Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Find me on instagram @marshabremanda

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dari Media Perjuangan Sampai Partisipan, Yuk Intip Perkembangan Jurnalisme di Indonesia!

4 Oktober 2021   10:24 Diperbarui: 4 Oktober 2021   10:28 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Kabar Medan Prijaji Sumber: wikipedia

Surat Kabar Medan Prijaji Sumber: wikipedia
Surat Kabar Medan Prijaji Sumber: wikipedia

Mulai saat itu, perkembangan jurnalisme dan surat kabar di Indonesia kian menanjak. Tercatat, ada sekitar 30 surat kabar berbahasa Belanda, 27 surat kabar berbahasa Indonesia, serta satu surat kabar berbahasa Jawa di pertengahan abad ke-19.

Pada 7 September 1931, pemerintah kolonial Belanda sempat menerbitkan presbreidel ordonantie atau peraturan yang membolehkan penguasa melakukan penutupan terhadap media yang dianggap mengganggu ketertiban umum.

Namun, adanya peraturan tersebut tidak membuat pribumi tersudut. Justru semakin semangat untuk menerbitkan media sebagai alat perjuangan.

Beralih Ke Masa Penjajahan Jepang

Setelah Belanda pergi, Jepang datang dan mulai menjajah Indonesia. Dunia jurnalisme di Indonesia mengalami perubahan secara besar-besaran. Saat itu, semua surat kabar diwajibkan untuk bergabung dan isi pemberitaan harus menyesuaikan dengan rencana dan tujuan Jepang dalam.

Kala itu, perjalanan jurnalisme di masa penjajahan Jepang sangat mengalami kesulitan. Kebebasan pers dibatasi, ditekan, dan harus mengikuti kepengtinan pemerintahan Jepang. Hal ini ditujukkan dengan isi surat kabar yang hampir semuanya pro pemerintahan Jepang.

Media Pembawa Suara Rakyat

Surat kabar sebagai media penyebaran informasi Sumber: Kompas.com
Surat kabar sebagai media penyebaran informasi Sumber: Kompas.com

Beberapa media yang terbit di Indonesia pada tahun 1900-an serta menjelang kemerdekaan RI, memiliki kesamaan fungsi yakni sebagai media pembawa suara rakyat dan perjuangan. Dalam sejarah mencatat ada beberapa nama besar pemimpin bangsa yang dulunya merupakan wartawan atau pengelola media berita, diantaranya:

  • Ir. Soekarno
  • Moh. Hatta
  • Tirto Adhi Soerjo
  • Ki Hajar Dewantara
  • Tan Malaka
  • Tjipto Mangoenkoesoemo

Pasca kemerdekaan Indonesia, fungsi media kian beralih dari media perjuangan menjadi media partisipan. Meskipun di masa penjajahan Jepang sudah dilaksanakan, tetapi di era ini media dikatakan sebagai perwakilan dari kelompok atau partai politik tertentu. Tak hanya itu, di era ini media juga digunakan sebagai saluran menyebarkan ideologi tertentu.

Masa-masa awal kemerdekaan ini media juga berfungsi sebagai sarana informasi proses pembangunan dan politik di Indonesia.

Media di Era Pasca Kemerdekaan dan Orde Baru

Era kepemimpinan Soekarno, menjadi penanda media berada di situasi tidak menguntungkan. Dalam hal ini, selain menjalankan fungsi sebagai sarana informasi, tetapi fungsi pengawasan media menjadi semakin dipersempit.

Salah satunya adalah dilakukannya pembredelan terhadap media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun