saya buat. Mungkin masih banyak kurangnya. Tapi saya akan terus berusaha menjadi lebih baik lagi dalam menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H