Mohon tunggu...
Marsa Nurul Laila
Marsa Nurul Laila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030027 UIN Sunan Kalijaga

Hobi: mendengar lagu, bernyanyi, menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Tradisi Lebaran ala Desa Semilir, Halal Bihalal sampai Seminggu!

15 April 2024   19:27 Diperbarui: 16 April 2024   15:36 1929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Mbah Is. (Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Lebaran adalah momen yang sakral dan dalam kalender keagamaan umat Islam. Ia menandai berakhirnya bulan Ramadan, bulan puasa yang penuh dengan ibadah, pengorbanan, dan introspeksi diri. Lebaran juga dikenal sebagai Idul Fitri, yang secara harfiah berarti "Hari Raya Kemenangan". 

Ini adalah momen kegembiraan, persaudaraan, dan perdamaian, di mana umat Islam berkumpul bersama keluarga, teman, dan tetangga untuk merayakan selesainya bulan suci Ramadan. 

Lebaran bukan hanya tentang merayakan kesuksesan menyelesaikan ibadah puasa, tetapi juga tentang mempererat hubungan sosial, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Terdapat tradisi khas Lebaran seperti shalat Idul Fitri, berkunjung ke rumah-rumah sanak keluarga, mengadakan Halal Bihalal, dan memberikan sedekah menjadi bagian integral dari perayaan ini. 

Lebaran adalah waktu untuk menghargai nikmat persaudaraan, bersyukur atas karunia yang diberikan, dan menyebarkan kasih sayang kepada semua orang di sekitar kita. Lebaran juga momen yang dinanti-nantikan umat Islam di seluruh dunia.

Di berbagai daerah memiliki tradisi lebaran yang berbeda-beda juga memiliki kekhasan tersendiri. termasuk di desa Semilir, yang terletak di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Masyarakat desa Semilir mempertahankan tradisi-tradisi lama dalam merayakan Lebaran. Salah satu momen yang dinantikan adalah Halal Bihalal, yang tidak hanya berlangsung sehari, tetapi bisa merayakan hingga seminggu penuh.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Hari ini pada hari keenam lebaran desa semilir masih di ramaikan dengan masyarakat yang menjalin silaturahmi antar sesama dengan berkunjung ke rumah-rumah tetangga dan ini akan berlangsung selama seminggu bahkan lebih. 

Seperti yang dikatakan oleh Mbah Is tentang warga desa Semilir pada Sabtu (13/4/2024) "lebaran di desa Semilir bisa berlangsung selama seminggu penuh meskipun tamu yang berdatangan tidak seramai hari pertama dan hari kedua lebaran, namun para tuan rumah menyambut kedatangan tamu sama seperti pada awal lebaran dengan menyajikan hidangan makanan seperti nasi beserta lauk seadanya di meja makan,"

 Tradisi lebaran desa semilir. Dimulai dari Persiapan Lebaran di Desa Semilir

Sejak bulan Ramadhan menjelang Lebaran, masyarakat desa Semilir mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. 

Mereka mulai membuat kue-kue tradisional seperti wajik week, jenang krasikan dan kue-kue kering lainnya. Selain itu, mereka juga membersihkan rumah dan mempercantik lingkungan sekitar untuk menyambut tamu.

Mereka juga berbelanja keperluan dapur seperti sayur mayur, daging ayam, daging sapi, dan lain sebagainya untuk di sajikan bagi para tamu yang datang di hari lebaran, "di Semilir juga memiliki tradisi prepegan" ujar Mbah Is warga desa Semilir (13/4/2024).

Masyarakat pergi ke pasar menjelang lebaran yang ditandai dengan suasana pasar yang ramai sesak. Hal ini dikarenakan Sebagian orang pergi berbelanja ke pasar untuk memenuhi kebutuhan di hari lebaran.

Bersama Mbah Is. (Foto: Dokumentasi Pribadi) 
Bersama Mbah Is. (Foto: Dokumentasi Pribadi) 

Shalat Idul Fitri dan Tradisi Berkeliling

Pagi hari pada Hari Raya Idul Fitri, seluruh masyarakat desa Semilir berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. 

Setelah shalat selesai, masyarakat desa semilir melakukan "tradisi Ambengan yaitu para masyarakat membawa nasi ambeng nasi yang di diletakkan di atas tampah atau daun pisang beserta lauknya yang nantinya akan di makan bersama-sama di sekitaran masjid" ujar Buk Anis, salah satu warga Desa Semilir (15/4/2024).

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 
 Setelah itu masyarakat Kembali kerumah masing masing lalu melakukan tradisi berkeliling dan halal bihalal. 

Masyarakat Desa Semilir mengunjungi rumah-rumah tetangga, sanak keluarga, dan kerabat untuk mengucapkan selamat Idul Fitri dan meminta maaf atas segala kesalahan yang terjadi di tahun sebelumnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tradisi ini tidak hanya berlangsung sehari, tetapi bisa berlanjut hingga seminggu penuh. "Meskipun masyarakat tetap melakukan kegiatan seperti biasanya namun ada masyarakat yang tetap mengunjungi rumah-rumah untuk bersilaturahmi" ujar mbah is salah satu warga Desa Semilir (15/4/2024). 

Pada saat tradisi keliling berlangsung masyarakat bersilaturahmi dengan berbincang-bincang, berbagi cerita, dan menikmati hidangan  yang telah disiapkan. 

Tradisi ini memperkuat hubungan antarwarga dan mempererat tali persaudaraan di antara mereka serta mencerminkan nilai kebersamaan dan saling memaafkan yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.

Tradisi berkeliling ini diiringi dengan berbagai macam hidangan khas Idul Fitri yang disajikan di setiap rumah seperti Kue lebaran, opor pecel, dan lauk seadanya, sehingga biasanya tuan rumah memepersilahkan untuk memakan hidangan yang telah di sediakan. 

Tradisi berkeliling di Hari Raya Idul Fitri di desa Semilir bukan hanya menjadi ajang untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarwarga desa. Tradisi ini telah dilestarikan dan menjadi bagian penting dari budaya masyarakat desa Semilir.

Pada tradisi berkeliling ini bukan hanya orang orang tua saja namun para pemuda juga ikut serta dalam berkelliling mengunjungi tetangga-tetangga dan sanak saudara. Keterlibatan para pemuda dalam tradisi berkeliling ini merupakan suatu hal baik bagi generasi muda. 

Ketika di tengah gempuran modernisasi, tradisi ini masih lestari dan diwariskan kepada generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, dan saling memaafkan masih tertanam kuat dalam masyarakat desa Semilir.

Para pemuda tidak hanya ikut berkeliling, tetapi mereka juga berperan aktif dalam berbagai kegiatan selama tradisi berlangsung. Mereka membantu menyiapkan hidangan, menghibur tamu, dan menjaga ketertiban. 

Keaktifan para pemuda ini menunjukkan bahwa mereka memiliki rasa tanggung jawab dan antusiasme untuk melestarikan tradisi leluhur mereka.

"Terdapat juga Tradisi Nyadran di Desa Semilir biasanya dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Pada hari itu, masyarakat desa berbondong-bondong mengunjungi makam leluhur mereka melakukan pengajian dan memanjatkan doa" perkataan Buk Anis salah satu warga desa Semilir (15/4/2024).

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Setelah selesai membersihkan makam, masyarakat desa kemudian berkumpul untuk melakukan makan bersama. 

Hidangan yang disajikan pada acara ini biasanya adalah masakan yang seadanya yang di letakkan di atas nampah sehingga masyarakat makan dalam satu nampah ada bebrapa orang. Makan bersama ini menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga desa.

Penutup

Tradisi Lebaran di desa Semilir tidak hanya sekadar merayakan momen keagamaan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan sosial dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan tolong-menolong. 

Dengan merayakan Halal Bihalal hingga seminggu penuh, masyarakat desa Semilir mengajarkan pentingnya memaafkan, saling menghargai, dan selalu siap membantu sesama, nilai-nilai yang menjadi inti dari ajaran Islam.

Di tengah gempuran modernisasi, tradisi Lebaran di Desa Semilir tetap lestari dan diwariskan kepada generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini masih relevan dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat modern. 

Tradisi Lebaran di desa ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga silaturahmi, saling memaafkan, dan saling membantu sesama, nilai-nilai yang menjadi fondasi kehidupan sosial yang harmonis dan sejahtera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun