Mohon tunggu...
Marselina Marsan
Marselina Marsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi KPI UMJ Beasiswa 1000 Da'i BAMUIS BNI

Mahasiswi aktif Komunikasi dan penyiaran islam - Universitas Muhammadiyah Jakarta Penerima Program Beasiswa 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berdamai dengan takdir

29 Desember 2024   22:08 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Takdir adalah ketetapan Allah yang mencakup segala sesuatu, baik itu yang menggembirakan maupun yang menyedihkan. Dalam hidup, seringkali kita menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Ada yang kehilangan pekerjaan, ditimpa musibah, atau diuji dengan penyakit. Namun, sebagai seorang mukmin, kita diajarkan untuk berdamai dengan takdir.  

Apa itu berdamai dengan takdir?

Berdamai dengan takdir berarti menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada, sabar, dan penuh keimanan bahwa apa pun yang Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi kita. Allah berfirman:  

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."(QS. Al-Baqarah: 216)  

Ayat ini mengingatkan kita bahwa pandangan kita terbatas, sedangkan Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.  

Bagaimana cara berdamai dengan takdir?

1. Yakin bahwa Allah Maha Adil dan Bijaksana

Segala yang Allah tetapkan selalu mengandung hikmah, meskipun terkadang kita belum memahaminya. Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya.  

2. Sabar dalam menghadapi ujian

Allah menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang sabar. Rasulullah SAW bersabda:  

"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik baginya. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika dia ditimpa kesusahan, dia bersabar, maka itu pun baik baginya." (HR. Muslim)  

3. Bertawakal kepada Allah 

Setelah berusaha sekuat tenaga, serahkan hasilnya kepada Allah. Tawakal adalah bentuk keyakinan bahwa apa pun hasilnya, itu adalah ketentuan terbaik dari Allah.  

4. Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah

Dalam setiap kesulitan, jangan lupa untuk berdoa dan memohon kekuatan kepada Allah. Nabi Yunus AS, saat berada dalam perut ikan paus, berdoa:  

"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."(QS. Al-Anbiya: 87)  

Doa ini menjadi bukti bahwa mendekat kepada Allah adalah jalan untuk berdamai dengan keadaan.  

Berdamai dengan takdir bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi memahami bahwa setelah usaha maksimal, kita serahkan segalanya kepada Allah. Dengan cara ini, hati kita akan tenang, hidup kita akan lebih bermakna, dan kita akan menjadi hamba yang lebih dekat dengan Allah.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun