Mohon tunggu...
Lina Hafs
Lina Hafs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hanya seorang wanita sederhana yang senang menulis walau tak ada yang membaca...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keunikan Pulau Kedua Terpadat di Dunia

4 Juli 2023   21:50 Diperbarui: 4 Juli 2023   22:16 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luas Pulau Maringkik kurang lebih 11,6 hektare dengan jumlah Kepala Keluarga kurang lebih 650 Kepala Keluarga. Pulau tersebut termasuk jejaring desa wisata (JADESTA) yang merupakan program dari Kemenparekraf RI guna mendorong sekaligus mempromosikan desa wisata yang ada di seluruh Indonesia. 

Terdapat beberapa destinasi wisata di Pulau kecil padat penduduk tersebut, di antaranya Gili pasir yang berada di depan atau bibir pulau Maringkik. Gili Pasir hanya akan terlihat sore hari atau saat air surut. 

Dari Pulau Maringkik menuju pulau Pasir bisa menyebrang melalui Gili Kere, luasnya sekitar 10 are.  Pasirnya yang putih bersih tanpa karang dan pohon bak lapangan atau daratan di tengah laut menjadikan destinasi satu ini terlihat unik dan membuat penasaran para wisatawan. 

Ada destinasi Pasir panjang dan Bungkak Gili (Punggung Gili). Ketika air surut terdapat jalan pasir putih sejauh 2 km, jalan pasir inilah yang menjadi penghubung antara Pulau Maringkik dengan Gili Bembek yang juga di lalui jaringan PLN.

Doc.Pribadi
Doc.Pribadi

Di Pulau Maringkik terdapat banyak tebing yang menarik perhatian. Di bagian selatan pulau tersebut terdapat tebing karang yang menjorok ke lautan dan berwarna keemasan saat di terpa cahaya matahari. Ada juga tebing yang bolong (batu bolong) merupakan terowongan yang menjadi spot favorit para wisatawan. 

Bahasa yang di gunakan adalah bahasa Bajo, karena sebagian besar penduduknya berasal dari Bajo, dari Ende, Bugis, Sumbawa, Mbojo, Sumba dan Lombok. Semua melebur menjadi satu, dan mereka semua berasal dari nelayan. Tidak terdapat satupun sumber mata air bersih seperti daerah daratan lainnya. Sumber air bersih mereka di alirkan melalu PAM dari daerah desa Keruak seberang pulau tersebut, tentunya dengan menanamkan pipa di dalam laut. 

Namun air dari PAM Desa tidak begitu lancar, sehingga warga banyak yang harus membeli air dengan galon atau tandon sebagai persiapan mereka memasak. Jika hujan turun, warga menampung air menggunakan ember, air tersebut di gunakan untuk mandi, mencuci piring bahkan mencuci pakaian.  

Rumah mereka sebagian masih menggunakan rumah panggung khas nelayan, tetapi banyak juga yang sudah tidak lagi menggunakan rumah panggung namun tetap sederhana. Tidak ada rumah mewah di Pulau tersebut, bahkan justru antara rumah yang satu dengan yang lainnya terkesan menyambung, karena lahan mereka sangat sempit dengan jumlah penduduk yang sangat padat. 

doc. Pribadi
doc. Pribadi

Namun sebagai desa wisata Pulau Maringkik terus berbenah terutama dari aspek produk kain tenun tradisional yang memiliki kualitas dan motif yang khas. Tenun tradisional Pulau Maringkik memiliki banyak motif, di antaranya Bunga Para. Warnanyapun beraneka, dengan jenis benang yang berkualitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun