5. Konten Interaktif: Sertakan unsur interaktif seperti video tutorial, simulasi, dan latihan interaktif untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik.
6. Asesmen Pembelajaran: Integrasikan bentuk asesmen seperti kuis dare atau proyek kecil untuk mengukur pemahaman dan kemampuan peserta didik.
7. Fasilitasi Diskusi: Gunakan forum diskusi atau grup pembelajaran untuk memfasilitasi interaksi antara peserta didik dan pembelajar lainnya.
8. Responsif Terhadap Umpan Balik: Memberikan mekanisme untuk umpan balik, baik dari peserta didik maupun pengajar, dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
9. Aksesibilitas: Pastikan bahan terbuka dapat diakses dengan mudah oleh semua peserta didik, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus.
10. Pengembangan Lanjutan: Terus memperbarui dan mengembangkan bahan ajar berdasarkan evaluasi dan perkembangan teknologi atau tren pembelajaran.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pengembangan bahan ajar digital dapat lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di era digital.
Jadi secara keseluruhan, pengembangan bahan ajar di era digital bukan hanya tentang menyediakan materi pembelajaran secara online tetapi juga tentang mengubah paradigma pembelajaran secara menyeluruh. Perlu adanya pendekatan holistik yang melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, dan pengembang kurikulum. Hanya dengan begitu, pendidikan dapat terus menjadi kekuatan yang relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H