Sistem pertanian bercorak modern sudah diterapkan sejak revolusi hijau. Namun sistem pertanian modern ternyata mempunyai banyak dampak negatif. Berdasarkan pengamatan di Desa Cipanas dan Nangelasari di Kabupaten Tasikmalaya, salah satu dampak yang muncul akibat program tersebut adalah masih adanya ketergantungan petani terhadap pestisida sintetis yang dapat menjadi beban tersendiri bagi petani secara ekonomis. Penggunaan pestisida sintesis juga berdampak pada kesehatan dan lingkungan, yaitu dapat menimbulkan penyakit paru-paru dan menyebabkan peledakan hama. Dengan demikian perlu adanya pestisida pengganti auntuk mengatasi masalah tersebut (Nuzarman dkk, 2013).Â
Bahkan masyarakat juga yang memiliki hobi menanam. Apalagi sejak pandemi kemarin, banyak orang yang memiliki hobi baru ini untuk mengisi waktu luang dan merdakan stres. Seiring dengan semakin banyaknya orang yang tertarik untuk menanam, maka upaya pengendalian hama pada tanaman menjadi topik yang seringkali dibahas.
Maka untuk mengendalikan serangan organisme penganggu tanaman, butuh pestisida nabati yang ramah lingkungan dan murah, salah satunya ialah ekstrak bawang putih. Bawang putih (Allium sativum) dapat digunakan untuk mengendalikan beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT), baik itu serangga hama, bakteri maupun jamur patogen. Kandungan kimia yang terdapat pada bawang putih antara lain tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, alin, alisin dan enzim allinase. Selain itu kandungan sulfur (belerang) dan amonia dalam bawang putih menyebabkan bau yang sangat menyengat (Pusluhtan Kementan, 2019).
Secara Kombinasi
Menurut Tigauw et al. (2015), Bawang dimanfaatkan sebagai pestisida secara kombinasi maupun tunggal. Secara kombinasi, beginilah cara ampuh bawang putih dicampur dengan tembakau:
- Tembakau direndam dengan 2 liter air panas selama 1 malam
- Rendaman daun tembakau disaring untuk memisahkan ampasnya
- Bawang putih diblender hingga halus dan disaring untuk mengambil airnya
- Campurkan semua bahan dan aduk sampai rata
- Larutan stok kemudian diencerkan hingga 10% untuk aplikasi ke tanaman, misalnya 100 ml larutan stok pestisida ditambahkan 900 ml air.
Secara kombinasi  Bawang putih dan tembakau dapat dimanfaatkan sebagai pestisida secara kombinasi maupun tunggal. Keduanya mempunyai efektivitas yang berbeda namun sama-sama dapat menekan hama kutu daun pada cabai. Kombinasi ekstrak bawang putih dan tembakau sebesar 15%:15% dapat menekan hama hingga mortalitas 28,33%. Semakin tinggi perbandingan konsentrasinya, semakin tinggi pula tingkat kematian hama. Pemberian ekstrak bawang putih dan tembakau secara tunggal pada konsentrasi 15% juga sudah mampu menekan hama hingga mortalitas 40% dan 38, 67% (Tigauw et al., 2015).
Secara Tunggal
Menurut Pusluhtan Kementan (2019), cara mengendalikan OPT sesuai jenisnya:
A. Bebas rumput
- Haluskan 10 siung bawang putih
- Â Campur liter air dan diamkan selama 6 jam.
- Tambahkan 2 sdm sabun cuci piring dan saring dengan kain.
- Simpan dalam tempat tertutup dan encerkan campuran 4 liter air, jika ingin dipakai.
Harga bahan sekitar Rp 3000
1 bonggol bawang putih (Rp 1000) Â + Sunlight 200 ml (Rp 2000)
B. Mengatasi serangan ulat, hama penghisap, nematoda, bakteri
- Haluskan 10 siung bawang putih dan campur 2 sdm minyak sayur/minyak goreng.
- Biarkan selama 24 jam.
- Tambahkan air dan deterjen dan di aduk.
- Simpan dalam botol paling lama 3 hari.
- Jika ingin dipakai, tambahkan air dengan perbandingan 1:19
Harga bahan sekitar Rp 6000
1 bonggol bawang putih  (Rp 1000)  + Minyak 220 ml (Rp 5000)
C. Mengatasi hama kubis, belalang dan kutu daun
- Haluskan 2 siung bawang putih dan rendam dengan 2 sdm minyak goreng.
- Tambahkan liter air dan 2 sdm detergen
- Saring dan simpan di botol.
- Jika ingin dipakai, tambahkan air dengan perbandingan 1:10
Harga bahan sekitar Rp 9000
1 bonggol bawang putih  (Rp 1000) + Minyak 220 ml (Rp 5000) + 2 sachet detergen (Rp 3000)
D. Mengatasi cendawan
- Haluskan 2 siung bawang putih dan rendam dalam air selama 24 jam.
- Tambahkan 4 cangkir air dan 2 sdm detergen.
- Saring dan simpan dalam botol.
- Jika ingin dipakai, tambahkan air dengan perbandingan 1:9
Harga bahan sekitar Rp 4000
1 bonggol bawang putih (Rp 1000) Â + 2 sachet detergen (Rp 3000)
E. Mengatasi ulat buah tomat, ulat penggerek umbi kentang, wereng padi, nematoda
- Haluskan 2 siung bawang putih dan rendam dengan 2 sdm minyak goreng.
- Tambahkan  1 sdm detergen dan tambahakan 950 ml air.
- Aduk dan simpan dalam botol.
Harga bahan sekitar Rp 7500
1 bonggol bawang putih (Rp 1000) Â + Minyak 220 ml (Rp 5000) + 1 sachet detergen (Rp 1500)
Setelah membuat pestisida bawang putih, maka beginilah cara mengaplikasikannya dengan benar:
- Simpan pada botol semprot.
- Semprotkan pestisida ini hanya seminggu sekali. Kecuali jika musim hujan, semprot 2x semingguÂ
- Sebaiknya jangan semprot terlalu dekat dengan waktu panen, karena dapat menganggu hasil panen. Setelah pembuatan, lebih baik langsung dipakai. Karena pestisida ini tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama karena komposisi kimianya mudah berubah bentuk
Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan dalam pestisida bawang putih. Kelebihannya ialah bahan mudah didapat, harga terjankau dan pembuatannya mudah dilakukan. Sedangkan kekurangan dari pestisida ini ialah tidak bisa disimpan terlalu lama dan tidak sepraktis pestisida sintetis buatan industri yang langsung bisa digunakan untuk menyemprot tanaman. Artinya pestisida nabati memerlukan waktu untuk proses pembuatan dulu.
Daftar Pustaka
Kementan, P. (2019). PESTISIDA NABATI DARI BAWANG PUTIH. kalimantan Timur: cyber extension. Retrieved from http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/90072/PESTISIDA-NABATI-DARI-BAWANG-PUTIH-Allium-sativum/
Nurzaman, M., Mutaqin, A.Z. dan Wulandari, A.P. (2013). PEMANFAATAN BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH UNTUK PESTISIDA. Jawa barat: Universitas Padjajaran. Retrieved from file:///D:/Data/Downloads/8213-13500-1-SM.pdf
Tigauw, S. C. (2015). Efektivitas ekstrak bawang putih dan tembakau. Eugenia, 21(3), 135-141.