Indonesia adalah satu negara berkembang di Asia. Pesatnya perkembangan pembangunan bisa kita lihat jelas khususnya di ibukota yaitu Jakarta. Jakarta terus berusaha menjadi tempat yang nyaman dan menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia.Â
Namun Jakarta juga menjadi tempat bagi sebagian besar warga negara untuk mengadu nasib. Semakin tinggi keinginan untuk datang ke kota yang di kata nyaman ini bukan berarti memberikan kesempatan mudah bagi semua orang untuk tinggal dengan nyaman.Â
Tingginya harga yang harus dibayar untuk mencari tempat bernaung, membuat banyaknya perkampungan kumuh bagi mereka yang datang ber urbanisasi tanpa menyiapkan diri dengan baik yang datang dengan modal pas pas an.
Salah satunya adalah pak Karyo. Beliau tinggal di sudut kota Jakarta di kawasan kumuh Jakarta . Di balik tingginya gedung-gedung Jakarta pak Karyo yang bekerja sebagai pemulung, tinggal di bantaran sungai dengan kondisi hunian seadanya.Â
Rumah yang mereka tempati selama 10 tahun terakhir adalah  rumah yang menggunakan atap dari sisa-sisa proyek pembangunan yang pernah diikuti pak Karyo dengan berdindingkan campuran rumbia, karton  dan papan bekas proyek lainnya
Bantaran sungai ciliwung yang menjadi tempat rumah pak Karyo, merupakan jalur yang dilewati oleh aliran sungai yang membelah kota Jakarta menuju laut lepas. Pembuangan sampah sembarangan kesungai membuat banyaknya sampah di sepanjang kawasan kumuh ini. Selain bau yang menyengat karena sampah pak Karyo juga tidak memiliki MCK yang layak, Pak karyo dan keluarga harus menggunakan sungai sebagai satu-satunya fasilitas untuk mandi, dan aktivitas lainnya.
Fenomena ini merupakan masalah klasik yang muncul di Jakarta setiap tahunnya. Tingginya angka Urbanisasi berbanding lurus dengan peningkatan angka kawasan tidak layak huni di Jakarta.
Lebaran merupakan salah satu jalan kehadiran penghuni baru Jakarta. Biasanya warga yang yang kembali setelah mudik akan lebih banyak dari sebelumnya pergi. Tidak masalah jika warga baru yang hadir mampu bersaing dengan memiliki kemampuan,latar belakang pendidikan yang baik namun sebagian besar mereka datang hanya bermodal nekat. Adakah aturan yang menyatakan mereka tidak boleh masuk ke Jakarta?Â
Tentu tidak karena seluruh warga negara berhak untuk mencari penghidupan yang layak dimanapun berada. Namun sayangnya di Jakarta biasanya mereka tidak mendapat hidup yang layak dan berakhir di daerah kumuh penuh dengan sampah dan fasilitas yang tidak layak.
Jakarta juga saat ini belum bisa menjanjikan kesiapan untuk menampung seluruh pendatang dengan modal nekat tersebut. Pada akhirnya hal ini akan mengakibatkan masalah baru.Â
Kita pasti belum lupa, dengan pemimipin Jakarta sebelumnya yang melakukan penggusuran di daerah-daerah kumuh. Menormalisasi kawasan kumuh menjadi kembali ke fungsinya kembali sebagai bantaran sungai contohnya Kalijodo.Â
Tapi apakah hal ini sudah menjadi solusi utama untuk semua masalah bantaran sungai yang masih sampai saat ini di huni oleh sebagian besar warga lama maupun warga baru yang datang ke Jakarta?Â
Tentunya juga tidak mengingat janji pemerintah kita yang tidak akan melakukan penggusuran walau sebenarnya secara peraturan itu dapat dilakukan, namun tentunya akan menimbulkan banyak kontroversi. Apa solusinya? Semua harus berperan serta didalamnya masyarakat maupun pemerintah dengan cara :
Peran Masyarakat
Banyak orang yang bilang siapa suruh datang Jakarta, sebagai warga Jakarta yang mudik ke kampung halaman, mbo ya ada baiknya sebelum membawa teman, saudara, ipar, keluarga atau siapapun kenalan kita ke kota ini, sebaiknya kita mengingatkan hal-hal yang harus mereka hadapi di Jakarta.Â
Yang pertama bekali diri dengan kemampuan dan pendidikan yang baik, karena di Jakarta kita tidak hanya butuh otot yang kuat tapi juga otak yang jeli untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Yang kedua jangan mengkonversi penghasilan di Jakarta lebih besar daripada di desa, tapi dengan bijak melihat bahwa biaya hidup di Jakarta lebih besar dari di desa.
Para pendatang juga mari mau belajar untuk siap ambil bagian di persaingan di Jakarta dan tidak memaksakan diri jika memang masih bisa berperan didaerahnya masih-masing
Peran PemerintahÂ
Tapi kan bisa jadi orang ngeyel dan tetap ke Jakarta, apa yang dapat dilakukan pemerintah ?
Pemerintah di kota melalui puskesmas yang seyogyanya bertugas untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat di daerah kumuh melakukan sosialisasi tentang hidup sehat dengan memberikan informasi bahwa untuk memperbaiki kondisi perekonomian dimulai dengan memilki hidup yang layak. Hidup yang layak dengan memiliki tempat tinggal layak huni, memiliki fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus) , dan lingkungan yang bersih. Â
Menarik perhatian masyarakat untuk mau pindah dan hidup sehat. Melakukan kegiatan membersihkan sampah di bantaran sungai dengan mengajak para pemuda dan remaja setempat sehingga masyarakat memiliki rasa kepemilikan dan kebersamaan untuk bangkit dari kondisi saat ini.
Selain itu pemerintah juga seharusnya sudah jauh-jauh hari sudah mempersiapkan dengan baik fasilitas yang baik untuk warga pendatang. Memberikan solusi yang tepat untuk rumah-rumah padat penghuni dan kumuh.Â
Memberikan pengarahan kepada para penghuni untuk pindah dengan memberikan solusi tempat yang lebih baik. Mungkin jika memang tidak dapat dilakukan dengan cara ekstrim dengan penggusuran, tapi dapat dilakukan dengan pendekatan personal. Khususnya untuk keluarga yang sudah bertahun-tahun tinggal di lokasi tersebut seperti pak Karyo misalnya, dengan memberikan pinjaman lunak dengan memindahkan mereka ke rusunawa atau lokasi lainnya yang lebih baik.Â
Melakukan sosialisasi secara bertahap dan membangun komitmen dengan masyarakat . Pemerintah juga sebaiknya membuka pelatihan-pelatihan kepada warga pendatang yang belum memiliki kemampuan khusus, sehingga mereka dapat bersaing di dunia kerja.
Hal ini tentunya perlu komitmen antara pemerintah dan masyarakat baik pemerintah. Tidak membangun keinginan untuk saling menyalahkan dengan tingginya arus urbanisasi yang mengakibatkan munculnya pemukiman kumuh, tapi sama-sama mencari solusi dan saling mendengarkan untuk Jakarta yang nyaman, aman, dan tentram dan kehidupan warga masyarakat yang layak dan semakin lebih baik. Tugas kita bersama ntuk memilih desa atau kota, yang pasti kita bisa sama-sama hidup dengan layakÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H