Mohon tunggu...
Muhamad Arrafi Aslam
Muhamad Arrafi Aslam Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya untuk saat ini mengamati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Berdakwah dalam Surat Ali Imran Ayat 104 dan Al Nahl Ayat 125

18 November 2023   19:11 Diperbarui: 18 November 2023   19:47 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: freepik.com

Al-mau`izhah al-hasanah yaitu memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat diterima, berkenan di hati, menyentuh perasaan, lurus di pikiran, dan menghindari sikap kasar. Tujuan dari mau'izhah al-hasanah, atau nasihat yang baik, adalah agar orang yang dinasihati dengan rela hati dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh subjek dakwah.

Cara berdakwah atau bertablig yang disenangi, al-mau'izha hasanah mendekatakan sesuatu kepada orang lain tanpa menjerat mereka, memudahkan dan tidak menyulitkan. Singkatnya, ia adalah suatu metode untuk mengesankan sasaran dakwah dengan menggambarkan juru dakwah sebagai teman dekat yang menyayanginya dan berusaha untuk segala hal yang dapat membahagiakannya dan bermanfaat baginya. 

Dengan demikian metode dakwah dalam surat al-nahl ayat 125, selanjutnya merupakan ali-imran ayat 104 yang berbunyi: 

   

Artinya: "Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." 

Dalam ayat ini, Quraish Shihab menjelaskan metode dakwah hendaknya menyampaikan pesan dakwah tidak dengan paksaan sebaliknya, sampaikanlah pesan dakwah dengan persuasif dan diiringi dengan ajakan yang baik. Dengan kata lain, dai harus dapat menyampaikan pesannya serta mempengaruhi sasarannya untuk mengikuti atau melaksanakan kebaikan yang disampaikan dalam dakwah. Jika dakwah disampaikan dengan keras atau memaksakan, sasarannya tidak akan mau mendengarkannya lagi. 

Begitu juga dalam tafsir Muyassar bahwasanya dakwah yang dijalankan dengan lemah lagi kasih sayang, niscaya dia memperoleh cita-citanya yang besar dalam dakwah dan mendapatkan kedudukan terbaik. 

Dosen Pengampu: Dr. Hamidullah Mahmud, M.A.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun