Al Baqarah ayat 249 mengajarkan kehidupan yang berarti: Maka ketika Thalut membawa bala tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan sebuah sungai. Dan barangsiapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan." Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka.
Ajaran yang lurus ini, selalu mengingatkan hanya sedikit golongan yang mampu mengikuti aturan-Nya. Hanya orang-orang terpilih yang mampu menjalani dan menyakini akan berjumpa dengan Tuhannya. Berjumpa dengan Tuhan perlu persiapan khusus. Apa yang dapat diperbuat?
Perhatikan burung mampu mengepakkan sayapnya. Sayap yang begitu penting ia selalu merawatnya. Ia sadar tanpa sayap tak akan mampu menembus sejuknya  udara. Si burung selalu punya cerita, nah kita mau seperti apa untuk menyambut teja di ufuk barat saat usia senja. Mengingat usia kita masih tersedia dan tersisa untuk menata suasana di ujungTeja.
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zhalim. (Qs 2 : 254)
Memaknai di ujung teja agar hidup penuh dengan kebermaknaan. Berinfak tidak harus dengan harta, berinfak bisa dengan karya. Berkarya melibatkan seluruh potensi yang ada pasti banyak peluang terbuka. Tinggal memanfaatkan suatu peluang menata suasana di ujung teja.
Amal kebanggaan apa yang harus kita siapkan? Miniminal mampu mempersiapkan sisa hidup agar bermanfaat. Ambil peluang bermakna untuk sebuah karya agar mampu menyambut Taja di ufuk barat dengan ceria.
Tuliskan apa saja yang ada disekitarmu, tuliskan apa yang hendak engkau tulis. Buang ternak alasan gantikan dengan ternak tulisan yang bermanfaat untuk menyampaikan suatu pesan kebaikan. Buatlah karya berupa tulisan hingga nafas finis dan tebar kebaikan sampai habis.
Jazad telah tiada, namun kemanfaatannya berlangsung cukup lama bahkan untuk selamanya dengan membuat karya tulis nyata. Langkah utama mencari makna dengan membaca serta mengikat makna dengan tulisan. Tebarkan kebaikan buat orang lain dengan menulis sambil menunggu teja di ujung senja. Sehingga, wajah teja tidak terlihat semburat di ufuk senja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H