Saya pencinta tanaman, terutama bunga. Salah satu hoby saya adalah berkebun. Bahkan saya bisa menikmati saat-saat mencabut rumput-rumput nakal di sekitar tanaman. Bicara bunga, di rumah saya memiliki beberapa koleksi bunga. Tapi di antara sekian bunga yang saya rawat, saya paling suka dengan anggrek.Â
Merawat anggrek gampang-gampang susah. Banyak hal yang harus di perhatikan. Perawatannya tidak segampang bunga mawar, keladi, aglonema atau jenis bunga lainnya.Â
Media tanamnyapun tidak sama, Dalam urusan media tanam ini bisa menggunakan beberapa jenis media, tergantung lagi jenis anggrek yang di tanam. Kemudian kita harus memperhatikan intensitas cahaya, Penyiramannya, kelembabpannya, pemberian pupuk, angin, dan pengendalian hama.Â
Ada banyak jenis anggrek di Indonesia, tetapi saya hanya memiliki sedikit sekali di antaranya. Beberapa koleksi saya, ada yang berhasil dan tentu ada yang gagal. Salah satu jenis anggrek yang saya sukai adalah anggrek bulan. Beberapa anggrek bulan akan mengalami stress berat di saat musim kemarau, apalagi jika berada di wilayah yang dekat dengan pantai.Â
Anggrek bulan merupakan puspa pesona yang merupakan salah satu bunga Nasional. Nama ilmiahnya Phalaenopsis Amabilis, bentuk dan warnanya beraneka sangat banyak ragamnya. Saya memiliki beberapa koleksi warna dan jenisnya. Anggrek bulan inipun memiliki jenis yang beraneka. Di anataranya adalah anggrek bulan bangkok, taiwan, bulan lokal, bulan black jack, novelty, premium, bulan putih, merah, kuning, ungu, sulawesi, kalimantan, borneo, daun lurik, dan varigata.Â
Jenis daunnyapun berbeda, ada yang panjang dan ada yang bulat. Ada juga daun yang kecil dan ada daun yang besar. Umumnya daun anggrek berwarna hijau, tetapi sebagian ada juga yang berbintik kemerahan. Anggrek bulan bisa berbunga 2 sampai 3 kali dalam setahun, usia bunganya juga terbilang lama tergantung jenis anggrek itu sendiri. Anggrek bulan pada umumnya bisa bertahan sampai 2 atau 3 bulan.
Penyebab anggrek bulan stress ada beberapa hal, di antaranya kelembabpan yang tidak terkontrol. Anggrek tidak suka dengan media yang terlalu basah dan juga tidak suka yang kering. Seperti pengalaman saya, saat berpergian ke luar kota tidak ada yang merawat anggrek-anggrek saya, alhasil.. banyak yang mengalami stress bahkan mati.Â
Beberapa plan saya selamatkan ke kebun, saya tempel pada batang pohon mangga dan Alhamdulillah kembali subur bahkan berbunga cantik. Karena pada dasarnya anggrek berasal dari hutan dan hidupnya dengan menempel di batang pohon.Â
Jadi, jika anda mempunyai tanaman anggrek bulan yang hampir mati, saya sarankan jangan putus asa dengan langsung membuangnya ke tempat sampah. Coba tempel pada pohon apa saja, dengan posisi daun bunga tidak boleh ke atas agar air tidak masuk ke celah-celah daun, karena hal itu bisa menyebabkan kematian pada tanaman anggrek bulan.Â
Berbeda dengan anggrek dendro dan lainnya. Pastikan anggrek yang anda tempel memiliki akar yang masih hidup walau sangat sedikit, karena anggrek bulan tidak bisa hidup jika tidak ada akar. Berbeda dengan anggrek dendrobium, sekalipun hanya tinggal batangnya saja, dia masih bisa tumbuh dan berbunga.Â
Pembaca Kompasiana, adakah yang mempunyai hoby yang sama dengan saya..?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H