Mohon tunggu...
Importance of Pancasila
Importance of Pancasila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PKM-RSH 2024

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Profil Pelajar Pancasila dalam Memperkuat Tata Krama dan Etika Anak Usia Sekolah Dasar

20 Juli 2024   18:00 Diperbarui: 20 Juli 2024   18:12 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan budaya tata krama. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat Indonesia, seperti budaya senyum, sapa, dan salam. Budaya tersebut tidak lepas dari pendidikan dan merupakan salah satu sasaran dari tercapainya tujuan pendidikan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fenomena degradasi tata krama di kalangan anak usia sekolah dasar (SD) semakin mengkhawatirkan. Di era digital ini, pengaruh teknologi dan media sosial sering kali menyebabkan anak-anak kehilangan nilai-nilai moral dan etika yang seharusnya mereka pegang teguh. Dalam konteks ini, penguatan profil Pelajar Pancasila menjadi sangat penting untuk membentuk karakter anak yang beretika dan beradab.

Pentingnya Tata Krama dan Etika

Tata krama dan etika adalah dua komponen penting dalam kehidupan sosial. Tata krama mencakup perilaku sopan, hormat, dan santun dalam berinteraksi dengan orang lain, sementara etika berkaitan dengan prinsip moral yang mengarahkan tindakan seseorang untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Bagi anak usia sekolah dasar, pemahaman dan penerapan tata krama dan etika sangat penting untuk membentuk kepribadian yang baik. Namun, pada kenyataannya semakin banyak laporan yang menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah dasar kini semakin kurang memperhatikan tata krama. Hal ini terlihat dari berbagai perilaku seperti kurangnya rasa hormat terhadap guru dan orang tua, perilaku tidak sopan di lingkungan sekolah, serta kurangnya sikap tolong-menolong dan empati antar sesama teman. Siswa tidak lagi menganggap guru sebagai panutan, seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan yang patut dihormati dan disegani.

Seperti halnya kasus yang pernah terjadi di tahun 2023 dimana terdapat satu video yang memperlihatkan seorang siswa sekolah dasar membentak guru sehingga viral di media sosial. Siwa tersebut bahkan memaki gurunya dengan kata-kata yang kasar atau kotor. Selain itu, ia juga memukul dan menendang pintu sembari mengumpat. Kejadian tersebut terjadi di salah satu SD di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Maka dari itu, pengajaran tata krama sangat penting untuk diajarkan pada anak sedini mungkin, agar menjadi kebiasaan dan karakter yang tertanam kuat hingga kelak dewasa nanti. Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sultan Nazmi, dkk. 2021, dengan adanya globalisasi yang kian kuat, dapat menurunkan tingkat moral dan tata krama dari para anak-anak bangsa. Kenyataan yang didapatkan dari penelitian ini bahwa memang adanya degradasi moral dari anak-anak. Hal ini dapat diartikan sebagai adanya kesenjangan antara pengajaran di sekolah dan rumah dengan pengaplikasiannya pada lingkungan masyarakat.

Faktor terjadinya degradasi tata krama anak usia sekolah dasar tidak lepas dari pengaruh perkembangan zaman dan teknologi, sebelum itu yang menjadi salah satu faktor utama adalah dari lingkungan keluarga. Keluargalah yang menjadi fondasi anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Keluarga menjadi tempat pertama dalam membentuk perilaku anak, jika anak mendapatkan pendidikan yang baik dalam keluarga tersebut maka anak akan otomatis memiliki tata krama yang baik, begitupun sebaliknya. Di luar dari lingkungan keluarga, lingkungan sekitar dan pergaulan juga sangat berpengaruh. Anak bisa menjadi tumbuh dan kembang yang baik jika berada di lingkungan sekitar yang sehat begitupun juga dalam hal pergaulan. Kemudian pada faktor teknologi seperti gadget, menjadi hal yang penting juga karena dengan itu anak-anak sudah bisa mengakses konten-konten yang ada di media sosial. Hal tersebut dapat mempengaruhi anak untuk meniru apa yang dilihat tanpa membedakan terlebih dahulu apakah itu baik atau tidak sehingga berperilaku yang tidak baik. Dari semua faktor tersebut juga kembali lagi tidak lepas dari pengawasan orang tua, anak harus terus dipantau oleh orang tua baik itu dalam pergaulan maupun dalam penggunaan gadget. Oleh karena itu, sangat penting bagi dunia pendidikan untuk memberikan pendidikan karakter dan moral yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang terus berubah.

Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai Salah Satu Solusi dalam Meningkatkan Tata Krama dan Etika Anak

Salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam menangani degradasi tata karma dan etika pada anak usia sekolah dasar yaitu dengan adanya penguatan profil pelajar Pancasila. penguatan profil Pelajar Pancasila ini menjadi sangat penting untuk membentuk karakter anak yang beretika dan beradab. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak hanya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga memainkan peran penting dalam dunia pendidikan. Salah satu inisiatif penting dalam pendidikan Indonesia adalah pembentukan Profil Pelajar Pancasila, yang bertujuan membentuk karakter siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Terutama bagi anak usia sekolah dasar (SD), peran Profil Pelajar Pancasila sangat krusial dalam memperkuat tata krama dan etika.

Apa itu Profil Pelajar Pancasila??

Dilansir dari Kemendikbudristek, Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024: Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Profil pelajar Pancasila merupakan gambaran ideal dari seorang pelajar Indonesia yang memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai tersebut mencakup ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Profil ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pengembangan karakter siswa sejak usia dini. Pembelajaran berbasis profil pelajar Pancasila ini biasanya diterapkan dalam bentuk projek, tetapi selain projek pembelajaran juga bisa dilakukan dengan menerapkan langsung kepada anak terkait perilaku-perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila atau menanamkan karakter pada anak.

Adapun dampak yang dihasilkan dari penguatan profil pelajar Pancasila ini relatif baik dalam membentuk karakter anak, dapat meingkatkan kesadaran moral siswa. Dengan adanya pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila ini membantu siswa memahami pentingnya nilai moral seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Ini mendorong anak untuk berperilaku baik dan menghormati orang lain.

Maka dari itu, urgensi penguatan Profil Pelajar Pancasila sangat penting dalam konteks pembentukan tata krama dan etika anak. Dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pendidikan karakter, kita dapat memastikan bahwa anak-anak Indonesia tumbuh dan kembang menjadi individu yang bukan hanya cerdas dan berbakat, melainkan berakhlak mulia dan memiliki tata krama yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun