Bangsa ini mempunyai historisitas yang dinamis dan berproses membentuk sebuah Negara yang berdaulat sejak kerajaan, penjajahan hingga kemerdekaan. Selama proses tersebut tentunya tidak diperoleh dengan mudah, melainkan atas semua peran rakyat yang tetap setia untuk berjuang dalam mempertahankan serta menjaga kebebasan tanah air dari penjajah. Mereka lebih mementingkan tegaknya Negara kesatuan Indonesia di atas segalanya. Bahkan sampai mengorbankan harta serta jiwa akan dilakukan demi keutuhan kesatuan bangsa. Sehingga Sehingga kemerdekaan secara de jure dan de facto masih dapat dirasakan hingga saat ini. Namun demikian sebagai generasi penerus bangsa tentu harus mampu berupaya mempertahankan apa yang telah dicapai oleh pejuang kemerdekaan.Â
Komitmen tersebut perlu ada pewarisan terhadap generasi selanjutnya supaya keterjagaan dan berdaya tahannya tidak melemah. Mengingat seiring dinamika pengaruh masyarakat dan situasi globalisasi serta berkembangnya teknologi komunikasi begitu cepat, dikhawatirkan akan terjadi kehilangan atau mungkin tidak lagi mengenal nasionalisme, terutama kalangan anak-anak.
Anak-anak cukup riskan terhadap pusaran dinamika global. Bilamana lengah bisa membawanya dalam situasi ketidakmampuan untuk melakukan filteralisasi informasi khusunya pada konten-konten yang tidak relevan pada semangat nasionalisme. Hal tersebut berimplikasi terhadap pertautan degradasi nilai-nilai berbangsa dan berbudaya cinta tanah air. Apalagi bila nantinya mempengaruhi siswa jenjang sekolah dasar justru terlalu beresiko mengingat pola pikirnya labil yang tidak mudah menahan kuasa oleh pemahaman budi pekerti.Â
Akibat yang dirasakan secara tidak langsung mengeliminasi pengetahuan nilai kesantunan yang luhung sebagai dedikasi nasionalisme. Sehingga perlu adanya kegiatan yang menawarkan penguatan internalisasi historis terhadap anak-anak sekolah dasar. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas PGRI Madiun dengan mengadakan kegiatan nonton bareng film dokumenter Battle of Surabaya karya Aryanto Yuniawan. Kegiatan ini merupakan program pengabdian oleh mahasiswa Unipma yang dilaksanakan pada 1 Februari 2023 dengan melibatkan siswa SD Negeri Tapen 1 Magetan sebanyak 60 orang. Program tersebut atas inisiasi mahasiswa Unipma yang dikoordinatori Ariyanto Siswo dibawah bimbingan Khoirul Huda, M.Pd (Dosen Unipma).
Battle of Surabaya ini merupakan film dokumenter bertema pahlawan yang mengandung unsur nilai kebangsaan. Tujuannya tak lain adalah pasca menonton film itu siswa dapat memahami secara pengetahuan dan menghargai tatkala berperilaku berdasarkan semangat juang pahlawan. Oleh karena mereka akan mengalami proses internalisasi secara tidak langsung mengingat apa yang mereka lihat harapannya dapat menambah dedikasi bertindak selayaknya pahlawan yang tervisualisasikan dari film tersebut. Bahwa semangat juang tanpa menyerah dan mengenal lelah dari nilai kebangsaan pahlawan tersebut patut dihargai, sehingga jasa-jasanya bisa menjadi contoh untuk diimplementasikan di kehidupan sehari-hari, baik dengan teman sebaya, orang tua maupun masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H