Mohon tunggu...
Marsella Wahyu D.W.
Marsella Wahyu D.W. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis amatir yang ingin unjuk gigi

Mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dieng, Takhta Berselubung Halimun bagi Para Dewa

18 Maret 2021   16:25 Diperbarui: 18 Maret 2021   17:54 4079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/yang-tersisa-di-kompleks-candi-gatotkaca/

Sebuah Perjalanan di Penghujung Tahun

 Tanggal 31 Desember merupakan hari terakhir di setiap tahun. Tak heran bila banyak orang berbondong-bondong melakukan kegiatan yang menyenangkan dengan orang-orang terdekat, misalnya berkumpul di rumah orang tua, piknik bersama, melakukan sesi foto keluarga, hingga mengunjungi suatu kawasan wisata. Alasan yang paling umum adalah biar jadi kenangan indah di tahun ini. Tak salah memang, lagipula tanggal 31 biasanya memang berada dalam masa libur akhir tahun. Maka tak mengherankan bila setiap tanggal 31 Desember tempat-tempat wisata kebanjiran pengunjung, baik pengunjung lokal maupun mancanegara.

Di penghujung tahun 2019, saya pun memutuskan untuk mengukir kenangan indah bersama keluarga, sama seperti kebanyakan orang. Bertepatan dengan masa libur akhir tahun, beberapa sanak keluarga datang berkunjung ke kampung halaman saya di kaki Gunung Sindoro yaitu Kabupaten Wonosobo. Seperti biasa, saya menawarkan diri untuk menemani mereka menikmati keindahan Dieng. Sebagai informasi awal, Dieng adalah suatu dataran tinggi (pegunungan) yang terletak di pusat daerah Jawa Tengah. Secara administrasi, dataran tinggi Dieng termasuk ke dalam dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Kawasan dataran tinggi Dieng ini sungguh masyur dikalangan wisatawan karena memiliki berbagai destinasi wisata yang sungguh indah dan sayang untuk tidak dikunjungi. Beberapa di antaranya yang menjadi ikon adalah kawah Sikidang, Telaga Warna, kompleks Candi Dieng, puncak Sikunir, dan Gunung Prau. Selain beberapa ikon wisata tersebut, masih banyak destinasi lainnya yang juga tak kalah menarik di sepanjang kawasan Dieng ini. Oleh karena banyaknya destinasi wisatanya, kawasan wisata Dieng bahkan menjadi sumber pendapatan utama bagi Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.

Awal Petualangan Sehari

              Setelah sepakat untuk berwisata ke Dieng, kami mulai mempersiapkan berbagai keperluan yang sekiranya penting untuk dibawa seperti makanan ringan pengganjal perut dan teman selama perjalanan, daya handphone yang terisi penuh untuk mendokumentasikan setiap momen, bahan bakar mobil yang juga terisi penuh untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan beberapa hal-hal kecil lainnya. Setelah semuanya siap, kami pun berangkat menuju kawasan Dieng pada Selasa, 31 Desember 2019 sekitar pukul 08.00 WIB. Jarak yang harus kami tempuh dari rumah ke kawasan  wisata Dieng kurang lebih sejauh 20 km, sedangkan apabila dihitung dari terminal bus Mandala, Wonosobo jaraknya menjadi sekitar 28 km. Jarak tersebut dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam, tergantung dengan kondisi lalu lintas.

Kawasan wisata Dieng dapat dicapai menggunakan sarana transportasi umum seperti bus umum (micro bus) jurusan Wonosobo-Dieng-Batur dengan biaya sekitar Rp 15.000 per orang. Namun apabila datang bersama rombongan dalam jumlah besar dan menggunakan bus wisata, wisatawan diharuskan untuk mencarter micro bus untuk alasan keamanan dengan biaya sekitar Rp 550.000-Rp 650.000 tergantung dengan jumlah destinasi yang hendak dikunjungi. Untuk dapat menumpang bus umum jurusan Wonosobo-Dieng-Batur, wisatawan dapat menemukan bus tersebut di terminal bus Mandala, Wonosobo atau menunggu di depan RSUD KRT. Setdjonegoro Wonosobo. Namun, apabila akan mencarter micro bus, rombongan wisatawan akan diarahkan untuk transit di lapangan parkir pemandian air panas Kalianget. Perlu diperhatikan bahwa untuk mencarter micro bus harus melakukan proses pemesanan terlebih dahulu agar tidak kehabisan. Apabila sudah terlanjur kehabisan, rombongan harus menunggu hingga ada micro bus yang kembali dari mengantarkan rombongan wisatawan sebelumnya. Pilihan alat transportasi lainnya adalah mobil pribadi, sepeda motor, atau mobil carteran (apabila menggunakan jasa biro perjalanan/wisata).

Hari itu cuaca cerah dan sangat bersahabat. Lalu lintas pun tidak terlalu padat. Perjalanan selama kurang lebih satu jam itu tak begitu terasa karena terus diselingi dengan obrolan-obrolan seru dan candaan-candaan yang menghibur. Sepanjang perjalanan pun pemandangan khas pegunungan tersuguh indah di sebelah kiri dan kanan jalan. Perkebunan sayuran milik warga, sungai, rumpun bambu, lembah, serta punggung barat Gunung Sindoro menjadi teman perjalanan kami.

Sumber gambar: https://www.facebook.com/pages/category/Local-Business/Grosir-kentang-Dieng-murah-173477636910168/
Sumber gambar: https://www.facebook.com/pages/category/Local-Business/Grosir-kentang-Dieng-murah-173477636910168/
Bagi para wisatawan yang datang dari kota besar, pemandangan alam ini sayang bila dilewatkan. Tentu saja! Kapan lagi bisa menikmati hamparan kebun kubis, wortel, kentang, dan carica (ketika sudah mencapai ketinggian tertentu) yang jarang ditemui di tempat lain. Belum lagi pengalaman melihat salah satu pekerjaan yang cukup ekstrem di kawasan perkebunan sayuran tersebut yaitu aksi petani yang naik turun lereng yang kemiringannya bisa mencapai 60 derajat untuk mengangkut pupuk maupun hasil panen. Sungguh suatu pemandangan yang jarang ditemui di tempat lainnya. Belum lagi gagahnya Gunung Sindoro yang seakan-akan menyambut para wisatawan yang datang.

Oh ya, satu hal penting yang perlu diperhatikan para wisatawan adalah jalan menuju kawasan wisata Dieng menanjak dan berkelok-kelok, sehingga bagi wisatawan yang memiliki kecenderungan untuk mabuk perjalanan diharapkan sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar perjalanan tidak terhambat. Selain itu, pemilihan tanggal yang tepat harus dilakukan dengan mempertimbangkan jam keberangkatan serta prakiraan cuaca hari itu di kawasan Dieng. Hal ini harus dilakukan agar ketika sampai di kawasan Dieng hari belum terlalu siang. Jika kesiangan, maka para wisatawan harus berani menanggung resiko kabut tebal yang akan melingkupi seluruh kawasan atau bahkan lebih parahnya terjebak hujan.

Kawasan Dieng yang berada di daerah pegunungan atau dataran tinggi membuat cuaca di sana seringkali tidak menentu. Bisa saja terjadi ketika baru datang cuaca cerah, namun tiba-tiba mendung pekat datang disusul hujan. Sudah dapat dipastikan segala rencana dan angan-angan menikmati keindahan alam Dieng gagal total jika hujan mulai turun. Berkaitan dengan hujan itu pula, selalu sediakan payung atau jas hujan serta jaket untuk menghalau dinginnya udara dataran tinggi Dieng.

Sampai di kawasan bernama Kecamatan Garung, tepatnya setelah melewati kawasan PLTA  Garung, para wisatawan yang menggunakan mobil pribadi akan disambut dengan gerbang registrasi kawasan wisata. Di gerbang ini para wisatawan yang menggunakan mobil pribadi diharuskan membayar karcis registrasi kawasan wisata Dieng seharga Rp 10.000 per kendaraan. Namun, saya menemukan hal yang cukup aneh di sini. Karcis registrasi tersebut hanya berlaku bagi kendaraan-kendaraan berplat nomor luar Kabupaten Wonosobo. Apabila menggunakan kendaraan berplat nomor Kabupaten Wonosobo tidak akan diminta untuk membayar atau apabila tetap dikenai tarif masuk kawasan wisata tersebut biasanya para sopir membuat alasan hendak mengunjungi desa di dekat situ saja. Ketika alasan tersebut sudah diberikan, biasanya kendaraan tersebut diperbolehkan melintas tanpa membayar. Jarak yang harus ditempuh dari gerbang registrasi di Kecamatan Garung ke kawasan wisata Dieng masih jauh yaitu sekitar 15 km. Mulai dari sini jalanan akan terus menanjak dan berkelok-kelok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun