Mohon tunggu...
Lina Hafs
Lina Hafs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hanya seorang wanita sederhana yang senang menulis walau tak ada yang membaca...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nostalgia bersama Bapak

7 Mei 2023   00:45 Diperbarui: 7 Mei 2023   00:46 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi di setiap hari libur, bapak selalu menyempatkan waktunya bersamaku. Beliau sering mengajak aku mengunjungi keluarga, atau kerabat beliau. Dan hikmahnya sangat terasa setelah aku besar. Beliau juga mengajak aku berkebun, dan bersih-bersih. Bapakku orangnya sangat pembersih, ia akan cepat marah jika melihat rumah kotor, atau hal sepele saja misal piring kotor. 

Bapak sering membersamai aku bermain, bahkan beliau mengajari aku permainan anak laki-laki. Karena abangku persis dan adikku persisi laki-laki, aku sering kalah main kelereng. Dan akhirnya bapakku mengajari aku tekhnik main kelereng yang benar untuk melumpuhkan dua lelaki yang mengapitku. abangku juga pernah meninggalkan aku pergi bermain layang-layang, aku menagis karena di tinggal. Kemudian bapak membuatkan layang-layang untukku dan mengajak aku bermain. Tapi tetep aja kalau pas jam ngaji, bapakku berubah jadi Singa, galak banget. 

PNG
PNG

Zaman dulu bapakku sering bawa oleh-oleh  sepulang dari kantor atau dari hajatan. Pulangnya di bawakan nasi bungkus, padahal itu bekal buat beliau makan siang di kantor. Atau di bawakan kue kotak trus kami anak-anaknya rebutan ngambil kuenya. Serru, kadang satu kue aku bagi dengan abangku, dan bapakku yang galak itu hanya tersenyum melihat kami menikmati yang seharusnya beliau nikmati. Bapakku ternyata baik, baiiik banget. Ntar kalau udah sore, baru dech sangar. 

Pas remaja, aku udah SMP. Untuk pertama kalinya Pemerintah membolehkan anak wanita menggunakan jilbab. Waktu itu aku kls 3 SMP. Spontan saja bapak memerintahkan aku untuk berseragam panjang, berjilbab. Padahal aku aslinya tomboy, pakai celana pendek, topi cowok, sekolah pakai rok pendek banget dengan shorts di dalamnya. Senang main basket, volly, lompat tinggi, lari dan bela diri. Di suruh pakai jilbab itu, Duch Tuhaaaan... rasanya gerakku mulai di intimidasi oleh bapakku sendiri... (wuih pakai istilah apa aku ini hahaha). Tapi ternyata, jilbab itu bukan penghalang gerakkan dan kebebasan beraktifitas, semua kesenanganku masih bisa ku jalani dengan normal. Dan di antara semua murid hanya tiga saja murid berjilbab waktu itu, dan itu tentunya genk aku donk. Setelah dewasa, aku sangat paham kenapa bapakku mengajarkan aku menutup aurat, SubhanAllah bapakku galak tapi hebat. 

SMA mulai rada-rada nyeleneh... duch berjuta rasanya, seru-serunya ngerasain dag dig der...eh sayapnya patah sebelum terbang, bapakku galak sih, ngerti aja gelagat cowok yang PDKT ama anak gadisnya, langsung pasang wajah sangar. Mana ada yang berani ngapel... Ya sudahlah, ngumpet-ngumpet aja nggak pakai ngapel hahaha...
Udah ah, itu aja dulu. 

Bapakku, kesayanganku, Cinta luar biasa. 

Tenang di sana pak, anak bapak baik-baik saja. 

#Rindu

#mewek

#huuuuu_mengsedihkan 

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun