"Umm, Ummm..."
"Apa?!"
"M-m-maukah adinda pergi makan bersamaku malam ini?"
"IHH?! Apaan sih!! Lo kira ini tahun 70-an apa! Adinda, adinda! Makan tuh keranda!"
Hmm, niat ingin romantis, malah jadi tragis disuruh makan keranda hihihi.
Halo sobat Kompasiana!
Dalam menjalin sebuah hubungan, tentu komunikasi menjadi hal yang penting guna menghindari kesalahpahaman. Bagi sebagian orang, memulai obrolan ringan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Terlebih, memikirkan kata-kata apa yang tepat untuk diucapkan agar suasana tidak awkward. Tentu hal ini menjadikan kita gugup ketika bertemu langsung dengan pasangan kita. Lalu, apa yang terjadi jika kita memiliki pasangan yang sulit berkomunikasi? Â
Aktivitas berkomunikasi tidak lepas dari penggunaan bahasa. Bahasa memegang keberadaan penting bagi aktivitas sehari-hari kita. Newman dalam Samovar (2017) mengatakan bahwa "Bahasa dapat menimbulkan pukulan emosional yang sangat besar. Kata-kata bisa membuat kita bahagia, sedih, jijik, marah atau bahkan menghasut kita untuk melakukan kekerasan."
Dari obrolan singkat diatas, aktivitas komunikasi yang dilakukan si cowok direspon tidak baik oleh pasangannya. Hal ini dikarenakan cara bicara si cowok yang gugup serta penggunaan bahasa yang terkesan jadul (jaman dulu). Kemampuan berkomunikasi si cowok dinilai membosankan sehingga membuat pasangannya merespon dengan marah.