Mohon tunggu...
Marsanto
Marsanto Mohon Tunggu... Buruh - pns, suka menulis dan jalan-jalan

menulis adalah salah satu cara untuk melepaskan pikiran yang menempel di kepala

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Work-Life Balance: Kunci Harmoni Hidup dan Kerja

29 Juli 2024   15:01 Diperbarui: 29 Juli 2024   15:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bayangkan sebuah pagi di mana Anda bangun dengan semangat, siap menghadapi hari dengan penuh energi. Namun, kenyataan seringkali berbeda. Banyak dari kita terbangun dengan rasa lelah, dikejar-kejar oleh waktu, dan terbebani oleh tumpukan pekerjaan yang tak kunjung selesai.

Inilah masalah utama yang dihadapi oleh banyak pekerja saat ini: ketidakseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Dalam dunia yang serba cepat ini, tekanan untuk selalu produktif dan mencapai target kerja semakin tinggi. Banyak pekerja yang merasa harus terus bekerja bahkan di luar jam kerja normal demi memenuhi ekspektasi perusahaan atau atasan. Akibatnya, waktu untuk keluarga, teman, atau bahkan untuk diri sendiri menjadi semakin terbatas.

Tidak jarang, hal ini berujung pada kelelahan mental dan fisik yang serius. Burnout, stres berlebihan, dan gangguan kesehatan lainnya menjadi masalah umum yang sering diabaikan.

Dampak dari ketidakseimbangan ini tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh lingkungan sekitar mereka. Hubungan dengan keluarga dan teman menjadi renggang karena kurangnya waktu dan perhatian.

Kualitas hidup menurun karena tidak adanya waktu untuk menikmati hobi atau sekadar beristirahat. Produktivitas kerja yang awalnya ingin ditingkatkan justru menurun karena kondisi fisik dan mental yang tidak optimal.

Lebih parahnya lagi, kondisi ini bisa berujung pada masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, depresi, dan berbagai gangguan lainnya.

Salah satu cerita yang sering kita dengar adalah tentang seorang pekerja yang begitu sibuk dengan pekerjaannya hingga lupa merawat kesehatannya sendiri. Ia bekerja tanpa henti, mengabaikan tanda-tanda kelelahan yang muncul. Pada akhirnya, ia harus menghadapi konsekuensi kesehatan yang serius dan terpaksa berhenti bekerja untuk waktu yang lama. Padahal, jika sejak awal ia mampu mengelola waktu dengan baik dan memberikan porsi yang seimbang antara kerja dan kehidupan pribadi, mungkin ceritanya akan berbeda.

Lalu, bagaimana cara menciptakan keseimbangan ini? Solusinya sebenarnya sederhana namun memerlukan komitmen dan disiplin.

Pertama, tentukan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Setelah jam kerja selesai, usahakan untuk benar-benar melepaskan diri dari urusan pekerjaan. Gunakan waktu luang untuk melakukan aktivitas yang Anda nikmati, seperti berolahraga, membaca, atau berkumpul dengan keluarga.

Kedua, belajar untuk mengatakan 'tidak'. Jangan merasa bersalah jika harus menolak pekerjaan tambahan yang tidak dapat Anda selesaikan. Ingatlah bahwa kesehatan dan kesejahteraan Anda adalah prioritas utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun