Mohon tunggu...
Marsha Isnaini Salsabila
Marsha Isnaini Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum UPN "Veteran" Jakarta

Hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etos Kerja dalam Pandangan Islam

24 November 2024   23:08 Diperbarui: 24 November 2024   23:08 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ETOS KERJA DALAM PANDANGAN ISLAM

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "Etos" berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial dan "Kerja" berarti kegiatan melakukan sesuatu (untuk mencari nafkah; mata pencaharian). Etos Kerja berarti semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

El-Qussy (1974), seorang pakar ilmu jiwa kebangsaan Mesir, mengatakan bahwa kerja adalah perbuatan yang berhubungan dengan mental yang mempunyai ciri kepentingan, yaitu untuk mencapai maksud atau mencapai tujuan tertentu.

Dapat dipahami bahwa Etos Kerja adalah sikap seseorang atau suatu bangsa yang sangat mendasar tentang cara melakukan suatu hal atau pekerjaan yang merupakan cerminan dari pandangan hidup diri sendiri untuk mencapai maksud atau tujuan tertentu dengan ciri khas yang berorientasi dari nilai-nilai ketuhanan (ilahiyah).

Bekerja dalam Etos Kerja dalam Islam yang benar adalah dengan mempunyai tujuan ganda, "Ukhrawi" yaitu ingin mendapat pahala mencari keridhaan Allah SWT karena bernilai ibadah dan duniawi dalam arti ingin mendapat imbalan materi berupa uang atau gaji, untuk menghidupi keluarganya (mata pencaharian). Bersifat materi barupa uang atau gaji yang setimpal, bukan berarti memperoleh imbalan materi berupa uang atau gaji yang sebanyak-banyaknya sehingga berujung dengan gaya hidup yang bersifat hedonism serta riya, pamer pada sesama manusia yang bisa menimbulkan sifat syirik dan berujung penipuan, mencuri, korupsi, dan lain-lain.

Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menganjurkan ummatnya untuk bekerja keras, dalam arti harus memiliki Etos Kerja tinggi. Diantaranya dalam Qur'an surat An-Nisa': 32, yaitu

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَا لِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗ وَسْئَـلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

QS. An-Nisa' 4: Ayat 32 berisi penjelasan tentang semangat para sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di dalam beramal dan bekerja dengan didasari keimanan, sehingga menghasilkan semnagat beramal atau bekerja dengan jujur dan amanah karena merasa selalu diawasi oleh Allah SWT.

Bekerja keras yang dibersamai dengan berzikir dan berdoa menjadi ciri khas Etos Kerja seorang muslim yang jika terealisasikan dalam kehidupan seorang muslim, maka dapat menghasilkan rezeki yang Insya Allah halal dan akan berkah dunia dan akhirat.

Islam mengajarkan bahwa bekerja adalah bagian cara menghadapi kehidupan dan bertahan hidup dari kehidupan seorang Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun