"Kenapa kamu nanya-nanya, terserah aku mau di mana"
Dahlia mendengar suara seorang wanita muda tertawa ketika Rudi marah-marah,
"Owh kamu sedang bersama perempuan itu ya mas, ya sudah nggak apa-apa, tapi aku mau pulang ke kampung"
"Enak saja kamu ngomong, kamu tidak boleh ke mana-mana. Selangkah kamu keluar dari rumah, berarti jatuh talak"
Dahlia justru senang mendengar kata-kata itu, karena memang itu yang dia inginkan...
Rudi mematikan ponselnya setelah selesai mengancam Dahlia, tapi Dahlia justru bergegas bersiap-siap untuk pergi dari rumah. Diapun mencongkel pintu. Bukankah sebelumnya dia sudah berhasil mencongkel lemari, kini dia mencoba membuka pintu dengan peralatan yang sama.Â
"Ah, sulit sekali, bagaimana ini"Â
Dahlia bingung karena kesulitan membuka paksa pintu rumahnya.Â
Tiba-tiba Rudi datang dan kembali mengamuk..
"Apa-apaan kamu, kamu mau coba-coba kabur"Â
Rudi berteriak sambil menghempaskan tubuh Dahlia ke lantai, Rama yang saat itu sedang tertidur mendengar suara teriakan ayahnya. Penganiayaanpun terulang, Dahlia hanya bisa menahan tangis tak mampu melawan. Di belakang Rudi, berdiri seoarng wanita muda berambut pirang, dengan dandanan yang sangat anggun di penuhi asesoris wanita yang terlihat mewah. Cantik memang tapi rupanya wanita itu miskin karena tidak mampu membeli pakaian yang menutupi auratnya, bagian atas kurang bahan, bagian bawahpun kurang benang.Â