Mohon tunggu...
Marsellia Claudia
Marsellia Claudia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Turn everything into love

Everything is served honestly

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polisi Masa Kini di Mata Gen Z: Berjiwa Jenderal Hoegeng dan Bersemangat "Presisi"

23 Juni 2021   23:21 Diperbarui: 24 Juni 2021   14:47 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Merry Hoegeng, sumber: merdeka.com


Jenderal Hoegeng wafat pada 14 Juli 2004 di Jakarta pada umur 82 tahun. Meski telah berpulang, semangat keteladanan Hoegeng terus aktual bagi para anggota Polri zaman kiwari.

Semangat dan etos kerja Jenderal Hoegeng selaku salah satu sokoguru Polri ini kiranya menjadi inspirasi pula bagi Kapolri saat ini, Jendral Listyo Sigit Prabowo dan seluruh jajaran Polri.

Ketika menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR, pada 20 Januari 2021, Komjen Listyo Sigit menyampaikan 16 program prioritas dan 8 komitmen jika beliau terpilih menjadi Kapolri.

Pokok pertama dari 8 komitmen itu adalah menjadikan Polri sebagai institusi yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan (Presisi):

1. Prediktif

Pemolisian prediktif diwujudkan dalam model pemolisian prediktif (predictive policing). Fokusnya adalah kemampuan untuk memprediksi situasi dan kondisi yang menjadi isu dan permasalahan serta potensi gangguan kamtibmas.

Tindakan kepolisian dilaksanakan berdasarkan prediksi yang bertumpu pada analisis fakta, data, dan informasi. Harapannya, Polri dapat memecahkan masalah secara tuntas. Demikian papar Bapak Kapolri Listyo Sigit.

Saya sangat sepakat dengan aspek prediktif ini. Saat ini hampir seluruh gerak organisasi modern bertumpu pada kemampuan membaca data. Sherlock Holmes menulis, "It is a capital mistake to theorize before one has data." Ya, suatu kesalahan besar jika kita berteori tanpa memiliki data terlebih dahulu.

Sementara itu, Geoffrey Moore menyatakan bahwa tanpa big data, kita menjadi orang buta dan tuli di tengah jalan. Tentu Polri sedang terus bergerak mewujudkan pemolisian prediktif berdasarkan big data agar mampu menjawab tantangan zaman kiwari.

Saya teringat kisah rekan saya yang bekerja di California, Amerika Serikat. Suatu hari dia diikuti oleh mobil polisi. Karena menyadari bahwa ia melakukan kesalahan, rekan saya menghentikan laju mobilnya.

Sang polisi dengan ramah menyapa rekan saya itu sambil menyebut nama lembaga tempat kerjanya. Ini mungkin terjadi karena di setiap mobil patroli polisi AS, tersedia alat untuk melacak pemilik kendaraan berdasarkan nomor polisi. Inilah keunggulan big data dalam praktik pemolisian di negara modern. Semoga Polri pun bisa sekeren itu!

2. Responsibilitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun