Ancaman siber di ASEAN tidak hanya datang dari aktor negara, tetapi juga dari kelompok kriminal internasional yang memiliki kemampuan canggih dalam melakukan serangan siber. Kelompok-kelompok ini dapat menjadi tantangan besar bagi keamanan kawasan, terutama karena mereka memiliki jaringan global dan metode yang sulit dilacak. ASEAN perlu meningkatkan kemampuan intelijen dan memperkuat kolaborasi dengan lembaga internasional lainnya untuk menghadapi ancaman dari aktor siber non-negara. Kerja sama dengan negara-negara di luar ASEAN, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, dapat memberikan dukungan tambahan dalam hal teknologi dan strategi untuk menangani kelompok kriminal siber internasional.
Kerja sama keamanan siber ASEAN pada tahun 2024 adalah langkah positif untuk menghadapi ancaman siber yang semakin meningkat di kawasan Asia Tenggara. Dengan berbagi informasi, membangun kapasitas, dan melakukan pelatihan bersama, negara-negara anggota ASEAN dapat memperkuat kemampuan mereka dalam mendeteksi dan merespons serangan siber. Namun, untuk menjadikan inisiatif ini lebih efektif, ASEAN perlu mengatasi sejumlah tantangan, termasuk perbedaan kapasitas di antara negara anggota, kurangnya kerangka regulasi yang seragam, dan masalah kepercayaan antaranggota.
Ke depan, ASEAN perlu menyusun strategi yang lebih komprehensif untuk menghadapi ancaman siber, termasuk meningkatkan kolaborasi dengan organisasi internasional lain dan memperkuat kemampuan dalam menghadapi aktor non-negara. Hanya dengan pendekatan yang terkoordinasi dan inklusif, ASEAN dapat menjaga stabilitas keamanan siber di kawasan dan melindungi warganya dari ancaman siber yang semakin canggih. Kerja sama ini tidak hanya penting untuk keamanan ASEAN, tetapi juga menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam membangun keamanan siber yang berbasis pada kolaborasi dan kepercayaan antarnegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H