Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Journalism and Digital Media Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemberitaan di Era Serba Digital, Yuk Kenal Lebih Dekat dengan Jurnalisme Masa Kini dan Masa Depan

11 Oktober 2021   04:17 Diperbarui: 11 Oktober 2021   06:01 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jurnalisme Masa DepanSumber: news.koropak.co.id

Halo Sobat Kompasiana!

Pesatnya teknologi turut mengambil peran dalam berkembangnya dunia jurnalisme. Dulu, untuk mendapatkan sebuah informasi kita bisa melihat dari televisi, radio, maupun koran. Namun sekarang, dengan hadirnya jaringan internet kita lebih jauh dipermudah dalam mendapatkan informasi.

Perkembangan jurnalisme tadi bisa disebut new media atau jurnalisme online. Jurnalisme online merupakan proses penyebaran berita atau informasi melalui secara daring (dalam jaringan) menggunakan internet. Penjelasan lebih lanjut terkait jurnalisme online bisa dilihat di sini.

Di era digital seperti sekarang, dunia jurnalisme semakin lebih kompleks. Dalam hal ini, dari segi pemberitaan, tidak hanya berupa teks saja, tetapi bisa dilampirkan audio, video, infografis, dan lain sebagainya.

Fenomena tersebut dikenal dengan istilah jurnalisme multimedia. Jurnalisme multimedia ini sangat mencirikan dunia jurnalisme masa kini. Lalu, bagaimana dunia jurnalisme di masa depan? Apakah akan sama atau berbeda?

Pada artikel ini, kita akan membahas tentang jurnalisme masa kini dan jurnalisme masa depan. Mulai dari perbedaan, sampai peran serta masyarakat dalam kedua jurnalisme tersebut. Yuk, tetap simak artikel ini sampai akhir, ya!

Jurnalisme Masa Kini, Pemberitaan di Era Serba Digital

Menengok sekilas pemberitaan pada zaman dahulu, praktik jurnalisme dilakukan secara linier (berurutan). Dalam hal ini, prosesnya dimulai dari pengumpulan berita (news gathering), penulisan berita (news writing), penyuntingan berita (news editing), dan penyebarluasan berita (news disseminated).

Tentu proses tersebut sangat jauh berbeda dengan pemberitaan pada jurnalisme masa kini atau jurnalisme multimedia. Dalam proses pembuatannya, jurnalisme masa kini dapat dilakukan secara tidak linier. Yakni penulisannya bisa dilakukan bersamaan dengan proses editing.  

Tak hanya itu, dalam hal publikasi atau penyebarluasan berita, dapat dilakukan secara real time. Jika dahulu untuk menerbitkan sebuah berita perlu memakan waktu yang cukup lama, kini dapat disebarkan secara langsung melalui sebuah platform atau website.

Ilustrasi Platform Media Sosial Sumber: accestrade.co.id
Ilustrasi Platform Media Sosial Sumber: accestrade.co.id

Hal ini tentu didukung dengan adanya perkembangan teknologi, yaitu internet. Jurnalisme masa kini, kental dengan hal-hal yang berbau digital. Hal paling kentara dalam jurnalisme masa kini yaitu pada pengemasan beritanya.

Jika dahulu pengemasannya dalam bentuk cetak seperti koran dan majalah, kini dapat dikemas dalam bentuk digital seperti website atau platform berita. Jurnalisme masa kini memberikan ruang dalam menyajikan berita yang dapat diakses oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun.

Contoh pengemasan berita dalam bentuk digital dapat kita lihat pada platform berita online seperti Kompas.com, Tempo.co, Tirto.id, CNN Indonesia, dan lain sebagainya.

Jurnalisme masa kini juga memungkinkan interaktivitas dari para audiens melalui kolom komentar yang disediakan. Para audiens bisa memberikan pendapat, kritik, maupun saran terkait berita yang disajikan.

Selain memberikan komentar, jurnalisme masa kini juga berpeluang menghadirkan jurnalisme warga atau citizen journalism. Apa itu jurnalisme warga?

Jurnalisme Warga, Masyarakat Bukan Sekadar Konsumen

Jurnalisme warga atau citizen journalism merupakan kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan masyarakat dalam hal pengumpulan, pelaporan, analisis, serta penyampaian informasi dan berita.

Masyarakat, dalam jurnalisme warga bukan hanya sekadar konsumen, tetapi bisa juga terlibat dalam proses pengelolaan informasi. Dalam hal ini, keterlibatan masyarakat bisa dari segi membuat, mengawasi, mengoreksi, menanggapi, dan lain sebagainya.

Di era digital seperti sekarang, kita banyak menjumpai bentuk dari jurnalisme warga melalui pelbagai platform yang ada, seperti blog dan media sosial.

Kedua platform tersebut menjadi wadah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam menuangkan aspirasi, pendapat, pikiran, dan hal lainnya.

Blog merupakan platform berbasis web digital yang berisikan tulisan-tulisan. Blog pertama kali dipopulerkan oleh Pyra Labs saat meluncurkan Blogger.com. Blog berfungsi sebagai media publikasi seseorang baik sebagai catatan harian, cerita karangan, informasi, sumber belajar, dan lain sebagainya.

Ilustrasi Blog Sumber: hot.liputan6.com
Ilustrasi Blog Sumber: hot.liputan6.com

Masyarakat maupun jurnalis sekalipun dapat mempublikasikan tulisannya melalui platform ini. Oleh karena itu, hadirnya blog semakin membuka peluang siapa pun bisa menjadi jurnalisme warga. Namun, tentu di samping itu terdapat kekurangan dari tulisan informasi atau berita yang dipublikasikan melalui blog.

Memiliki sifat yang lebih bebas dan terbuka, blog dalam jurnalisme warga berpeluang tidak berpacu pada kode etik jurnalistik yang ada. Masyarakat yang tidak memiliki pemahaman terkait penulisan dan penyebaran informasi yang baik mendorong terjadinya misinformasi atau hoax.

Terlebih dengan ditunjang media sosial, sebagai platform yang siapa pun bisa mengakses informasi dengan mudah dan cepat.

Media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan lain sebagainya turut membuka peluang siapa pun bisa menjadi jurnalisme warga.

Media sosial Instagram misalnya, banyak pengguna yang kerap membagikan informasi dalam bentuk infografis yang jauh lebih ringkas dan padat. Sementara, jika informasi yang lebih panjang bisa diunggah melalui fitur Instagram TV.

Di Twitter, jurnalisme warga bisa ditujukkan dalam bentuk utas pengguna yang terdiri dari beberapa unggahan. Biasanya, kedua media sosial ini banyak digunakan oleh generasi Z (kelahiran tahun 1995-2010) dan generasi Y (kelahiran tahun 1977-1994) karena lebih memilih mengonsumsi informasi yang ringan dan ringkas.

Peran serta masyarakat dalam bentuk jurnalisme warga ini menunjukkan keadaan jurnalisme masa kini yang serba digital. Sekarang, bagaimana dengan jurnalisme masa depan?

Wajah Jurnalisme Masa Depan

Tentunya di masa mendatang, perkembangan teknologi akan semakin pesat. Hal ini berpotensi membuat arus jurnalisme menjadi semakin dinamis. Jika sebelumnya perubahan dunia jurnalisme dari konvensional menuju digital (online) cukup memberikan dampak ke masyarakat, kemungkinan jurnalisme di masa depan akan sangat dipertanyakan keadaannya.

Ilustrasi Jurnalisme Masa DepanSumber: news.koropak.co.id
Ilustrasi Jurnalisme Masa DepanSumber: news.koropak.co.id

Jurnalisme masa depan diperkirakan kental pada tiga hal di bawah ini, yaitu:

  • The Realtime Web

Merupakan konten informasi atau berita yang dipublikasikan secara real time. Pemberitaan yang disajikan secara terkini atau siaran langsung menjadikan audiens semakin mudah dan cepat mendapatkan berita terbaru.

Pemberitaan secara real time bisa dijumpai pada media sosial seperti Instagram, Twitter, Youtube, Facebook, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan platform atau media sosial tersebut memiliki fokus kecepatan dan jangkauan audiens yang luas.

  • Big Data

Merupakan acuan yang dapat digunakan para jurnalis dalam memproduksi sebuah konten. Big data hadir bermula dari inisiatif beberapa organisasi untuk mengambil, menyimpan, memproses, dan menganalisa data-data yang sebelumnya sudah diambil.

Hadirnya big data memungkinkan para jurnalis akan semakin mudah dalam mencari informasi data yang valid dan terpercaya.

  • Intelligent Devices

Merupakan perangkat yang menjadi alat dalam memproduksi berita jurnalistik. Telepon pintar, laptop, komputer yang semakin canggih akan membantu jurnalis dalam memproduksi dan mengelola berita.

Selain dapat berkomunikasi secara lisan dengan mudah dan cepat, hadirnya perangkat canggih akan memudahkan jurnalis untuk bekerja secara cepat dan efisien.

How Will News Be Reported in The Future?

Ilustrasi Pemberitaan di Masa Depan Sumber: Theconversation.com
Ilustrasi Pemberitaan di Masa Depan Sumber: Theconversation.com
  • Curative Journalism

Jurnalisme kurativ merupakan proses pengumpulan informasi yang dijadikan ke satu lokasi dengan tujuan memudahkan audiens dalam mengakses konten tertentu secara khusus.

Jurnalisme kurativ ini bukanlah sebuah hal yang baru. Sebuah organisasi media berita memiliki kurasi sebagai inti dari sebuah kompetensi. Dalam hal ini, bagian editor akan mengatur informasi/berita tertentu kepada audiens dalam sebuah tempat khusus.

  • Hyperlocalisation

Hyperlocalisation atau istilah lainnya jurnalisme lokal merupakan berita yang berbasis komunitas. Dalam hal ini, tujuan dibuatnya berita tersebut untuk dikonsumsi oleh anggota/penduduk komunitas tersebut.

Jurnalisme lokal kemungkinan dibuat oleh penduduk/anggota komunitas daerah tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan penduduk luar dapat memproduksinya juga.

Isi dari berita jurnalisme lokal seputar informasi daerah tersebut. Platform yang dapat digunakan dalam mempublikasikan berita jurnalisme lokal bisa melalui blog baik individu, jaringan, atau aggregator. Bisa juga dari situs web tertentu.

Nah, itu tadi penjelasan terkait jurnalisme masa kini, masa depan, sampai peran serta masyarakat dalam kedua jurnalisme tadi, seperti hadirnya jurnalisme warga melalui blog dan media sosial. Pada intinya, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, turut mendorong perkembangan dunia jurnalisme.

Mulai dari proses produksi sampai publikasi yang serba digital, dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan berita itu sendiri. Tentu hal ini menjadikan dunia jurnalisme semakin dinamis.

Semoga, artikel ini dapat membantu sobat Kompasiana paham akan jurnalisme masa kini dan masa depan, ya! Terima kasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun