Memperkenalkan wisata daerah sendiri bukan suatu hal yang aneh bagi siapapun. Tapi setiap tempat wisata selalu saja menyisakan kesan negatif, pun di daerahku yang masih sangat banyak kekurangannya. Tentunya dalam hal kebersihan sangatlah menjadi perhatian, ketertiban dan kenyamanan pengunjung menjadi sorotan.Â
Terkadang ingin memuji berlebihan, tapi faktanya selalu saja ada celah bagi pengunjung untuk membalik jempol ke arah bawah. Harusnya, Dinas Pariwisata setempat lebih perhatian terhadap lokasi-lokasi wisata di daerah masing-masing, agar pengunjung membawa kesan menarik untuk di bawa pulang, apalagi jika pengunjungnya berasal dari luar daerah atau luar negri.Â
Yap... kali ini saya sedikit mengulas tempat wisata di bawah kaki gunung Rinjani di daerah tempat tinggal saya, Lombok Timur. Bagi teman-teman yang berasal dari luar daerah, bisa menggunakan pesawat atau kapal laut menuju provinsi NTB. Tapi di Lombok tidak ada kereta api yaaa... jadi jangan heran, karena jarak tempuh antara satu kabupaten dengan lainnya tidak terbilang terlalu jauh, sehingga transfortasi gerbong berjalan itu di tiadakan di daerah kami.Â
Sebelum melakukan perjalanan ke Lombok pastikan tidak ada barang yang tertinggal, demi kenyamanan perjalanan agar berjalan lancar pastikan semua persyaratan di kota/daerah asal anda sudah memenuhi syarat.Â
Ada beberapa maskapai  yang menawarkan penerbangan langsung ke lombok Internasional: di antaranya Wings Air, Lion Air, Citilink, Batik Air, Garuda Indonesia, dan mungkin ada yang lain lagi...
Bandara Lombok yang di kenal dengan nama Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) sebelumnya Bandara Internasional Lombok - Praya (BILP) berada di daerah Lombok Tengah tepatnya di Tanak Awu, Pujut - Praya Lombok Tengah, NTB. Sesampai di Bandara, mungkin mau istirahat makan terlebih dahulu, di sekitar bandara terdapat beberapa warung atau rumah makan yang menyajikan makanan khas Lombok. Anda bisa berwisata kuliner sebagai pembuka aktivitas di sini.Â
Bagi anda yang berniat datang untuk berwisata, tentunya sudah menghubungi Travel wisata terpercaya donk. Jangan lupa untuk mengklik destinasi Sembalun, InsyaAllah anda puas menikmati pemandangan alamnya, dan kesegaran udara di lereng gunung Rinjani.Â
Ok..kita fokus pada destinasi Sembalun saja yaa... Anggap sudah nyampek deh di Lotim, dan mulai masuk di kawasan hutan lindung menuju Sembalun. Perjalanan menanjak, turunan, meliuk-liuk seperti ular, masuk hutan, keluar hutan, pemandangan bukit nan indah, jurang yang hmmm... lumayan menegangkan, menjadi bagian sensasi nan asyik mencapai tujuan di atas sana.Â
Kalau beberapa tahun lalu, jalanan menuju desa Sembalun banyak yang rusak, sempit dan sering terjadi kecelakaan, untuk sekarang ini semuanya menjadi lebih mudah. Fasilitas dan akomodasi menuju tempat wisata alam tersebut kian lengkap, jalannyapun mulus tidak lagi berlubang-lubang.Â
Banyaknya hotel-hotel baru mempermudah anda untuk menemukan tempat istirahat yang nyaman, mulai dari harga dua ratusan ribu sudah tersedia. Bahkan banyak pendaki-pendaki dari luar daerah yang malah hanya bermalam di rumah penduduk, yaaa...namanya anak muda, mereka lebih menyukai sensasi yang lebih menggila daripada orang dewasa yang lebih memilih kenyamanan, ketenangan, dan istirahat berkualitas.Â
Ada banyak hal yang bisa anda lakukan di desa Sembalun, menikmati panorama keindahan alamnya itu sudah pasti. Tapi bagi anda yang senang berolahraga sepeda, bisa juga tuch mencoba sepedahan di sana. Tanjakannya banyak, jalannya berlika liku. Asyik lah buat obat lutut. atau ingin sekedar lari-lari kecil mengelilingi halaman hotel sambil menghirup udara segar.Â
Di daerah ini terdapat banyak ladang atau kebun. Jadi jangan heran kalau sepanjang jalan kenagan di Sembalun, anda melihat banyak sekali pedagang sayuran dan buah khas desa tersebut, seperti strowberi, wortel, kentang, bawang merah dan putih, kol dan sebangsanya, selada dan kawan-kawannya, bahkan kacang buncis dan kedelai jumbo.Â
Anda juga bisa memetik strowberi sendiri loh, dengan tarif masuk yang sudah di tentukan anda bisa memetik strowberi sepuasnya, bayarnya nanti saat strowberi yang anda petik di timbang, bukan gratis yach...Â
Eit... di Sembalun terdapat banyak bukit-bukit yang bisa di daki loh, dan rata-rata ramai pegunjungnya, terutama anak muda donk. Tetapi tidak hanya anak muda yang senang mendaki gunung, saya sendiri masih senang mendaki. Ada sensasi tersendiri saat sampai di puncak bukit, walau lelah, tapi akan terbayar dengan keindahan yang menakjubkan.Â
Belakangan yang paling sering di kunjungi adalah bukit anak dara, bukit pergasingan, bukit nanggi, bukit tanak abang, bukit lembah gedong, bukit kondo, bukit Dandaun, dan beberapa bukit lainnya.Â
Anda suka camping..? Di Sembalun merupakan area camping ground yang asyix. Jika tidak membawa tenda sendiri, terdapat penyewaan tenda loh tentunya dengan harga yang terjangkau.Â
Tetapi mungkin alangkah baiknya menyiapkan sendiri bekal untuk makan dan minum. Malam hari, anda bisa membuat api unggun, sambil main gitar, seruput kopi hitam Sembalun menikmati hawa dingin Sembalun. Oiya... jangan lupa bawa jaket, kupluk, kaos kaki dan bila perlu kaos tangan ya, di sana dingin...serius, dingin banget.
Jikapun anda hanya sekedar berkunjung alias tidak menginap, anda tetap bisa menikmati Sembalun dengan sekedar berphoto ria. Di sana terdapat banyak sekali spot photo yang kerren dan menakjubkan.Â
Ada pula wahana-wahana yang menantang, cocok untuk menguji nyali, atau mungkin ingin sekedar menikmati kopi dan beberapa cemilan ringan semisal singkong goreng, pisang goreng, tahu isi, kentang goreng dan lainnya tapi lokasinya di cafe pinggir kebun. Yang pasti mau hadap timur, hadap barat, selatan dan utara semua bagian sisi itu menakjubkan. Rumah makan dan minimarket juga ada kok, jadi anda tidak perlu khawatir.
Beberapa hari yang lalu saya juga berkunjung ke desa Sembalun. Tetapi kunjungan saya kemarin, membuat saya antara kagum atau mengelus dada, karena sensasi pendakian menuju Rinjani menjadi berkurang.Â
Bagaimana tidak, jalan yang dulu saya tempuh berkilo-kilo bahkan memakan waktu setengah hari untuk mencapai pos 2 pendakian Rinjani, sekarang bisa di tempuh menggunakan motor.Â
Mulai banyak patokan bangunan tanah bertanda akan segera di bangun sesuatu di sana, saya melihat ada beberapa hotel yang sedang dalam masa pembangunan, bahkan sudah ada yang mulai beroprasi.Â
Sebagai mantan pendaki...ceilee, saya sih ada rasa kurang sreg, entahlah... mungkin karena pendakiitu harusnya ya emang harus berjuang, jalan dengan membawa tekad, berkeringat, haus, lelah, bangkit lagi... begitu seterusnya sampai tiba pada tujuan. Tapi jika sampai pos 1 bisa menggunakan mobil, dan menuju pos 2 bisa menggunakan motor, yang pasti sensasi pendakiannya nggak nemu zaman aku dech. Sayang sekali...Â
Oiya... di desa Sembalun terdapat rumah adat yang di sebut dengan bale belek, ada tujuh bale belek yang berjejer di bawah bukit Selong. Tujuh rumah itu merupakan tempat tinggal tujuh kepala keluarga.Â
Tujuh rumah adat bersejarah itu unik, atapnya terbuat dari jerami atau daun ilalang, dengan dinding terbuat dari anyaman bambu. Lantainya dari tanah yang di tinggikan dan di lapisi dengan kotoran sapi. Pintunya sangat pendek, sehingga harus jongkok ketika keluar dan masuk rumah setelah menaiki tujuh anak tangga, dan semua rumah menghadap ke arah utara.Â
Di antaranya terdapat dua lumbung sebagai tempat penyimpanan padi atau bahan makanan untuk ketujuh kepala keluarga tersebut. Rumah belek yang meninggalkan nilai sejarah tersebut, kini mulai rusak.
Awalnya sejak peristiwa gempa berkekuatan 7,0 SR tiga rumah ambruk/rusak dan sampai sekarang saat saya memposting tulisan ini, bale belek belum juga di renovasi. Padahal harusnya Dinas Pariwisata memperhatikan hal tersebut karena mempunyai nilai sejarah.
Bagaimanapun ke tujuh bale belek itu merupakan rumah pertama yang berdiri di atas desa Sembalun, kaki gunung Rinjani. Harapan saya, ke depan Dinas terkait mendapatkan solusi untuk membangun kembali atau merenovasi bale belek agar kiranya menjadi kenangan terindah bagi warga Sembalun sendiri. Yaaa... walaupun keasliannya sudah tidak lagi seratus persen, setidaknya masih ada.Â
Salam Travelling
*
@Lina_Hafs
#Lombok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H