Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Find me on instagram @marshabremanda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ebeg, Perpaduan Ragam Seni Tari dan Atraksi Magis Kebanggaan Kaum Ngapak

19 Desember 2020   13:43 Diperbarui: 19 Desember 2020   14:27 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah kesenian Ebeg ini dulunya menggambarkan semangat latihan perang para prajurit berkuda yang melawan penjajah. Latihan perang ini yang kemudian dimodifikasi oleh para seniman untuk mengobarkan semangat perlawanan rakyat. Selain itu, kesenian ini menjadi simbol optimisme rakyat mengalahkan penjajah. Kegagahan para prajurit berkuda inilah yang ditunjukkan dengan atraksi-atraksi dan tarian dalam kesenian Ebeg.

Tarian dalam Kesenian Ebeg

Pada saat pementasan Ebeg, tarian dibagi sesuai dengan regu masing-masing yang terdiri dari dua kelompok dengan dua orang pemimpin. Masing-masing regu ini menggunakan kuda yang berbeda, yaitu kuda berwarna hitam atau merah, dan kuda putih. Masing-masing warna menunjukkan simbol identitasnya. Kuda berwarna hitam atau merah merepresentasikan pemimpin yang menuju kejahatan, sedangkan kuda berwarna putih merepresentasikan pemimpin yang menuju kebenaran sejati.

Identitas mengacu pada karakter khusus individu atau anggota suatu kelompok dan kategori sosial tertentu (Rummens dalam Santoso, 2006:44).

Saat momen-momen tertentu dalam tarian, kedua pemimpin akan saling bertemu dan berhadap-hadapan serta saling menggelengkan kepala. Gerakan  yang menggunakan simbol noverbal ini memiliki makna bahwa antara kebenaran dan kejahatan tidak akan pernah dapat bertemu, dalam hal ini rukun. Tentu, hal ini berhubungan dengan identitas karakter yang baru saja penulis katakan diatas.

Samovar (2017) mengatakan bahwa pesan-pesan nonverbal sebagian bertanggung jawab untuk membangun identitas diri anda.

Para pemain ini dibedakan lagi menjadi beberapa bagian, ada penunggang kuda lumping, barongan, dan dua pemain yang menggunakan topeng. Dalam kesenian Ebeg, barongan digambarkan sebagai wajah macam yang menggunakan kain panjang ke belakang.

Para pemain yang menggunakan topeng ini masing-masing memiliki panggilan, yaitu Penthul dan Tembem. Penthul ditunjukkan dengan topeng yang mempunyai hidung panjang, sedangkan Tembem ditunjukkan dengan wajah yang menyeramkan dan berwarna hitam. Penthul dan Tembem ini keduanya disebut dengan "Cepet."

wikiwand.com
wikiwand.com

nathionalgeographic.grid.id
nathionalgeographic.grid.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun