H A R A P
Oleh: Rut Marlita
Kubuka mataku, melihat rupaku, aku terdiam.
Kubuka telingaku, mendengar mereka, aku bungkam
Kulangkahkan kakiku, berjalan mencari tempat mengadu, tak kudapati
Kugenggam tangan ini, berniat melepas kesalku, masih lekat dalamku
Tak kuasa menghadapi gumulan yang silih berganti, aku, aku sendiri menyalahkan diri ini
Mengapa aku tak mampu?
Aku ini siapa? Aku ini kepunyaan siapa?
Adakah di dunia ini satu pribadi yang melirik aku?
Akankah kuperoleh kerinduan itu?
      Harapku, bayang ini tidak mengekorku
      Harapku, semua ini berlalu
Harapku, aku yang adalah kepunyaan dan Yang empunya aku, tetap satu walau dunia tak ingin     Â
      Harapku, aku tidak kalah akan situasi ini
      Harapku, aku dapat memenangkan kondisi
      Dan aku yakin, harapku itu adalah ingin Dia yang empunya aku.
Ya, aku adalah si yang berharap, dan aku adalah anak Yang memberi harapan itu. Dan harapan itu pasti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H