Kurikulum Merdeka  memberikan otonomi yang lebih luas kepada sekolah dan pendidik dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini tentunya membawa perubahan besar dalam peran pendidik, yang tidak lagi hanya sebagai penyampai materi pelajaran, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing bagi peserta didik. Pada kurikulum merdeka juga terdapat proyek penguatan profil pelajar pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu dan diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran.
Beberapa peran penting pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka :
1. Memahami Filosofi dan Tujuan Kurikulum MerdekaÂ
Pendidik harus memahami secara mendalam filosofi dan tujuan Kurikulum Merdeka . Filosofi Kurikulum Merdeka berlandaskan pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Tujuan Kurikulum Merdeka  adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik, baik akademis maupun non-akademis, dan mempersiapkan peserta didik menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter Pancasila.
2. Menggali Potensi Peserta didik
Menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidik itu ibarat petani dan peserta didik adalah benih yang berbeda-beda. Tugas Pendidik adalah menumbuh kembangkan benih tersebut agar tumbuh sesuai dengan kodratnya dengan cara merawat, menyirami, menyiangi dan memupuknya. Analogi Ki Hadjar Dewantara mengandung makna yang mendalam mengenai filosofi pendidikan. Dalam pandangannya, setiap Peserta didik memiliki potensi dan bakat unik yang perlu ditumbuhkan dan dikembangkan. Melalui Pembelajaran diferensiasi menekankan pada pemberian layanan dan pembelajaran yang beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar setiap peserta didik.
3. Kolaborasi Antar Mata Pelajaran
Kolaborasi antar mata pelajaran merupakan salah satu strategi penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dengan kolaborasi antar mata pelajaran, guru dapat membantu murid untuk mencapai potensi terbaik mereka dan menjadi pribadi yang holistik dan berkarakter Pancasila.
Berikut adalah beberapa contoh kolaborasi antar mata pelajaran:
Bahasa Indonesia dan Sejarah: Peserta didik dapat mempelajari biografi tokoh sejarah dan menulis cerpen atau puisi tentang tokoh tersebut.