Mohon tunggu...
Marsha Bremanda TR
Marsha Bremanda TR Mohon Tunggu... Lainnya - A learner, Dreamer, Achiever

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Find me on instagram @marshabremanda

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Bikin Kesal, Nih 5 Cara Menghadapi Teman Kelompok yang Egois!

11 Desember 2020   22:07 Diperbarui: 11 Desember 2020   22:44 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Sobat Kompasiana!

Memiliki seorang teman  memang menyenangkan. Kita bisa saling bercerita, berbagi banyak hal, bermain bersama, dan lain sebagainya. Terlebih jika teman kita memiliki pemikiran yang sama, tentu akan nyambung pembicaraannya. Namun, tidak semua pertemananan yang terjalin bisa berjalan dengan mulus. Pasti ada saja masalah-masalah yang datang baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini wajar dialami di setiap siklus pertemanan.

Dalam kegiatan di kelas, pasti kita pernah disuruh untuk membuat kelompok. Biasanya, kelompok ini nantinya akan menjadi partner kita dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Tentu, dalam memilih kelompok kita berharap agar disatukan dengan teman yang pintar, baik dan dapat diajak kerjasama. Namun, apa jadinya jika salah satu teman kelompokmu ada yang memiliki sifat egois? Huh, pasti menyebalkan ya! 

Biasanya, masalah dalam kelompok bisa terjadi karena salah satu anggota yang tidak mau mengalah atau biasa kita sebut egois. Entah karena memang itu sudah menjadi sifat aslinya atau karena hal lain. Kita terkadang selalu mengasumsikan bahwa apa yang kita lakukan ke orang lain adalah yang terbaik. Padahal, belum tentu yang kita lakukan benar. Sifat egois ini yang terkadang menjadi titik konflik dalam pertemanan.

Stella Ting-Toomey dan John Oetzel (2001) menjelaskan bahwa konflik muncul ketika sekelompok orang dari komunitas budaya yang berbeda yang terlibat dalam tujuan komunikatif saling bergantung mengalami frustrasi emosional yang disebabkan oleh ketidakcocokan yang dirasakan dari tujuan yang diinginkan (Baldwin et al, 2014).

Bagaimanapun, setiap orang pasti memiliki sifat egosinya masing-masing. Namun, tentu kapasitasnya yang berbeda. Dalam pertemanan, pasti ada seseorang yang memiliki sifat egois yang terkadang membuat kita jadi kesal. Nah, biasanya konflik muncul karena adanya sifat egois ini. Ketika teman kelompok kita melakukan sesuatu yang salah dan kita menasihatinya, tetapi ia tidak mau mendengarkan, disinilah konflik akan muncul. Dengan sifat egois teman kita yang tidak mau dinasihati ini kerap menjadikan kita kesal. Pada akhirnya timbul konflik dalam pertemanan tersebut. Dari adanya konflik tersebut, kita perlu untuk melakukan manajemen konflik baik dengan diri kita sendiri maupun dengan anggota kelompok yang lain. Salah satu manajemen konflik yang bisa kita lakukan dari adanya konflik ini yaitu melakukan kompromi dengan anggota kelompok yang lain. Bagaimana jalan keluar yang terbaik dari konflik dengan si teman yang egois ini. 

Nah kemudian, gimana sih caranya menghadapi teman kelompok yang egois? Berikut ini 5 cara menghadapi teman kelompok yang egois biar nggak bikin kita kesal lagi, hihihi.

Jangan Mudah Terpancing dan Abaikan Saja

Teman yang egois ketika sedang emosi cenderung akan mengeluarkan emosi yang meledak-ledak. Terkadang, kata-kata yang dikeluarkan bisa sangat tajam dan dapat melukai perasaan kita. Nah, sobat Kompasiana jangan sampai mudah terpancing, ya!

Kita bisa mengabaikan kata-kata yang ia lontarkan agar meminimalisir perasaan kita terluka. Selain itu, dengan kita mengabaikan kata-kata dan perlakuan dia, maka dia akan dengan sendirinya lelah dan akhirnya sadar dengan sikap buruknya tersebut.

Terima Kekurangannya

Memang memiliki sifat egois merupakan hal yang salah. Namun, kita juga tidak boleh menghendaki sifatnya tersebut. Kita perlu untuk lebih meluaskan pandangan kita dan belajar untuk menerima kekurangannya. Setiap orang tentu memiliki masalahnya masing-masing. Mungkin, bisa saja teman kita yang egois ini tengah memiliki masalah dalam hidupnya. Sehingga menjadikan sifat egoisnya ini tidak terkontrol.

Oleh karena itu, kita harus menerima dengan lapang apa yang menjadi kekurangan teman kita. Mungkin, seiring berjalannya waktu, sifat egois dia akan memudar. Tentu dibalik kekurangannya ini, ia juga memiliki kelebihan yang tidak kita miliki. Sehingga, sangat penting untuk kita menerima kekurangannya.

Berpikir Positif

Cobalah untuk berpikir positif bahwa teman kelompok kita ini memiliki suatu alasan khusus kenapa ia bisa keras kepala dengan pendapatnya tersebut. Mungkin, ia merasa bahwa pendapat kita salah  dan ia kurang bisa mengungkapkan dengan baik dan benar. Sehingga ia meluapkannya dengan sifat egoisnya tersebut.

Batasi Waktu dengannya!

Memiliki teman yang egois memang akan membuat kita kalah dalam segala hal, baik dari segi energi, pikiran, waktu dan lain sebagainya. Memang meskipun sangat penting untuk memberikan toleransi kepadanya untuk berubah, kita juga perlu untuk membatasi waktu dengannya.

Saat apa yang ia lakukan sudah terlalu berlebihan bagi diri kita, cobalah untuk pergi sejenak darinya. Carilah alasan yang sopan agar ia tidak tersinggung. Mungkin dengan menjauhnya kita dalam sejenak akan memberikan kita sedikit relaksasi bagi pikiran. Dalam kasus kelompok, coba biarkan saja ia melontarkan dulu pendapatnya. Biarkan dia mengungkapkan apa saja yang ada di pikirannya. 

Jika Sudah Terlalu Lelah Menghadapinya, Tinggalkan Saja!

Ada pepatah mengatakan, orang sabar pasti ada batasnya. Yup, benar. Namun, selain bersikap sabar, kita juga perlu untuk sadar. Jika kamu merasa sifat egoisnya ini sudah diambang batas kewajaran, lebih baik tinggalkan saja. Kita perlu sadar bahwa mempertahankan hubungan dengan orang yang egois sama saja menyakiti diri sendiri.

Ingat! Hidup kita terlalu berharga jika untuk mengurusi orang yang egois. Banyak waktu yang akan terbuang dengan sia-sia jika kita terus meladeninya.

Terkadang, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik kita harus meninggalkan seseorang yang berpengaruh buruk dalam hidup kita. Ketika teman kelompok kita sudah terlalu berlebihan, jika memungkinkan, tinggalkan saja kelompok mu dan carilah kelompok lain yang lebih baik. Jangan karena sifat egoisnya ini menjadikan dinamika kelompok lagian buruk dan tidak menghasilkan sesuatu yang baik. 

Nah sobat Kompasiana, tugas kelompok memang sangat mempengaruhi nilai kita. Namun, bukan berarti kita mau saja diperlakukan semena-mena dan menerima begitu saja sifat egois dari teman kelompok kita. 

Jangan ragu dan khawatir dengan pilihan yang kita lakukan. Jika memang dirasa sudah terlalu buruk, tinggalkan saja. Saat kita menjauh dari orang yang berpengaruh buruk di hidup kita, pasti kita akan segera dipertemukan dengan orang yang jauh lebih baik darinya. Saat kita pergi dari teman kelompok yang egois, maka kita akan mendapatkan kelompok yang lebih baik. 

Pilihan kita akan menentukan masa depan kita. Jika kita sayang dengan diri kita sendiri, lakukan pilihan yang tepat. Jauhi teman yang dirasa memiliki pengaruh buruk. Your life is your happiness. 

***

DAFTAR PUSTAKA 

Baldwin, J., Coleman, R. M., Gonzalez, A., & Packer, S. (n.d.). Intercultural Communication for Everyday Life (0 ed.).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun