Mohon tunggu...
Marsella Junievi
Marsella Junievi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Ilmu Komunikasi/Universitas Komputer Indonesia

Halo Saya Marsella Junievi biasa di panggil Ella, kepribadian saya adalah saya baik, ramah, dan selalu bisa diandalkan. Saya memiliki Hobi Olahraga, Dance, Menyanyi, dan menulis untuk saya lakukan di waktu yang senggang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Persiapan Menghadapi Gempa Megathrust, Siapkah Kita?

15 Oktober 2024   18:09 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:19 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kita perlu mempersiapkan diri menghadapi gempa megathrust? Karena ancamannya sangat besar. Gempa megathrust bisa menyebabkan tsunami besar dan kerusakan parah pada infrastruktur.

 Persiapan tidak hanya mengurangi jumlah korban, tetapi juga mempercepat proses pemulihan pasca-bencana. Meski demikian, kesadaran tentang bencana ini tampaknya masih belum merata di seluruh lapisan masyarakat. Apakah kita cukup peduli dengan potensi bencana ini, atau menganggapnya sebagai ancaman yang jauh dari kenyataan?

Bagaimana kita bisa lebih siap? Selain mengikuti pelatihan dan simulasi evakuasi, penting juga untuk memahami tanda-tanda alam yang bisa mengindikasikan gempa. Di beberapa tempat, hewan dianggap mampu merasakan perubahan geofisika sebelum gempa terjadi. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah aktivitas hewan di sekitar kita bisa menjadi tanda adanya gempa? 

Untuk memperdalam analisis ini, saya berbicara dengan beberapa warga di kawasan Dago, Bandung, yang pada tanggal 27 Februari 2024  ini sering melihat monyet berkeliaran di sekitar permukiman. Beberapa warga bertanya-tanya, apakah hal ini bisa menjadi tanda adanya gempa besar yang akan terjadi. 

Rudi, seorang pedagang di kawasan Dago, menjawab, "Saya rasa mungkin mereka kekurangan makanan di hutan. Kan sekarang banyak pembangunan di daerah ini, mungkin itu juga yang mengusir mereka dari habitat asli."

Disisi lain, Dias selaku anak muda  memberikan pandangan yaitu "dikarenakan monyet termasuk hewan yang sensitif terhadap bencana alam sama halnya dengan kucing mereka bisa merasakan ketidak nyamanan suatu tempat jika akan terjadi bencana alam, mungkin monyet tersebut merasakan ada pergerakan yang aneh di dalam tanah sehingga mereka turun ke wilayah masyarakat."

Selain itu juga, Dias pun menanggapi bahwa pertanda monyet ini ke wilayah masyarakat  adanya bencana alam seperti gempa megathrust ini yaitu, "Kemungkinan besar ada karena  beberapa waktu kebelakang kawanan monyet turun ke wilayah masyarakat karena gunung Tangkuban Perahu yang tiba tiba aktif secara mendadak, kemungkinan besar jika memang akan terjadi gempa megathrust tidak hanya kawanan monyet saja yang akan turun bahkan hewan - hewan lain juga ikut serta karena merasa terancam."

Dari wawancara ini, terlihat adanya pandangan yang beragam di kalangan masyarakat Dago terkait fenomena monyet yang berkeliaran di pemukiman. 

Beberapa percaya bahwa perilaku ini bisa jadi tanda bencana alam, seperti gempa megathrust, berdasarkan cerita lama dan keyakinan bahwa hewan dapat merasakan perubahan di alam sebelum manusia. Namun, ada juga yang lebih memilih untuk berfokus pada mitigasi bencana yang berbasis ilmu pengetahuan dan kebijakan pemerintah.

Fenomena turunnya hewan liar seperti monyet memang sering dikaitkan dengan perubahan alam, tetapi yang terpenting adalah kesiapsiagaan kita sebagai masyarakat dalam menghadapi bencana, baik melalui sistem peringatan dini maupun kesadaran akan langkah-langkah evakuasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun