Sang bapak sudah tidak produktif untuk bekerja, sejak ibunya meninggal bapaknya sering saki-sakitan karena terkejut dan tidak siap atas kepergian istrinya. Kholis mempunyai satu orang adik laki-laki dan satu lagi perempuan.Â
Sedangkan Kholis bisa kuliah karena mendapatkan beasiswa atau bebas biaya kuliah. Segala kebutuhannya selama sekolah dia tanggung sendiri. Dulu saat SMA Kholis sering membantu berjualan di toko bangunan milik tetangganya. Gajinya tak seberapa, namun cukup baginya dengan hidup sangat sederhana. Tetangganya yang memahami keadaan keluarganyapun seringkali memberi upah lebih, sekalian membantu mengurangi beban Kholis.Â
Kisah Ria memiliki orang tua yang sempat bangkrut dari usahanya, ketika bangkrut Ria sedang duduk di bangku SMA, Ria yang juga termasuk siswa berprestasi di sekolahnya (sekolah/kabupaten yang berbeda dengan Kholis) Ria bekerja sebagai guru privat di beberapa tempat, membantu orang tuanya mencari nafkah. Ibu Ria membuka warung kecil-kecilan di teras rumahnya dan bapak Ria membantu istrinya.Â
Orang tua Ria terlilit hutang, dan Ria berusaha membantu sebisanya. Setelah kuliah, Ria semakin banyak job. Sampai dia selesai kuliah dengan waktu yang cepat dan langsung bekerja, mengingat dia harus membantu orangtuanya untuk melunasi hutang.Â
Sebab ketidak mampuan orang tua merekalah, Ria dan Kholis akhirnya sepakat untuk menabung untuk biaya pernikahan mereka. Tidak mudah, kata mereka. Karena seringkali tabungan itu harus di tarik lagi sebagian saat orang tua ada yang sakit, adek membutuhkan biaya sekolah dan kebutuhan mendesak lainnya. Sampai akhirnya di tahun 2022 awal, sebuah undangan saya temukan di meja kerja suami saya, tertulis nama Ria dan Kholis akan menikah.Â
Sungguh saya yang mengetahui kisah mereka merasa senang dan sangat bersyukur, akhirnya perjuangan mereka terwujud. Menikah dengan tabungan mereka berdua, dan sekarang sudah mempunyai bayi mungil bernama Aisyah. Syukurnya jodoh ya, bagaimana kalau Nabung Bareng Pacar ternyata tidak jodoh...Ups
*
@Lina_Hafs
#Lombok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H