Setelah terlatih dan terbiasa menerima realitas sosial yang ada, secara otomatis kita akan menjadi lebih mudah menganalisis kondisi sosial di sekitar kita. Kemudian, yang menjadi pertanyaan adalah, apa itu analisis sosial dan apa perlunya?
Analisis sosial didefinisikan sebagai sebuah skema tentang interaksi antar faktor dalam rangka memecahkan masalah sosial. Analisis sosial berusaha untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai situasi sosial, hubungan strukural, budaya, serta historis yang memungkinkan kita untuk memahami realitas sosial yang ada lalu dicari solusi permasalahannya (Raditya, 2020).
Menurut Lembaga ELSAM (dalam Raditya, 2020), analisis sosial diperlukan karena beberapa faktor. Pertama, analisis sosial berguna untuk identifikasi dan pemahaman masalah secara lebih seksama sampai tahap melihat akar masalah dan ranting masalahnya.
Kedua, dengan melakukan analisis sosial, dapat digunakan untuk mendalami potensi yang ada dalam sebuah komunitas tertentu.
Ketiga, analisis sosial dapat bermanfaat untuk membangun ukuran dengan lebih baik bagi kelompok yang dirugikan.
Terakhir, digunakan untuk membangun prediksi berupa tindakan-tindakan sebagai upaya untuk mengubah keadaan yang ada.
Dalam melakukan analisis sosial, diperlukan tahapan-tahapan tertentu. Menurut ELSAM (dalam Raditya, 2020), tahapan tersebut antara lain:
- Tahap Persiapan
- Tahap Kunjungan Lapangan
- Tahap Pemilahan Data
- Tahap Penentuan Masalah
- Tahap Prioritas Masalah
- Tahap Akar Masalah
Ketika kita melakukan analisis sosial, kita akan mengamati secara langsung realitas sosial yang terjadi dalam suatu tempat atau organisasi tertentu. Kalau biasanya kita datang ke suatu tempat misalkan tempat wisata, biasanya setelah berjalan-jalan, kita akan pulang. Namun, dalam melakukan analisis sosial, kita tidak hanya sekadar melihat, tetapi juga mengamati. Bagaimana interaksi yang terjadi antara pengunjung dengan tour guide, pengunjung dengan penjual souvenir, dan sebagainya. Inilah analisis sosial.
Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari analisis sosial. Pertama, kita menjadi lebih banyak tahu informasi mengenai kondisi sosial suatu tempat dari proses menggali yang sudah dilakukan. Dalam proses tersebut, tentu banyak effort yang diperlukan. Kita dituntut untuk lebih meningkatkan rasa curious kita terhadap suatu isu.
Kedua, kita dipaksa lebih dekat dengan isu-isu sosial yang ada. Biasanya, generasi milenial cenderung apatis dengan isu-isu sosial disekitarnya. Dengan kita belajar menganalisis kondisi sosial, kita akan menjadi lebih dekat dengan isu-isu sosial yang ada karena kita terus menerus melakukan proses penggalian informasi kepada narasumber.