Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Journalism and Digital Media Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Berkreasi dalam Limitasi untuk Selamatkan Bumi

10 Maret 2021   16:28 Diperbarui: 10 Maret 2021   16:42 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Sobat Kompasiana!

Seiring berjalannya waktu, bumi kita semakin menua. Bumi, tempat manusia, satwa, tumbuh-tumbuhan berkembang biak. Bumi menyediakan segala hal yang kita butuhkan. Mulai dari oksigen, makanan, air, dan lain sebagainya. Namun, saat ini kondisi bumi semakin tidak sehat. Banyak hal yang membuat bumi harus menanggung beban hasil dari kita berbuat.

Keadaan bumi yang kian memburuk, kerap ditunjukan oleh beberapa fenomena. Salah satunya adalah pemanasan global. Pemanasan global menjadi masalah yang cukup serius dewasa ini. Pemanasan global merupakan fenomena peningkatan suhu atau temperatur global dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan emisi gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N20) serta CFC yang membuat energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.

Pemanasan global juga turut dipengaruhi oleh banyaknya sampah yang ada di bumi. Sampah, juga menjadi salah satu fokus utama pemerintah karena jumlahnya yang kian meningkat. Banyaknya sampah ini mengakibatkan beberapa hal terganggu, salah satunya yaitu tadi pemanasan global.

Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah mengurangi jumlah sampah tersebut agar pemanasan global dapat berkurang. Eco Enzyme menjadi salah satu alternatif dalam pengurangan jumlah sampah tersebut.

Apa itu Eco Enzyme?

Eco Enzyme merupakan sebuah cairan mutiguna hasil dari fermentasi limbah dapur atau sampah organik seperti ampas buah, kulit buah, sayuran yang dicampur dengan gula merah serta air. Eco Enzyme memiliki warna coklat gelap dengan aroma fermentasi asam manis yang kuat.

dbs.com
dbs.com
Eco Enzyme pertama kali digagas oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan ini adalah mengolah sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti pembersih organik bahkan penyelamat bumi.

Dari gagasan Dr. Rosukon tersebut, munculah sekelompok orang yang juga menaruh atensi ke kondisi sampah saat ini. Berlatar belakang melihat ironi 70% sampah yang ada di bumi adalah sampah organik, maka sekelompok orang ini memutuskan untuk memproduksi sesuatu hasil dari gagasan Dr. Rosukon yaitu membuat Eco Enzyme guna menyelamatkan bumi. Komunitas ini kemudian menyebar ke berbagai belahan bumi salah satunya Indonesia. Di Indonesia, komunitas ini diberi nama  Eco Enzyme Nusantara.

Mengenal Eco Enzyme Nusantara

kabarkampus.com
kabarkampus.com

Komunitas Eco Enzyme Nusantara kini tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Komunitas ini berfokus pada pemanfaatan sampah organik khususnya sampah hasil dapur yang kemudian diolah, difermentasi bersama dengan gula merah dan air selama kurang lebih tiga bulan. Hasil fermentasi ini nantinya akan disaring dan dimanfaatkan untuk berbagai hal.

Komunitas Eco Enzym Nusantara, atau biasa disingkat KEEN, menjadi pelopor solusi pengurangan sampah dan penyelamatan bumi saat ini. Anggota KEEN sendiri terdiri dari berbagai macam usia mulai dari remaja hingga orang dewasa. Kegiatan KEEN adalah melakukan sosialisasi ke berbagai daerah di Indonesia dan secara massal memproduksi Eco Enzyme guna bersama-sama menyelamatkan bumi.

Dalam memproduksi Eco Enzyme, KEEN menggunakan bahan-bahan sederhana seperti yang sudah disebutkan di atas. Ada sampah organik atau limbah dapur (bisa berupa kulit buah, ampas buah, sayuran, dll -- kecuali kulit durian), serta gula merah dan air. Perbandingan yang dipakai adalah 3:1:10. Produksi Eco Enzyme yang menggunakan bahan-bahan seadanya ini merupakan manajemen sampah yang dapat menghasilkan manfaat luar biasa baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. 

Mengapa Eco Enzyme penting?

Proses fermentasi sampah organik beserta gula merah dan air ini pada saat hari pertama mereka akan melepaskan gas ozon (03) ke udara. Gas ozon ini nantinya akan mengurangi karbondioksida (CO2) di atmosfer yang memperangkap panas di awan. Dari situ, akan mengurangi efek rumah kaca dan juga pemanasan global.

Eco Enzyme juga dapat mengurangi polusi karena gas metana yang dikeluarkan dari sampah yang dibuang dapat memerangkap 21 kali lebih banyak panas daripada CO2, serta memperburuk pemanasan global. Tak hanya itu, Eco Enzyme juga dapat membersihkan udara dari racun, polusi hingga menghilangkan bau.

Selain itu, Eco Enzyme dapat dimanfaatkan sebagai cairan pembersih rumah tangga (toilet, sabun cuci piring, shampo), obat gatal-gatal, pupuk, antiseptic, dan lain-lain.

Komunitas Eco Enzyme Nusantara memiliki peranan besar dalam produksi Eco Enzyme itu sendiri. Dengan dilakukannya sosialisasi ke berbagai daerah yang memiliki keprihatinan sampah, cukup mengurangi dan membantu untuk solusi dari banyaknya sampah tersebut. Secara pribadi, saya terkesan dengan hadirnya Komunitas Eco Enzyme Nusantara ini. Dengan adanya mereka, dapat membantu menyelamatkan bumi dengan berkreasi menggunakan bahan seadanya. Dari hal tersebut, bisa berdampak besar bagi keberlangsungan bumi kedepannya.

Daftar Pustaka

Imron, M. (n.d.). Eco Enzyme. Retrieved from Zero Waste:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun