Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Find me on instagram @marshabremanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemeran Utama Film Dilan 1990 (2018) Tuai Pro Kontra Netizen

10 Desember 2021   15:56 Diperbarui: 10 Desember 2021   16:02 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Dilan 1990 (2018). Sumber: IMDb

Dilansir dari Bernas.Id, sutradara film Dilan 1990, Fajar Bustomi mengungkapkan bahwa untuk menguraikan sebuah novel sebanyak 300 halaman kemudian dijadikan film yang durasinya pendek, kemungkinan diubahnya banyak. Akan ada beberapa bagian yang harus diikhlaskan agar bisa dibuat lebih sinematografi.

Pembaca yang pro merasa bahwa Iqbaal sangat cocok untuk memerankan tokoh Dilan, karena wajahnya yang tampan dan juga romantis. Namun, di sisi lain, para pembaca yang kontra merasa bahwa Iqbaal sangat tidak cocok. Akibat wajahnya yang terlalu kalem, dirasa bahwa sangat jauh berbeda dengan penggambaran tokoh Dilan dalam novel.

Tak sedikit pembaca yang kecewa akibat imajinasi mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dari penggambaran di novel dan visual dalam film.

Adaptasi Novel Menjadi Film

Cover Novel Dilan 1990. Sumber: ebooks.gramedia.com
Cover Novel Dilan 1990. Sumber: ebooks.gramedia.com

George Bluestone, seroang pelopor studi tentang film adaptasi, melalui bukunya Novels into Film (1957) mengatakan bahwa terdapat Two Ways of Seeing atau dua cara melihat dalam mempertanyakan persamaan dan perbedaan mendasar dalam melihat sebuah film dan bentuk karya sastranya.

Bluestone berasumsi dan berusaha untuk menunjukkan ciri-ciri dasar yang membedakan secara genetika novel dengan film. Novel merupakan medium dengan pendekatan lingustik, sementara film merupakan medium dengan pendekatan visual.

Meskipun terdapat beberapa kesamaan di antara keduanya, tetapi pada kenyataannya, perbedaan jauh lebih terlihat. Perbedaan inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi filmmaker untuk menampilkan yang terbaik.

Sementara Linda Seger dalam The Art of Adaptation Turning Fact and Fiction into Film, menuliskan bahwa adaptasi merupakan sebuah proses transisi, pengubahan, atau konversi dari satu medium ke medium lainnya. Sehingga ketika dipersatukan sudah dipastikan akan menghasilkan suatu perubahan.

Tentunya perubahan tersebut tidak akan sama dengan imajinasi dari penggambaran tokoh, teks, alur, latar, dalam novel. Oleh karena itu, dalam mengadaptasi sebuah novel menjadi film, tentu akan memunculkan tantangan yang besar.

Meski menuai pro dan kontra, tetapi film Dilan 1990 (2018) berhasil menarik perhatian seluruh Indonesia. Selain unik dari film lainnya, film in juga cocok untuk ditonton oleh generasi manapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun